Senin, 29 September 2025

Pendidikan Profesi Guru

7 Contoh Tugas Mandiri Modul Pengembangan Perangkat Pembelajaran Topik 1-8 PPG Kemenag 2025

Contoh Tugas Mandiri Modul 3 Pengembangan Perangkat Pembelajaran Topik 1-8 PPG Kemenag 2025 untuk guru PAI, siap diedit dan diunggah di LMS.

Hasil Olah AI/gemini.com
TUGAS MANDIRI PPG - Gambar guru di indonesia sedang belajar menggunakan komputer di kelas mengerjakan PPG Kemenag 2025 dibuat dengan kecerdasan buatan (AI) Senin (22/9/2025). Contoh Tugas Mandiri Modul 3 Pengembangan Perangkat Pembelajaran Topik 1-8 PPG Kemenag 2025 untuk guru PAI, siap diedit dan diunggah di LMS. 

Pengembangan Modul Ajar PAI dapat mencakup penyusunan modul yang lengkap dan sistematis, memuat tujuan pembelajaran, materi ajar, langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang interaktif, lembar kerja peserta didik, dan instrumen asesmen; penyajian materi dalam modul yang menarik, kontekstual, dan mudah dipahami oleh peserta didik; pengintegrasian berbagai metode dan strategi pembelajaran yang variatif dalam setiap kegiatan di modul; penyediaan rubrik penilaian yang jelas untuk setiap tugas atau aktivitas dalam modul; serta fleksibilitas modul yang memungkinkan adaptasi sesuai dengan karakteristik peserta didik dan konteks madrasah, termasuk potensi untuk integrasi dengan sumber belajar lain.

Topik 8: Pengembangan Modul Project P5/PPRA

Pengembangan Modul Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dan Profil Pelajar Rahmatan Lil 'Alamin (PPRA) dalam konteks PAI dapat meliputi perancangan proyek yang relevan dengan tema-tema P5 dan nilai-nilai PPRA, seperti toleransi, gotong royong, moderasi beragama, dan kepedulian sosial; penyusunan panduan proyek yang jelas, memuat tujuan proyek, langkah-langkah kegiatan, peran guru dan peserta didik, serta kriteria penilaian; integrasi materi PAI secara kontekstual dalam setiap tahapan proyek, menghubungkan ajaran Islam dengan implementasi nilai-nilai Pancasila dan PPRA; penggunaan metode pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) yang mendorong peserta didik untuk berkolaborasi, berpikir kritis, dan menyelesaikan masalah secara kreatif, serta pengembangan instrumen asesmen proyek yang holistik, menilai proses kolaborasi, pemahaman konsep, dan hasil karya peserta didik dalam menginternalisasi nilai-nilai P5 dan PPRA.

2. Materi/konsep apa saja dalam topik tersebut yang menurut anda menimbulkan miskonsepsi/salah mengerti dari Topik 1 s.d. Topik 8.

Topik 1: Analisis Capaian Pembelajaran, Pengembangan Tujuan Pembelajaran

Salah satu miskonsepsi yang umum adalah pemahaman yang dangkal terhadap kedalaman dan keluasan Capaian Pembelajaran (CP). 

Guru terkadang hanya melihat CP sebagai
daftar materi yang harus diajarkan, tanpa memahami secara utuh kompetensi yang diharapkan tercapai pada setiap fase.

 Akibatnya, tujuan pembelajaran yang dirumuskan bisa jadi terlalu fokus pada transfer pengetahuan faktual dan kurang memperhatikan pengembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi atau internalisasi nilai. 

Miskonsepsi lain adalah menganggap tujuan pembelajaran sebagai tujuan materi, padahal seharusnya tujuan pembelajaran berorientasi pada perubahan perilaku atau kemampuan peserta didik setelah proses pembelajaran.

Topik 2: Pengembangan Materi Pembelajaran

Dalam pengembangan materi, penyederhanaan materi yang berlebihan seringkali menimbulkan miskonsepsi. 

Misalnya, dalam materi tentang takdir, penyederhanaan yang tidak tepat dapat memunculkan pemahaman fatalistik yang keliru, menghilangkan aspek ikhtiar dan tanggung jawab manusia. 

Selain itu, kurangnya integrasi konteks kekinian dalam materi PAI dapat membuat peserta didik menganggap ajaran Islamse bagai sesuatu yang kaku dan tidak relevan dengan kehidupan mereka. 

Miskonsepsi juga bisa muncul akibat penyajian materi yang hanya berfokus pada satu perspektif atau mazhab tanpa mengenalkan keragaman pemahaman dalam Islam

Topik 3: Pengembangan Pendekatan, Metode dan Strategi Pembelajaran

Seringkali terjadi miskonsepsi dalam memahami perbedaan mendasar antara pendekatan, metode, dan strategi. Pendekatan yang seharusnya menjadi payung filosofis seringkali tertukar dengan metode yang merupakan langkah-langkah konkret pelaksanaan pembelajaran. 

Selain itu, anggapan bahwa satu metode pembelajaran lebih unggul dari yang lain juga merupakan miskonsepsi. 

Padahal, efektivitas metode sangat bergantung pada tujuan pembelajaran, karakteristik peserta didik, dan materi yang diajarkan. 

Kurangnya pemahaman tentang implementasi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik juga dapat menyebabkan miskonsepsi, di mana guru masih mendominasi proses pembelajaran meskipun menggunakan istilah-istilah modem.

Topik 4: Pengembangan Alat Peraga, Media dan Teknologi Pembelajaran

Miskonsepsi dalam topik ini sering berkisar pada anggapan bahwa penggunaan teknologi secara otomatis meningkatkan kualitas pembelajaran. 

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan