Senin, 29 September 2025

Perguruan Tinggi Manfaatkan IoT dan Panel Surya untuk Memanen Air Hujan, Bagaimana Cara Kerjanya?

Sebuah tim lintas disiplin di Universitas Mercu Buana (UMB) Jakarta berhasil mengembangkan teknologi IoT dan panel surya untuk memanen air hujan.

|
Editor: Choirul Arifin
dok.
PANEN AIR HUJAN - Sebuah tim lintas disiplin di Universitas Mercu Buana (UMB) Jakarta berhasil mengembangkan eksperimen aplikasi dengan memaksimalkan IoT dan panel surya untuk memanen air hujan dan hasilnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih. 


 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perguruan tinggi terus melakukan pengembangan riset dan eksperimen berbasis Internet of Things (IoT) untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan mendatangkan kemaslahatan bagi masyarakat luas. 

Sebuah tim lintas disiplin di Universitas Mercu Buana (UMB) Jakarta berhasil mengembangkan eksperimen aplikasi dengan memaksimalkan IoT dan panel surya untuk memanen air hujan dan hasilnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih.

Hasil eskperimen ini diberi nama SPAHITS, singkatan Sistem Pemanenan Air Hujan berbasis IoT dan Sel Surya. SPAHITS mengusung pendekatan teknologi hijau yang cerdas dan efisien.

Sistem ini dirancang untuk memanen air hujan dari atap gedung, menyaringnya melalui filter alami dan nano, lalu mensterilisasinya dengan sinar ultraviolet.

Energi untuk operasional sistem sepenuhnya disuplai oleh panel surya.

“Kita melihat banyak air hujan terbuang begitu saja. Padahal dengan pendekatan teknologi yang tepat, air ini bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan kampus secara mandiri dan berkelanjutan,” ujar Dr. Ir. Agung Wahyudi Biantoro, ST, MT, penggagas SPAHITS, dikutip Jumat, 23 Mei 2025.

Agung yang juga menjadi Kepala Bagian Pemeliharaan Sarana, Prasarana, dan Inventaris UMB menjelaskan, SPAHITS dirancang modular dan dapat dipantau secara real-time melalui aplikasi Internet of Things (IoT)

Mahasiswa maupun dosen bisa mengetahui kondisi sistem—mulai dari volume air, suhu, hingga kelembapan—melalui ponsel pintar.

Dipasang di Kantin Meruya, Jakarta Barat 

Teknologi pemanen air hujan ini sudah dipasang di kawasan kantin kampus Meruya, sistem ini telah menyediakan air minum dan air panas gratis kepada sivitas akademika.

Yang membanggakan, SPAHITS telah lulus uji kelayakan dari Kementerian Kesehatan RI.

Hasil pengujian menunjukkan air produksinya bebas dari bakteri Escherichia coli dan Total Coliform, sesuai standar ISO 9308-1:2014.

Proyek ini juga memberi kontribusi terhadap indikator penilaian kampus hijau, termasuk dalam Green Matrix UI dan Green Building Council Indonesia, serta menjadi laboratorium terbuka untuk mahasiswa dari berbagai jurusan.

Baca juga: Melihat Pabrik Canggih LG Berteknologi IoT Robotic di Changwon, Produksi Lemari Es Cukup 30 Detik

“SPAHITS bukan hanya alat, tapi juga sarana edukasi dan kesadaran bersama tentang pentingnya konservasi air dan energi bersih,” beber Agung.

Ke depan, UMB berharap sistem ini dapat direplikasi di lingkungan rumah, sekolah, hingga skala industri.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan