Soal Insentif Pajak Pembelian Rumah di Bawah Rp2 Miliar, REI: Prosesnya Jangan Dibikin Sulit
Pemerintah akan menanggung Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sepenuhnya, atau sebesar 100 persen.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah berencana memberikan insentif properti, tepatnya untuk pembelian rumah di bawah harga Rp2 miliar.
Insentif yang dimaksud yakni Pemerintah akan menanggung Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sepenuhnya, atau sebesar 100 persen.
Asosiasi Pengusaha Real Estate Indonesia (REI) menyambut baik kebijakan fiskal yang akan diterapkan Pemerintah.
Baca juga: Kebijakan Insentif Properti Untuk Rumah di Bawah Rp 2 Miliar, Pengamat: Ungkit Daya Beli
Wakil Ketua Umum REI Bambang Ekajaya berpandangan, insentif tersebut akan mendongkrak geliat kinerja pasar properti khususnya rumah tapak. Sekaligus, akan mengurangi backlog perumahan yang saat ini berada di angka 12,7 juta.
"REI sudah menunggu-nunggu dan berharap, akhirnya support pemerintah di setujui juga, dengan batasan sampai dengan Rp2 miliar artinya bukan hanya MBR (masyarakat berpenghasilan rendah), tapi MBT juga memperoleh insentif," ucap Bambang Eka kepada Tribunnews, Selasa (24/10/2023).
"Ini mendorong developer-developer REI bekerja keras untuk warga membutuhkan rumah dan bisa mengatasi backlog," sambungnya.
Bambang meminta kepada Pemerintah untuk memudahkan proses pemberian insentif kepada masyarakat.
Apabila eksekusi atau proses untuk mendapatkan insentif sulit diperoleh, maka impian mendongkrak kinerja pasar properti di Indonesia akan sia-sia.
"Kadang insentif yang menarik, tetapi proses mendapatkannya sulit, akan menghambat insentif PPN DTP (pajak ditanggung Pemerintah) tersebut bisa diserap masyarakat yang membutuhkan rumah, apalagi ditengah backlog yang masih 12,7 juta," pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, insentif properti dari pemerintah akan diberikan untuk pembelian rumah di bawah Rp2 miliar.
Ia menyebut pemerintah akan menanggung Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sepenuhnya atau sebesar 100 persen.
Pemerintah akan menanggung 100 persen PPN hingga Juni 2024, kemudian setelah itu hingga Desember 2024, pemerintah hanya akan menanggung 50 persen saja.
"PPN ditanggung pemerintah 100 persen sampai Juni (2024) dan sesudah Juni-Desember tahun depan, (ditanggungnya) 50 persen," kata Airlangga di sela acara BNI Investor Daily Summit 2023 di Jakarta, Selasa (24/10/2023).
Sebelumnya pada hari dan lokasi yang sama, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, pemerintah berencana memberi insentif bagi industri properti dan perumahan.
Dukung Program 3 Juta Rumah Prabowo, Qatar Ikut Bangun 50 Ribu Unit Hunian Vertikal di Lahan KAI |
![]() |
---|
Dede Sunandar Akui Setahun Pisah Rumah dengan Istri, Kini Hidup Masing-masing |
![]() |
---|
Hasil Rontgen Bocah Cacingan di Bengkulu: Banyak Cacing Gelang di Usus Halus dan Besar |
![]() |
---|
Rumahnya di Bali Diterjang Banjir, Nana Mirdad Sempat Khawatirkan Kondisi Anak-anaknya |
![]() |
---|
Ruben Onsu Dilarikan ke Rumah Sakit, Betrand Peto Jenguk sang Ayah: Cepat Sembuh |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.