Minggu, 5 Oktober 2025

Hunian Warisan Bangsa, Upaya Mewujudkan Rumah Layak dan Terjangkau

Proyek Hunian Warisan Bangsa (HWB) sebagai salah satu inisiatif yang menjawab kebutuhan tersebut dengan menawarkan hunian subsidi.

Endrapta Pramudhiaz/Tribunnews.com
DESAIN RUMAH SUBSIDI - Tampilan desain rumah subsidi di perkotaan yang dibuat oleh perusahaan properti Lippo Group. Ini adalah tipe 1 Kamar Tidur dengan Luas Tanah 25 meter persegi (2,6 x 9,6 meter) dan Luas Bangunan 14 meter persegi. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  - Kebutuhan akan hunian layak dan terjangkau terus menjadi tantangan utama di tengah pertumbuhan penduduk dan urbanisasi yang cepat.

Proyek Hunian Warisan Bangsa (HWB) hadir sebagai salah satu inisiatif yang menjawab kebutuhan tersebut dengan menawarkan hunian subsidi yang tidak hanya terjangkau, tetapi juga layak huni dan manusiawi.

CEO Lippo Group, James Riady, mengatakan proyek ini menyasar keluarga berpenghasilan rendah yang selama ini kesulitan mengakses rumah permanen dengan fasilitas dasar.

Baca juga: Cicilan Rumah Subsidi 18 Meter di Perkotaan Rp600 Ribu, Pemerintah: Tak Cocok untuk Pasutri 2 Anak

"Dengan dua tipe hunian, satu dan dua kamar tidur, WB didesain untuk memberikan kenyamanan dasar bagi keluarga kecil tanpa membebani secara finansial," ujarnya saat  peninjauan mockup rumah minimalis di perkotaan di Lippo Mall Nusantara, Selasa (17/6/2025).

Menjawab Kesenjangan Perumahan

Data menunjukkan, lebih dari 12 juta keluarga di Indonesia masih hidup di hunian tidak layak.

Mereka tinggal di rumah semipermanen, rumah sewa berukuran sempit, atau bahkan gubuk darurat yang tidak memenuhi standar keamanan dan sanitasi.

“Perumahan terjangkau bukanlah hak istimewa, melainkan kebutuhan dasar manusia,” ujar Dr. Ir. Jonathan Parapak, Rektor Universitas Pelita Harapan.

Ia menambahkan, rumah layak bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga fondasi untuk kehidupan yang lebih baik.

Perumahan yang layak dan terjangkau memungkinkan keluarga hidup lebih stabil, sehat, dan produktif. Selain itu, rumah juga menjadi ruang tumbuh kembang anak, tempat belajar, dan membangun relasi keluarga.

Dampak Ekonomi dan Sosial

Pembangunan perumahan seperti HWB tidak hanya bermanfaat bagi penghuni, tetapi juga berdampak langsung pada perekonomian lokal.

Aktivitas konstruksi menciptakan lapangan kerja bagi tukang, pekerja bangunan, dan pemasok bahan bangunan.

Di sisi lain, kepemilikan rumah juga memberikan rasa aman dan kepastian ekonomi bagi keluarga. Mereka tidak lagi terbebani biaya sewa, sehingga dapat mengalokasikan penghasilan untuk pendidikan, kesehatan, atau tabungan jangka panjang.

Mendorong Kota Tumbuh Lebih Tertata

Dengan penyediaan hunian terencana, proyek ini turut menekan pertumbuhan kawasan kumuh yang selama ini muncul akibat ketimpangan akses terhadap perumahan.

Rumah yang dirancang dengan baik dan terhubung dengan infrastruktur dasar mendukung pembangunan kota yang lebih tertata, berkelanjutan, dan inklusif.

Keterlibatan pemerintah tetap menjadi kunci utama. Dukungan kebijakan, insentif, dan subsidi yang tepat dapat mendorong partisipasi swasta dan memperluas cakupan program perumahan rakyat.

Empat Prinsip Dasar Hunian Layak

Meski standar hunian bervariasi antar negara, sejumlah prinsip dasar tetap berlaku dalam penyediaan rumah layak dan terjangkau, yaitu keamanan bangunan dan perlindungan dari cuaca ekstrem, privasi untuk setiap keluarga, akses terhadap air bersih, listrik, dan sanitasi, serta ruang memadai untuk beraktivitas harian seperti tidur, memasak, dan belajar.

Proyek HWB menunjukkan bahwa hunian dengan prinsip-prinsip tersebut bisa diwujudkan secara nyata dan terjangkau.

Rumah tidak lagi menjadi impian yang jauh, tetapi kenyataan yang dapat diraih oleh keluarga Indonesia dari berbagai latar belakang ekonomi.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved