Kamis, 2 Oktober 2025

Merapi Meletus

Saya Pilih Bergerak Sendiri Saja

Amukan dahsyat gunung Merapi sejak 26 Oktober 2010 hingga hari-hari ini masih menyisakan seribu satu kisah

Editor: Tjatur Wisanggeni
zoom-inlihat foto Saya Pilih Bergerak Sendiri Saja
TRIBUNNEWS.COM/IMAN SURYANTO
Dusun Gadingan di Kecamatan Cangkringan, Sleman hancur lebur. Seluruh rumah penduduk luluh lantak ditelan wedus gembel. Material Merapi pun kini menimbun kampung yang dulunya hijau.

"Pertama, teman-temannya yang ada di bawah merasa sayang dengannya, sehingga merusak saluran radio supaya saya turun. Kedua, karena tidak semua relawan yang memegang radio mengerti penggunaan radio tersebut, sehingga kadang terpencet dan akhirnya masuk jaringan," ungkapnya.

Faktor ketiga, orang iseng yang sebenarnya juga orang dalam komunitas. "Namun karena tidak diikutkan dalam kegiatan Merapi, mereka sakit hati dan mencoba merusak frekuensi," imbuh Mbah Tono. Sebagai anchor, atau jangkar yang diandalkan ketika terjadi momen-momen genting, Mbah Tono memiliki akses tol untuk mengamankan keadaan.  

"Selain jalur khusus, saya juga kadang meminta tolong kepada Mas Listo, untuk membersihkan frekuensi pada saat-saat tertentu yang dirasa terlalu padat sehingga mengganggu komunikasi," katanya. "Ia bertugas sebagai keamanan jaringan," lanjut Mbah Tono.

Untuk mendukung pergerakannya, Mbah Tono memodifikasi peralatan komunikasinya sehingga bisa dipasang di kendaraannya. Antena berkekuatan cukup besar terpasang di ekor sepeda motor birunya.

Sumber tenaga radionya menggunakan aki, jadi bisa tahan lebih lama dan kuat dibanding baterai. Ia tak menutup mata, sepeda motor bebeknya itu telah membantu perjuangannya. Ia dan teman- teman dekatnya pun kerap menjuluki motor itu "si belalang tempur". (*)[removed]var geo_Partner = 'c4d7df52-5b34-4483-9180-d547a4bba986'; var geo_isCG = true;[removed][removed][removed]

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved