Kamis, 2 Oktober 2025

Singgung Rumah Flat Menteng Jakarta, Wamenkop Dorong Komunitas Bangun Perumahan Berbasis Koperasi

Perumahan berbasis koperasi merupakan terobosan baru yang bisa mempercepat rencana dan target pemerintah dalam pembangun perumahan bagi masyarakat.

Istimewa
KOPERASI PERUMAHAN - Wakil Menteri Koperasi Ferry Juliantono (kanan) dan Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Fahri Hamzah (kiri) saat menghadiri Festival Pamer Kampung Kota dan peresmian Model Koperasi Perumahan di Yogyakarta, Minggu (13/7/2025). Ia menyebut rumah flat di Menteng, Jakarta Pusat, bisa menjadi inspirasi hunian karena dibangun atas inisiatif warga yang berbasis koperasi. 

Dalam hal itu, Ferry menjelaskan, koperasi bertindak sebagai pemegang sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) atas bangunannya.

"Sementara biaya pembangunan disepakati secara transparan dan kolektif oleh para anggota koperasi menggunakan mekanisme simpanan wajib," ucap Ferry.

Bahkan, ia juga sempat menyinggung terkait regulasi atau payung hukumnya.

"Akan kita review dan kita koperasikan. Kita akan sinergi dan kolaborasi dengan Kementerian Perumahan," ungkap Wamenkop.

Rumah Flat di Menteng Jakpus

Sebagai informasi, beberapa waktu belakangan media sosial dihebohkan dengan viralnya flat house (rumah flat) di Menteng, Jakarta Pusat.

Bukan tanpa sebab, setiap unit di dalam rumah flat empat lantai ini dibangun dengan harga kurang dari Rp 1 miliar. Padahal lokasinya di Menteng yang merupakan kawasan elite Jakarta.

Dengan empat lantai, desain rumah flat di Menteng sekilas mirip dengan apartemen. Lantas, apa itu rumah flat?

Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Real Estat Indonesia (Waketum DPP REI) Bambang Ekajaya mengungkapkan, rumah flat semacam dengan rumah deret bertingkat yang dibangun hanya empat lantai.

Sehingga, hak kepemilikannya pun disebut Bambang sebagai strata title (satuan rumah susun) atau unit dalam suatu bangunan bertingkat.

"Dijual per unit seperti apartemen dan (tingginya) sampai dengan empat lantai, (tapi) tidak membutuhkan lift. Jadi, ya betul flat (hunian vertikal) yang low-rise dengan fasilitas minim, tapi di tengah kota," ucap Bambang kepada Kompas.com, Rabu (9/7/2025), dikutip dari Kompas.com.

Menurut Bambang, konsep ini sebetulnya sudah lama diterapkan di wilayah-wilayah dengan harga tanah yang sudah mahal.

Sehingga, dilakukan optimalisasi Koefisien Dasar Bangunan (KDB) maupun Koefisien Lantai Bangunan (KLB).

"Contohnya, di Alam Sutera, BSD City, dan lain-lain juga sudah dibangun konsep seperti itu," kata dia.

Memang, konsep rumah flat ini lebih banyak dan cocok diterapkan di Jabodetabek yang memang tanahnya sudah mahal.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved