Sabtu, 4 Oktober 2025

Piala AFF 2010

Eko Bunuh Orang karena Jengkel Timnas Kalah

Kejengkelan Eko Sucahyo (26), warga Desa Tegalagung, Kecamatan Semanding, Tuban, usai menyaksikan kekalahan Timnas Indonesia berujung pembunuhan.

zoom-inlihat foto Eko Bunuh Orang karena Jengkel Timnas Kalah
TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Pendukung Timnas Indonesia terdiam saat pemain Malaysia merayakan kemenangan timnya dalam Final leg pertama di Stadion Nasional Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu (26/12/2010). Dalam pertandingan tersebut Indonesia menyerah 0-3 pada tuan rumah Malaysia.
TRIBUNNEWS.COM, TUBAN - Kejengkelan Eko Sucahyo (26), warga Desa Tegalagung, Kecamatan Semanding, Tuban, usai menyaksikan kekalahan Timnas Indonesia berujung pembunuhan. Ia nekat membunuh orang yang mengganggu dirinya ketika menonton laga final pertama Piala AFF 2010 antara Malaysia vs Indonesia, Minggu (26/12/2010) malam.

Korban pembunuhan bernama Budiarto, warga Jl Mojopahit, Kelurahan Sidorejo, Kecamatan Kota, Tuban. Awalnya, Budiarto yang dalam keadaan mabuk berat akibat pengaruh minuman keras mendatangi rental PlayStation (PS) di Pasar Klampok, Desa Tegalagung yang dijaga oleh Eko. Ketika itu, rental PS sengaja tidak dioperasikan lantaran Eko dan beberapa temannya sedang asyik menyaksikan pertandingan sepak bola melalui televisi antara Indonesia melawan Malaysia.

Sambil marah-marah, Budiarto meminta Eko membukakan PS lantaran bapak satu anak tersebut ingin bermain. Namun, Eko enggan melayaninya dengan alasan rental PS baru akan dibuka setelah pertandingan sepak bola yang disiarkan secara langsung tersebut selesai. Akibatnya, terjadi cekcok mulut antara mereka.

Berawal dari perselisihan tersebut, Budiarto kemudian memukuli Eko sampai babak belur. Bahkan, kepala Eko sampai mengalami beberapa luka dan berdarah akibat dipukul dengan kunci sepeda motor oleh Budiarto.

“Untungnya, penganiayaan itu berhasil dihentikan oleh beberapa warga yang sedang berada di sekitar lokasi. Selanjutnya, Budiarto pulang ke rumahnya dan Eko kembali melanjutkan acara nonton bola,” kata Fajar, salah satu pemuda di lokasi kejadian.

Selang beberapa saat, setelah laga sepak bola dengan kekalahan Indonesia 0-3 selesai, Budiarto kembali ke rental PS di pasar yang terletak di sebelah selatan Rumah Sakit Medika Mulia, Tuban tersebut. Tanpa ba bi bu, Budiarto menghampiri Eko dengan maksud untuk melanjutkan perselisihan di antara mereka.

Eko sendiri sudah tidak mampu menahan kejengkelan terhadap Budiarto yang sebelumnya telah mengganggu nonton bola dan menganiaya dirinya hingga berdarah. Sejumlah warga yang dimintai keterangan Surya mengatakan, kejengkelan Eko memuncak terutama setelah menyaksikan hasil akhir Timnas kalah telak 0-3 atas Malaysia. Kemarahan Eko sampai ke ubun-ubun. Tiba-tiba, penjaga PS ini mengambil sebuah golok tua yang penuh karat kemudian menusukkan ke perut Budiarto.

Budiarto langsung kelimpungan dengan kondisi perut berlumuran darah. Ia berusaha lari ke jalan untuk menyelamatkan diri, tapi Eko yang sedang kalap terus memburu. Hanya beberapa meter, korban tertangkap dan dibacok punggungnya hingga tewas bersimbah darah di jalan. Melihat korbannya tewas, Eko kemudian menyeret mayat korban ke bawah pohon yang berada di pinggir sawah sebelah barat pasar, lantas ditinggalkan begitu saja.

“Mendengar ada ramai-ramai, saya baru keluar rumah. Dan ternyata ada pembunuhan yang korbannya digeletakkan di bawah pohon itu,” ujar Lina (40), salah seorang warga yang tinggal di sekitar lokasi. Warga pun berusaha menolong korban dan melaporkan kejadian itu ke pihak kepolisian.

Tak sampai lama, sejumlah petugas kepolisian tiba di lokasi kejadian. Selain mengamankan pelaku, petugas juga langsung melarikan jenazah korban ke kamar mayat RSUD dr R Koesma Tuban. “Pelaku tidak sampai kabur. Ketika petugas datang, ia berhasil diamankan. Sedangkan korbannya kita larikan ke kamar jenazah untuk menjalani autopsi,” terang Kapolres Tuban, AKBP Nyoman Lastika.

Malam itu juga, polisi langsung melakukan olah TKP (tempat kejadian perkara) dan memeriksa enam orang saksi yang sedang berada di lokasi. Hasilnya diketahui bahwa tersangka terlebih dulu dianiaya oleh korban yang memaksa bermain PS, sementara tersangka masih asyik menonton sepak bola. Hasil olah TKP juga membuktikan, tak lama setelah laga Malaysia vs Indonesia bubar, terjadi pertikaian lagi hingga tersangka nekat membunuh korban dengan menancapkan golok dua kali ke tubuh korban. Hari Senin (27/12) pagi, polisi kembali melakukan olah TKP kedua. Dan hasilnya, menguatkan hasil olah TKP pertama.

“Tersangka masih dalam pemeriksaan petugas, ia kita jerat dengan Pasal 351 ayat 3 KUHP tentang penganiayaan yang mengakibatkan orang lain meninggal dunia dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara. Sedangkan dari hasil pemeriksaan di jenazah korban, petugas menemukan dua luka tusuk di bagian lambung dan punggungnya hingga mengakibatkan ia tewas,” imbuh Kapolres Nyoman.

Dalam perkara ini, polisi mengamankan barang bukti berupa golok yang digunakan pelaku untuk membunuh korbannya, sebuah kunci motor bergandul gambar kuda laut yang digunakan korban menganiaya tersangka, dan pakaian korban yang berlumuran darah. “Beberapa saksi juga masih terus kita periksa untuk mengungkap perkara ini,” sambung Kapolres.

Kabar lain menyebutkan, kemarahan Budiarto masih meletup lalu kembali mendatangi Eko, lantaran dirinya kalah taruhan dalam laga final Malaysia melawan Indonesia. Sayangnya, beberapa warga yang dimintai keterangan oleh Surya mengaku tidak berani memastikan lantaran tidak tahu pasti Budiarto kalah taruhan dengan siapa.

Menanggapi dugaan kalah taruhan ini, Kapolres menegaskan bahwa latar belakang hingga terjadinya pembunuhan tersebut tidak memengaruhi penyidikan. “Itu mungkin saja benar, tapi tidak ada kaitannya dengan penyidikan perkara ini. Yang jelas, penyebab yang mengakibatkan korban tewas adalah tusukan kedua yang dilakukan oleh pelaku ketika korban berusaha melarikan diri,” tegas Kapolres.

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved