Pendidikan Profesi Guru
Contoh Tugas Mandiri Modul Profesional Topik 1-8 PPG PAI Kemenag 2025
Contoh Tugas Mandiri pada Modul Profesional mulai dari topik 1-8 untuk guru Pendidikan Agama Islam (PAI) yang mengikuti PPG Kemenag 2025 batch 3.
Penulis:
Sri Juliati
Editor:
Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Contoh Tugas Mandiri Modul Profesional ditujukan kepada guru PAI yang mengikuti PPG Kemenag 2025 batch 3.
Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) oleh Kementerian Agama (Kemenag) kembali digelar dan kini telah memasuki batch 3. Peserta PPG Kemenag 2025 batch 3 adalah para guru agama, termasuk guru Pendidikan Agama Islam (PAI).
Sejumlah tugas menanti bapak/ibu guru PAI selama menjalani PPG Kemenag 2025 batch 3. Salah satunya mengerjakan Tugas Mandiri di Learning Management System (LMS).
Tugas Mandiri dapat bapak/ibu guru PAI kerjakan setelah mengerjakan pretest dan mempelajari materi pada Modul Profesional yang terdiri dari 8 topik secara mandiri.
Adapun tugas yang diminta adalah:
1. Peta konsep atau Gagasan apa saja yang Anda temukan dari Topik 1 sd. Topik 8. Sebutkan kurang lebih 5 gagasan dan mohon dijelaskan dalam satu dua alinea.
2. Materi konsep apa saja dalam topik tersebut yang menurut Anda menimbulkan miskonsepsi/salah mengerti dari Topik 1 sd. Topik 8.
Tugas Mandiri ini ditulis dalam bentuk word, kemudian copy paste di LMS. Bapak/ibu guru PAI yang kesulitan mengerjakan Tugas Mandiri Modul Profesional dapat menggunakan artikel ini sebagai referensi.
Inilah contoh Tugas Mandiri pada Modul Profesional mulai dari topik 1-8 untuk guru Pendidikan Agama Islam (PAI) yang mengikuti PPG Kemenag 2025 batch 3.
A. Contoh Tugas Mandiri Modul Profesional PPG PAI Kemenag 2025
1. Peta konsep atau gagasan yang ditemukan dari Topik 1 sd. Topik 8

Topik-topik ini membahas berbagai aspek penting dalam ajaran Islam, seperti pemahaman ayat Ayat Muhkamat dan Mutasyabihat yang harus ditafsirkan dengan tepat agar tidak terjadi pemahaman, serta kriteria kesahihan hadis yang melibatkan sanad, perawi yang adil, dan matan yang sesuai dengan prinsip Islam.
Baca juga: Kunci Jawaban Pretest Modul Profesional Topik 8: Moderasi Beragama, PPG PAI Kemenag 2025
Selain itu, keimanan kepada hari akhir dan qada-qadar mengajarkan keseimbangan antara usaha manusia dan penerimaan terhadap takdir Allah. Pembentukan akhlak karimah menekankan pada penerapan nilai-nilai moral dalam kehidupan sehari-hari.
Sementara moderasi beragama dan pendidikan karakter mendorong umat Islam untuk menjalani agama dengan keseinibangan dan mengembangkan pribadi yang baik secara moral dan spiritual.
Secara keseluruhan, topik-topik ini memberikan pemahaman yang mendalam mengenai ajaran Islam yang menggabungkan prinsip-prinsip dasar agama seperti Al-Qur'an dan Hadis dengan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Termasuk pembentukan karakter, moderasi beragama, dan penerimaan terhadap takdir. Dengan memahami esensi dari masing-masing konsep ini. umat Islam diharapkan dapat menjalani hidup yang seimbang, penuh integritas, dan sesuai dengan ajaran agama yang benar
2. Materi Konsep yang Menimbulkan Miskonsepsi
Dalam memahami modul profesional ini sebagai guru tidak semuanya mampu saya pahami dengan baik, pastinya terdapat pemahaman yang belum baik ataupun miskonsepsi dalam menelaah dan memahami materi.
Adapun permasalahan yang guru jumpai adalah pada materi Kriteria Kesahihan Hadis. Miskonsepsi: Hadis Sahih berarti Hadis yang selalu diterima:
Banyak yang menganggap bahwa semua hadis sahih diterima tanpa pengecualian. Padahal, meskipun hadis sahih memiliki kualitas yang sangat tinggi dalam sanad dan niatan, masih ada syarat-syarat lain yang harus dipertimbangkan, seperti konteks dan kesesuaian dengan sumber lainnya (Al-Qur'an dan hadis lain).
Hadis daif tidak memiliki nilai sama sekali: Beberapa orang mungkin berpikir bahwa hadir daif tidak berguna sama sekali. Namun. beberapa hadis daif bisa digunakan dalam konteks tertentu (seperti dalam cerita atau adab) jika tidak bertentangan dengan prinsip dasar Islam.
B. Contoh Tugas Mandiri Modul Profesional PPG PAI Kemenag 2025
1. Peta Konsep atau Gagasan Utama
Berikut adalah lima gagasan utama yang dapat ditemukan dari Topik 1 hingga Topik 8 modul ini:
- Pentingnya Keseimbangan Antara Akal dan Wahyu dalam Memahami Ajaran Agama.
Gagasan ini berfokus pada pentingnya memahami ayat-ayat Al-Qur'an dan Hadis dengan pendekatan yang seimbang. Topik 1 membahas ayat-ayat muhkamat (yang jelas maknanya) dan mutasyabihat (yang samar), menekankan bahwa pemahaman Al-Qur'an membutuhkan ilmu tafsir yang mendalam untuk menghindari penafsiran yang keliru.
Demikian pula, Topik 2 menjelaskan kriteria kesahihan hadis dan kedudukannya sebagai penjelas Al-Qur'an, yang menunjukkan bahwa tidak semua riwayat bisa dijadikan dasar hukum tanpa verifikasi yang ketat. Ini mengajarkan bahwa dalam Islam, akal tidak diabaikan, melainkan digunakan sebagai alat untuk memahami wahyu secara benar dan utuh.
- Membentuk Karakter dan Akhlak Mulia sebagai Landasan Peradaban.
Modul ini mengemukakan gagasan bahwa akhlak karimah (akhlak mulia) adalah pilar fundamental dalam pembangunan karakter bangsa. Topik 4 secara spesifik membahas pembentukan akhlak ini, sementara Topik 7 memperdalamnya dengan mengupas pendidikan nilai dan pendidikan karakter.
Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan agama Islam tidak hanya sebatas ritual ibadah, tetapi lebih jauh bertujuan untuk membentuk individu yang berintegritas dan memiliki kepribadian baik yang pada akhirnya akan memperkuat peradaban.
- Fikih Sebagai Solusi Terhadap Isu Kontemporer.
Gagasan ini menyoroti relevansi hukum Islam (fikih) dalam menjawab tantangan zaman modern. Topik 5, yang berjudul "Fikih Kontemporer," membahas bagaimana prinsip-prinsip fikih diterapkan pada isu-isu kekinian seperti pernikahan, zakat, perbankan, riba, dan hak-hak rakyat.
Modul ini menegaskan bahwa fikih adalah ilmu yang dinamis dan adaptif, yang dapat memberikan solusi praktis dan kontekstual bagi masalah-masalah baru di masyarakat.
- Transformasi Peradaban Sebagai Proses Berkelanjutan.
Modul ini mengajarkan bahwa peradaban Islam bukanlah sesuatu yang statis, melainkan sebuah proses berkelanjutan yang terus bertransformasi seiring waktu. Topik 6 menelusuri perkembangan peradaban Islam dari masa Khulafaur Rasyidin hingga era modern, dengan fokus pada aspek kepemimpinan, dakwah, dan pendidikan. Ini menunjukkan bahwa sejarah Islam adalah pelajaran tentang bagaimana nilai-nilai fundamental diadaptasi dan diwujudkan dalam konteks sosial dan politik yang berbeda.
- Moderasi Beragama sebagai Kunci Kerukunan Umat.
Gagasan sentral lain yang ditekankan adalah pentingnya moderasi beragama dalam menjaga keharmonisan di tengah masyarakat yang majemuk. Topik 8 secara khusus mengupas konsep moderasi beragama, yang bukan berarti mencampuradukkan ajaran, melainkan bersikap adil, seimbang, dan toleran dalam berinteraksi dengan orang lain, baik sesama muslim maupun dengan pemeluk agama lain. Konsep ini menjadi landasan etika sosial untuk menghindari ekstremisme dan radikalisme, serta mempromosikan perdamaian.
2. Materi Konsep yang Menimbulkan Miskonsepsi
Beberapa konsep dalam modul ini rentan terhadap miskonsepsi atau salah pengertian jika tidak dipahami dengan benar:
- Miskonsepsi tentang Takdir dan Mukjizat/Karomah.
Topik 3 membahas takdir, mukjizat, karomah, dan sihir. Miskonsepsi sering terjadi pada konsep takdir, di mana banyak orang salah memahami bahwa takdir adalah sesuatu yang mutlak dan tidak bisa diubah, sehingga meniadakan pentingnya usaha (ikhtiar). Padahal, modul ini mengajarkan bahwa takdir terbagi dua: takdir mubram (yang pasti terjadi) dan takdir mu'allaq (yang dapat diubah dengan doa dan usaha manusia). Miskonsepsi juga bisa timbul dalam membedakan mukjizat (kekuatan luar biasa dari Allah hanya untuk para Nabi), karomah (kekuatan dari Allah untuk para wali), dan sihir (tipuan yang berasal dari setan), di mana ketiganya seringkali dianggap sama.
- Miskonsepsi tentang Fikih Kontemporer.
Pada Topik 5, konsep fikih kontemporer sering disalahartikan sebagai "fiqih modern" yang bebas dari kaidah-kaidah lama, atau bahkan dianggap sebagai upaya "menghilangkan" hukum Islam yang sudah ada. Padahal, fikih kontemporer adalah upaya untuk menerapkan prinsip-prinsip syariah yang universal pada masalah-masalah baru yang tidak ada pada zaman Nabi Muhammad SAW atau ulama terdahulu, dengan tetap berpegang pada kaidah-kaidah fikih yang telah mapan.
- Miskonsepsi tentang Ayat Mutasyabihat.
Topik 1 membahas ayat mutasyabihat (ayat yang maknanya samar). Miskonsepsi yang sering muncul adalah menganggap ayat ini tidak memiliki makna sama sekali atau justru berusaha menafsirkannya secara harfiah tanpa mempertimbangkan konteks yang lebih luas. Modul ini menjelaskan bahwa ayat mutasyabihat memiliki makna yang hanya diketahui oleh Allah SWT atau orang-orang yang berilmu mendalam, dan penafsiran yang benar harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari interpretasi yang bisa menyesatkan.
- Miskonsepsi tentang Hadis.
Pada Topik 2, salah satu miskonsepsi besar adalah menganggap semua riwayat yang dinisbatkan kepada Nabi Muhammad SAW adalah hadis yang sahih. Padahal, modul ini secara jelas memaparkan kriteria ketat untuk menentukan kesahihan sebuah hadis, termasuk dari sisi sanad (rantai perawi) dan matan (isi). Tanpa pemahaman ini, seseorang bisa menggunakan hadis palsu atau daif sebagai dasar hukum, yang dapat merusak ajaran Islam yang murni.
C. Contoh Tugas Mandiri Modul Profesional PPG PAI Kemenag 2025
1. Peta Konsep atau Gagasan Utama
Dari delapan topik dalam Modul Profesional PAI, terdapat beberapa gagasan utama yang menjadi benang merah dalam pembahasan. Pertama, pemahaman ayat muhkamat dan mutasyabihat menegaskan bahwa Al-Qur’an terdiri dari ayat-ayat yang jelas maknanya dan ayat-ayat yang memerlukan penafsiran mendalam. Keduanya harus dipahami secara seimbang agar tidak menimbulkan kesalahpahaman dalam praktik beragama.
Kedua, kesahihan hadis sebagai sumber ajaran penting dipahami karena hadis berfungsi sebagai penjelas Al-Qur’an. Pemahaman yang tepat tentang kriteria kesahihan hadis mencegah umat dari penyalahgunaan teks yang lemah atau palsu. Ketiga, iman kepada hari akhir dan qada-qadar menjadi dasar keyakinan yang membentuk sikap hidup manusia. Konsep ini mendorong umat untuk tidak bersikap fatalistik, tetapi tetap berusaha sambil meyakini ketetapan Allah.
Keempat, akhlak karimah dan fikih kontemporer menekankan bahwa Islam tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga praktik nyata dalam membentuk karakter mulia dan menjawab isu-isu modern melalui ijtihad. Kelima, transformasi peradaban Islam, pendidikan karakter, dan moderasi beragama menegaskan bahwa Islam senantiasa berkembang mengikuti zaman, membangun nilai-nilai kebangsaan, dan mengajarkan keseimbangan dalam beragama agar tercipta kehidupan yang harmonis di tengah keberagaman.
2. Materi Konsep yang Menimbulkan Miskonsepsi
Namun demikian, sejumlah topik juga memiliki potensi menimbulkan miskonsepsi apabila tidak dipahami dengan benar. Pada Topik 1 tentang ayat mutasyabihat, salah tafsir bisa terjadi jika dipahami secara tekstual tanpa pendekatan tafsir yang menyeluruh, sehingga memunculkan sikap ekstrem. Topik 2 mengenai kesahihan hadis sering disalahartikan dengan anggapan bahwa semua hadis bisa langsung diamalkan tanpa memeriksa derajatnya, padahal hal ini berpotensi menimbulkan praktik yang bertentangan dengan ajaran pokok Islam.
Topik 3 tentang qada dan qadar kerap menimbulkan pemahaman fatalistik, yakni pasrah tanpa usaha, atau sebaliknya menolak takdir. Padahal, yang benar adalah keseimbangan antara pengakuan atas ketetapan Allah dan ikhtiar manusia. Topik 5 tentang fikih kontemporer juga bisa disalahpahami seolah hukum Islam kaku dan tidak mampu menyesuaikan dengan perkembangan zaman, padahal justru fikih bersifat dinamis dan adaptif. Terakhir, Topik 8 tentang moderasi beragama sering disalahartikan sebagai pelemahan prinsip agama atau menyeragamkan keyakinan, padahal moderasi sejatinya adalah sikap adil, seimbang, dan toleran tanpa mengurangi keteguhan iman.
*) Disclaimer:
- Contoh Tugas Mandiri pada Modul Profesional mulai dari topik 1-8 dalam artikel ini hanya sebagai referensi bagi guru Pendidikan Agama Islam (PAI) yang mengikuti PPG Kemenag 2025 batch 3 untuk mengerjakan di LMS Kemenag.
- Beberapa contoh Tugas Mandiri pada Modul Profesional merupakan hasil olah AI, bapak/ibu guru PAI dapat memodifikasi.
(Tribunnews.com/Sri Juliati)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.