Kurikulum Merdeka
Kunci Jawaban Pendidikan Pancasila Kelas 6 SD Kurikulum Merdeka Hal 69: Kewajiban untuk Berani Jujur
Simak berikut ini merupakan kunci jawaban buku Pendidikan Pancasila Kelas 6 SD Kurikulum Merdeka Hal 69: Kewajiban untuk Berani Jujur
Keesokan harinya, usai upacara bendera hari Senin, anak-anak saling menunjukkan hasil karya mereka. Memey penasaran dan berusaha melihat apa yang dibawa oleh Bonar dan kelompoknya, tetapi Sedi terus berusaha menutupi dengan tas plastik putih. Sebelum barang-barang hasil prakarya itu dikumpulkan, Bu Guru meminta setiap kelompok menceritakan proses dan cara pembuatannya di depan kelas.
Pipin mengangkat tangan sambil memandang Bu Guru.
“Ada apa, Pipin? Apakah Pipin mau presentasi duluan?” tanya Bu Guru.
“Tidak, Bu. Anu, Bu, bagaimana kalau kami presentasinya besok?” tanya Pipin.
“Ada apa? Kalian ‘kan sudah dapat waktu dua hari?” tanya Bu Guru.
Pipin terdiam dan memandang teman-teman kelompoknya. Bu Guru melihat bungkusan di atas meja Sedi.
“Sedi, itu prakarya kelompok kalian?” tanya Bu Guru.
“Ee …,” hanya itu yang keluar dari mulutnya sambil memandangi Bonar. Sementara Bonar tersenyum malu-malu dan membuang muka.
“Bu Guru, boleh saya bicara?” Pigey mengangkat tangan.
Bu Guru mempersilahkan Pigey berbicara. Dengan dialek Papua yang khas, ia menjelaskan apa yang terjadi dengan kelompoknya. Menurut Pigey, mereka telah mengumpulkan barang bekas, tetapi tidak tahu mau buat apa. Karena merasa kurang bahan, mereka pergi cari lagi itu bahan-bahan. Saat cari bahan itulah mereka tergoda oleh kilauan air dan pancing yang melambai-lambai yang membuat mereka lupa waktu. Anak-anak pun tergelak mendengar cerita Pigey.
“Apa yang kamu lakukan, Pipin?” tanya Bu Guru.
“Saya kesal sekali. Mereka tidak mau mendengar setiap saya mengingatkan, sampai waktu habis,” jawab Pipin dengan wajah masih kesal.
“Oh, begitu. Baiklah, anak-anak. Begini, ya. Kita sudah membuat kesepakatan bersama untuk selalu tepat waktu. Jadi, Ibu merasa tidak perlu memberi kesempatan lagi untuk kelompok Sedi, Bonar, Hendra, dan Pigey. Mereka sudah diingatkan, tetapi tidak mau mendengar. Apakah karena Pipin perempuan dan perempuan sendiri dalam kelompok? Kita tidak boleh begitu. Kesepakatan kita adalah kita harus saling menghormati pendapat teman-teman, laki-laki ataupun perempuan. Semua harus mau belajar mendengarkan. Nah, untuk Pipin, apakah kamu mau membuat prakarya sendirian?”
“Iya, mau, Bu,” jawab Pipin.
Ibu tunggu hasil prakaryamu Senin depan, ya. Pigey, Ibu sangat menghargai kejujuranmu. Namun, kalian, Sedi, Bonar, dan Hendra, kali ini tidak mendapat nilai prakarya. Silakan kalian renungkan penyebab kalian sampai lalai mengerjakan tanggung jawab. Lain kesempatan, buatlah sebaik mungkin, ya. Jangan diulangi,” kata Bu Guru.
“Baik, Bu,” ujar Bonar dan teman-temannya sambil mengangguk.
Soal
Tuliskan di buku tulis kalian, pesan moral yang kalian temukan dari cerita tersebut.
Jawaban :
Dari cerita tersebut, pesan moral yang bisa kita ambil adalah:
1. Kewajiban untuk Berani Jujur
Kejujuran dan tanggung jawab sangat penting dalam menjalankan kewajiban. Pipin menunjukkan keberanian untuk mengingatkan teman-temannya, namun mereka tidak mendengarkan. Pigey juga menunjukkan kejujuran dengan menceritakan kejadian sebenarnya kepada guru. Keduanya memberikan contoh bahwa kejujuran dan tanggung jawab harus diutamakan, bahkan jika itu berarti harus menghadapi konsekuensi dari kesalahan atau kelalaian.
2. Tepat Waktu dan Disiplin
Kedisiplinan dalam menjalankan kewajiban, termasuk berapa waktu yang telah disepakati untuk menyelesaikan suatu tugas, sangat penting. Kelompok Bonar dan teman-temannya terlambat dan tidak mematuhi kesepakatan yang telah dibuat, sehingga mereka harus menerima konsekuensinya.
3. Kerjasama dan Menghormati Pendapat
Kerjasama dalam kelompok adalah kunci kesuksesan. Namun, setiap anggota kelompok harus mau mendengarkan dan menghormati pendapat yang disampaikan oleh anggota lainnya, tanpa memandang jenis kelamin atau status. Pipin, meskipun seorang perempuan, memberikan pendapat yang seharusnya didengar oleh teman- temannya.
4. Belajar dari Kesalahan
Penting untuk belajar dari kesalahan. Setiap pengalaman, baik itu sukses maupun kegagalan, dapat menjadi pelajaran berharga untuk kedepannya. Kelompok Bonar dan teman-temannya harus merenungkan kesalahan mereka dan berusaha untuk tidak mengulanginya di masa depan.
*) Disclaimer:
- Artikel ini hanya ditujukan kepada orang tua untuk memandu proses belajar anak.
- Sebelum melihat kunci jawaban, siswa harus terlebih dahulu menjawabnya sendiri, setelah itu gunakan artikel ini untuk mengoreksi hasil pekerjaan siswa.
(Tribunnews.com/Namira)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.