Sabtu, 4 Oktober 2025

Guru Masih Berperan di Era Digital, Pakar Pendidikan Sebut Teknologi AI Hanyalah Alat Bantu

Pakar pendidikan internasional Dr. John T. Almarode menegaskan bahwa teknologi hanyalah alat bantu.

Freepik
TEKONOLOGI - Foto ini diambil dari Freepik pada Senin (1/9/2025). Pakar pendidikan internasional Dr. John T. Almarode menegaskan bahwa teknologi hanyalah alat bantu. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar pendidikan internasional Dr. John T. Almarode menegaskan bahwa teknologi hanyalah alat bantu.

John T. Almarode adalah seorang profesor pendidikan di James Madison University (JMU), Amerika Serikat.

Ia dikenal secara internasional sebagai ahli dalam bidang ilmu pembelajaran dan penerapannya di ruang kelas.

John tercatat telah bekerja dengan guru dan pemimpin pendidikan di berbagai negara seperti Australia, Inggris, Korea Selatan, Mesir, dan Arab Saudi.

Ia juga pernah mempresentasikan penelitiannya kepada Kongres AS dan Gedung Putih.

Menurutnya, kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) tidak bisa menggantikan peran guru. 

"Sebagus apapun teknologi generative AI berkembang, itu hanyalah alat bantu — bukan jawaban. Dari pandemi Covid-19, kita belajar satu hal penting, peran guru tidak dapat digantikan. Teknologi mungkin berubah, tetapi guru yang hebat akan selalu bertahan," kata Almarode melalui keterangan tertulis, Jumat (3/10/2025).

Hal tersebut diungkapkan Almarode pada Konferensi Tahunan ke-15 Redea Institute bertema "Menggagas Ulang Pendidikan di Era Digital". 

Menurutnya, para pendidik perlu menyesuaikan strategi pembelajaran dengan perubahan zaman tanpa melupakan nilai fundamental pendidikan.

Strategi tersebut harus memiliki kejelasan, empati, dan hubungan manusiawi antara guru dan siswa. 

"Sebagai pendidik, kita harus mengakui bahwa para siswa dan rekan kerja kita kini menghadapi lingkungan yang sangat berbeda dibandingkan dengan yang pernah kita alami," ujarnya.

Konferensi internasional Redea Institute kali ini juga menghadirkan pakar teknologi pendidikan Kenneth Shelton, CEO McREL International Bryan Goodwin, serta sesi Learning Heroes yang menampilkan guru-guru dari berbagai jenjang untuk berbagi pengalaman langsung di kelas.

Redea Institute adalah lembaga pendidikan dan riset yang berfokus pada pengembangan profesional guru, administrator, dan staf pendidikan di Indonesia.

Didirikan oleh Antarina S.F. Amir, Redea Institute sebelumnya dikenal sebagai HighScope Indonesia Institute, dan telah berkiprah sejak tahun 1996.

CEO Redea Institute, Antarina S.F Amir, menambahkan bahwa konferensi ini adalah wadah untuk membangun kolaborasi dan inspirasi lintas generasi maupun disiplin. 

"Kami terus berkomitmen memberikan yang terbaik bagi anak-anak melalui pengembangan guru, agar mereka mampu mencetak pembelajar yang relevan dengan dunia masa depan,” katanya.

Dengan menyoroti suara Almarode, konferensi ini menegaskan bahwa pendidikan di era digital bukan soal menggantikan peran manusia dengan mesin. 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved