Sabtu, 4 Oktober 2025
Tujuan Terkait

Pelajar Indonesia Dapat Beasiswa Harvard dan Stanford Setelah Ciptakan Teknologi Pengisi Daya Surya

Ayden Haoken, menciptakan sebuah teknologi pengisi daya nirkabel bertenaga surya bernama Zenith Charge System.

HO
INOVASI SISWA - Pelajar asal Tangerang, Ayden Haoken, yang menciptakan sebuah teknologi pengisi daya nirkabel bertenaga surya bernama Zenith Charge System. (HO) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelajar asal Tangerang, Ayden Haoken, menciptakan sebuah teknologi pengisi daya nirkabel bertenaga surya bernama Zenith Charge System.

Melalui inovasi ini, Ayden meraih tawaran beasiswa dari tiga universitas terkemuka dunia, yakni Harvard University, Stanford University, dan University of California, Berkeley.

Zenith Charge System dirancang untuk menyediakan akses energi terbarukan di wilayah terpencil, terutama bagi para petani.

Sistem ini memanfaatkan energi matahari dengan teknologi pelacakan otomatis, memungkinkan proses pengisian daya berlangsung secara nirkabel dan efisien.

Ayden membagikan beberapa kunci utama dalam meraih prestasi luar biasa tersebut.

"Jangan takut mengambil tantangan besar, temukan tujuan hidup sedini mungkin, belajarlah dari setiap kegagalan, terapkan pendidikan dalam kehidupan nyata, serta kelilingi diri dengan komunitas yang positif dan suportif," kata Ayden melalui keterangan tertulis, Kamis (10/4/2025).

Selain tawaran dari tiga universitas tersebut, Ayden juga menerima beasiswa dari sejumlah kampus ternama lainnya, termasuk University of Pennsylvania (Wharton School), UCLA, UC San Diego, University of Washington, dan Purdue University.

Atas karyanya, siswa World Academy (SWA) ini dinobatkan sebagai salah satu dari 100 inovator muda terbaik dunia versi RISE Global Winner 2024.

RISE Global Winner adalah ajang penghargaan bergengsi bagi talenta di bawah usia 18 tahun.

"Kami ingin siswa kami tumbuh menjadi individu yang membawa dampak positif di masyarakat,” ujar Ketua Yayasan Sinarmas World Academy, Deddy Djaja Ria.

Tidak hanya fokus pada teknologi, Ayden juga mendirikan sebuah start-up yang aktif dalam kegiatan sosial, seperti lokakarya robotika dan energi terbarukan.

Selain itu, distribusi perlengkapan pendidikan STEM ke sekolah-sekolah di wilayah terdampak bencana.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved