Senin, 29 September 2025

Disebut Omon-omon, Maruarar Bilang Siap Dicopot dari Menteri Jika Gagal Capai Target 3 Juta Rumah

Pernyataan Maruarar ini merupakan respons atas kritik anggota Komisi V DPR yang menyebut program 3 juta rumah terkesan hanya janji kosong alias "omon-

Penulis: Chaerul Umam
pkp.go.id
TIGA JUTA RUMAH - Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait menyampaikan peta jalan menuju pembangunan dan renovasi 3 juta rumah dalam rapat kerja dengna Komisi V DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (19/5/2025). Pemaparan Maruarar mendapat kritik dari anggota Komisi V DPR RI Fraksi PKS, Yanuar Arif Wibowo, dan menilai sebagai "omon-omon". 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTAMenteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait menyatakan kesiapannya dicopot dari jabatan atau di-reshuffle jika target program pembangunan 3 juta rumah tidak tercapai.

Sikap itu ia sampaikan dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR RI pada Senin, 19 Mei 2025, sebagai bentuk tanggung jawab terhadap mandat yang diberikan Presiden Prabowo Subianto.

“Saya sudah kerahkan semua jurus untuk mencapai target itu. Nanti kalau tidak tercapai, saya siap perintah Presiden Prabowo sebagai pimpinan saya. Saya mau di-reshuffle itu juga hak beliau, dan apapun saya terima,” tegas Maruarar di Gedung DPR RI, Senayan.

Pernyataan Maruarar ini merupakan respons atas kritik anggota Komisi V DPR yang menyebut program 3 juta rumah terkesan hanya janji kosong alias "omon-omon".

Salah satu kritik datang dari Fraksi PKS, Yanuar Arif Wibowo, yang menilai program tersebut tidak memiliki kejelasan anggaran dan implementasi.

Angin Surga 3 Juta Rumah Didukung Sederet Konglomerasi

Dalam rapat itu, Maruarar mulanya memaparkan progres pembangunan program 3 juta rumah.

Ia memaparkan sejumlah konglomerasi di Indonesia yang siap mendukung program tiga juta rumah.

Mereka disebut akan membantu baik di pembangunan hunian melalui corporate social responsibility (CSR) dan renovasi rumah tak layak huni (RTLH).

“Ini kita bagi tiga, Pak. Yang sudah selesai, yang masih dilaksanakan, artinya berproses tapi sudah mulai dibangun. Yang masih rencana atau yang sudah disampaikan oleh pihak yang mau memberi, ini istilahnya rencana atau itikad baik mereka seperti itu,” kata Ara, sapaan akrabnya.

Baca juga: Maruarar Ungkap Rencana Alih Fungsi Lapas Jadi Perumahan ke DPR, Komersial atau untuk Rakyat?

Dalam paparannya, Ara mengatakan pembangunan hunian baru yang telah rampung adalah rumah apung di Muara Angke, Jakarta Utara yang dibiayai oleh PT Harum Energy Tbk (HRUM) sebanyak 30 unit. 

Kemudian, dikatakan Ara, ada tiga perusahaan yang telah berproses membangun hunian mulai dari Adaro Group sebanyak 500 unit rumah tapak di Kalimantan Selatan, PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) sebanyak 500 unit di Kalimantan Timur, dan Agung Sedayu Group sebanyak 250 unit di Banten.

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, dikatakan Ara, juga turut andil dengan merenovasi 500 RTLH di Jawa Barat, Banten, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Bangka Belitung (Babel). 

Selanjutnya, Yayasan Buddha Tzu Chi juga tengah renovasi RTLH sebanyak 1.000 unit di Jakarta dan Bandung.

Adapun rencana pembangunan baru seperti rumah panggung di Subang, Jawa Barat sebanyak 35 unit yang akan digarap oleh Harum Energy, PT Astra International Tbk (ASII) sebanyak 250 unit, serta Agung Sedayu Group dan Salim Group sebanyak 500 unit di Pulau Sebuku, Kotabaru, Kalimantan Selatan.

“Kemudian dari Astra, ini saya baru ketemu minggu depan dengan pimpinan Astra. Dia rencana mulai membangun bulan Juli, itu 250 unit,” beber Menteri PKP.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan