Sabtu, 4 Oktober 2025

Kurikulum Merdeka

Kunci Jawaban PAI Kelas 11 SMA/SMK Kurikulum Merdeka Halaman 167: Ulama Nusantara Indonesia

Berikut merupakan kunci jawaban buku pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) kelas 11 SMA/SMK Kurikulum Merdeka halaman 167: Ulama Nusantara Indonesia

Canva premium
GRAFIS KUNCI JAWABAN - Template kunci jawaban yang dibuat di Canva premium pada Senin (26/5/2025). Berikut merupakan kunci jawaban buku pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) kelas 11 SMA/SMK Kurikulum Merdeka halaman 167: Ulama Nusantara Indonesia, karangan Abd. Rahman, dkk. terbitan Kemdikbudristek tahun 2021. 

TRIBUNNEWS.COM – Simak, berikut ini merupakan kunci jawaban buku pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) kelas 11 SMA/SMK Kurikulum Merdeka halaman 167, karangan Abd. Rahman, dkk. terbitan Kemdikbud Ristek tahun 1671.

Pada buku pelajaran buku pelajaran PAI kelas 11 SMA/SMK Kurikulum Merdeka halaman 218 terdapat latihan soal refleksi.

Dalam soal tersebut siswa diminta menjawab pertanyaan yang telah terlampir.

Sebagai catatan, sebelum melihat kunci buku pelajaran PAI Kelas 11 SMA/SMK Kurikulum Merdeka halaman 167 siswa diminta untuk terlebih dahulu menjawab soal secara mandiri.

Kunci jawaban ini digunakan sebagai panduan dan pembanding oleh orang tua untuk mengoreksi pekerjaan anak.

Kunci Jawaban PAI Kelas 11 SMA/SMK Kurikulum Merdeka Halaman 167: Ulama Nusantara Indonesia

Kunci Jawaban PAI Kelas 11 SMA/SMK Kurikulum Merdeka Hal 167

I. Refleksi

Jika kalian kaji jejak langkah 7 Ulama Nusantara Indonesia yang sudah dipelajari, sebutkan 5 faktor yang menjadi penyebab para ulama tersebut, meraih capaian yang begitu unggul. Jawabannya ditulis tangan, dan cukup 2 lembar saja yang diperkaya dengan data, gambar, atau ilustrasi! Ini tugas pribadi atau individual ya!

Jawaban :

Berikut adalah 5 faktor yang menyebabkan para ulama Nusantara Indonesia meraih capaian yang unggul, yang dapat digunakan sebagai referensi untuk tugas pribadi:

Baca juga: Kunci Jawaban PAI Kelas 11 SMA/SMK Kurikulum Merdeka Halaman 237: Latihan Aktivitas 8.3

1. Kemampuan Ilmiah yang Mendalam

Para ulama Nusantara seperti Hamzah al-Fansuri, Syekh Abdurauf al-Singkili, dan KH. Anwar Zahid memiliki kemampuan ilmu agama yang luar biasa.

Mereka tidak hanya memahami teks-teks agama, tetapi juga mampu menjelaskan dan menyebarkan ilmu tersebut dalam bahasa yang dapat dipahami oleh masyarakat.

Penguasaan mereka terhadap berbagai ilmu seperti fiqih, tasawuf, dan tafsir, menjadikan mereka otoritas dalam dunia agama.

Mereka juga berupaya menulis kitab yang menjadi rujukan penting dalam pengajaran agama, seperti Syekh Abdurauf al-Singkili yang menulis Safinat al-Najat, dan Hamzah al-Fansuri yang menyumbangkan banyak karya sastra tasawuf dalam bahasa Melayu.

2. Konsistensi dalam Berdakwah

Para ulama ini memiliki semangat dakwah yang tinggi dan konsisten dalam menyebarkan Islam, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Syekh Yusuf al-Makasari dan Syaikh Abdurauf al-Singkili misalnya, meskipun berada dalam situasi yang sulit, seperti pengasingan atau perang, tetap berkomitmen dalam mengajarkan Islam.

Dedikasi mereka untuk terus mendidik umat dengan prinsip-prinsip yang kokoh telah melahirkan banyak pengikut yang setia.

Keberanian dan keteguhan dalam berdakwah meskipun menghadapi berbagai tantangan menjadikan dakwah mereka sangat berpengaruh.

3. Pengaruh Sosial dan Politik

Beberapa ulama Nusantara tidak hanya terkenal karena kemampuan ilmiah dan dakwahnya, tetapi juga karena pengaruh sosial dan politiknya.

Nuruddin al-Raniri dan Syekh Yusuf al-Makasari, misalnya, berperan dalam memperkenalkan ajaran Islam di kalangan kerajaan dan penguasa lokal.

Mereka memiliki hubungan yang erat dengan raja atau pemimpin daerah, yang memungkinkan mereka untuk mengembangkan pendidikan Islam secara luas.

Melalui dukungan sosial dan politik ini, mereka mampu mendirikan pesantren dan sekolah Islam yang melahirkan generasi-generasi ulama selanjutnya.

4. Kemampuan Mengadaptasi dengan Budaya Lokal

Para ulama Nusantara sangat pintar dalam mengadaptasi ajaran Islam dengan budaya lokal.

Hamzah al-Fansuri dan Abdus Samad al-Palimbani, misalnya, berhasil menggabungkan nilai-nilai agama dengan kearifan lokal dalam sastra dan adat istiadat masyarakat.

Pendekatan ini membuat ajaran Islam lebih mudah diterima oleh masyarakat yang beragam.

Mereka tidak hanya membawa pesan agama, tetapi juga menyesuaikan cara penyampaiannya dengan cara hidup lokal, sehingga Islam dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.

5. Ketekunan dalam Pendidikan dan Pengajaran

Ketekunan para ulama dalam bidang pendidikan juga menjadi faktor utama kesuksesan mereka.

Mereka tidak hanya mengajarkan ilmu agama kepada orang-orang terdekat, tetapi juga mendirikan sekolah atau pesantren untuk mendidik generasi muda.

Abu Abdul Mu'thi Nawawi al-Tanari al-Bantani dan Muhammad Sholeh al-Samarani adalah contoh ulama yang mendirikan pesantren sebagai pusat pendidikan agama.

Melalui pengajaran yang sistematis dan terstruktur, mereka berhasil melahirkan banyak ulama dan cendekiawan yang kemudian menyebarkan dakwah Islam di berbagai daerah.

Kesimpulan

Keberhasilan ulama Nusantara Indonesia dalam meraih capaian yang luar biasa tidak lepas dari kombinasi antara kemampuan ilmiah, ketekunan dalam dakwah, pengaruh sosial-politik, kemampuan beradaptasi dengan budaya lokal, dan dedikasi mereka terhadap pendidikan.

Faktor-faktor ini tidak hanya memperkuat peran mereka dalam perkembangan agama Islam di Indonesia, tetapi juga memberikan kontribusi besar dalam menciptakan generasi ulama yang berkompeten di masa depan.

*) Disclaimer:

  • Artikel ini hanya ditujukan kepada orang tua untuk memandu proses belajar anak.
  • Sebelum melihat kunci jawaban, siswa harus terlebih dahulu menjawabnya sendiri, setelah itu gunakan artikel ini untuk mengoreksi hasil pekerjaan siswa.

(Tribunnews.com/Namira)

 

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved