Raih Gelar Doktor ke-75 UIN RM Said, Khasan Ubaidillah Gaungkan Moderasi Beragama Sejak Dini
Khasan Ubaidilla dengan nilai akhir memuaskan 3,85 menjadikannya doktor ke-75 yang diluluskan oleh UIN RM SAID Surakarta.
TRIBUNNEWS.COM - Suasana penuh haru dan kebanggaan mewarnai Aula Sidang Terbuka Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta, saat Khasan Ubaidillah resmi menyandang gelar Doktor, Rabu (11/6).
Dengan nilai akhir memuaskan 3,85, ia menjadi doktor ke-75 yang diluluskan oleh UIN RM SAID Surakarta.
Ia sekaligus menjadi salah satu akademisi yang memperkuat ranah Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) dengan pendekatan baru yang strategis.
Di hadapan para penguji, keluarga, dan kerabat yang hadir langsung, Khasan berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul "Manajemen Penguatan Karakter Berbasis Moderasi Beragama Melalui Implementasi Kurikulum Merdeka pada Raudlatul Athfal di Kota Surakarta (Studi kasus di RA Al Islam 1 Jamsaren dan RA Miftahul Jannah Banjarsari)."
Dengan ketekunan luar biasa, Khasan menyelesaikan studinya dalam waktu relatif singkat, dalam waktu enam semester.
Penelitiannya menyoroti pentingnya integrasi nilai-nilai moderasi beragama sebagai strategi membangun karakter anak sejak dini, khususnya dalam konteks lembaga pendidikan Islam prasekolah.
Penggunaan istilah "Moderasi Beragama" dalam kajian PIAUD menjadi inovasi menarik yang bisa membuka ruang diskusi dan pengembangan kurikulum lebih lanjut, khususnya dalam konteks pendidikan multikultural di Indonesia.
Baca juga: RMB UIN Raden Mas Said Surakarta Lanjutkan Sosialisasi Moderasi Beragama
Empat Pilar Penguatan Karakter Anak
Disertasi Khasan menawarkan empat pilar manajemen yang menjadi kunci dalam penguatan karakter berbasis moderasi beragama.
Keempat itu yaitu, perencanaan strategis yang partisipatif, pengorganisasian yang adaptif, pelaksanaan yang holistik, dan pengawasan yang berkelanjutan dan evaluatif.
Ia juga menekankan pentingnya integrasi nilai-nilai P5-PPRA dalam Kurikulum Merdeka serta kolaborasi antara guru, orang tua, dan lingkungan sekitar sebagai ekosistem pendidikan yang mendukung penguatan karakter anak.
Berbeda dengan pendekatan tradisional yang kerap mengusung kata "akhlak", Khasan memilih istilah "Moderasi Beragama" untuk memperkuat posisi nilai-nilai toleransi, inklusivitas, dan keseimbangan dalam pendidikan anak.
Pilihan terminologi ini menuai perhatian khusus dari para penguji karena dinilai relevan dan sangat kontekstual dalam situasi sosial keagamaan saat ini.
Disertasinya dipandang menjadi jalan baru untuk menyemai toleransi sejak dini.

Harapan Menjadi Guru Besar Bidang PIAUD
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.