Kurikulum Merdeka
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 12 SMA/SMK Kurikulum Merdeka Hal 241-246: Kutipan Teks Narasi
Berikut ini merupakan kunci jawaban buku pelajaran Bahasa Indonesia kelas 12 SMA/SMK Kurikulum Merdeka halaman 241-246: Kutipan Teks Narasi
“Sedari mudaku aku di sini, bukan? Tak kuingat punya istri, punya anak, punya keluarga seperti orang-orang lain, tahu? Tak kupikirkan hidupku sendiri. Aku tak ingin cari kaya, bikin rumah. Segala kehidupanku, lahir batin, kuserahkan kepada Allah Subhanahuwata’ala. Tak pernah aku menyusahkan orang lain. Lalat seekor enggan aku membunuhnya. Tapi kini aku dikatakan manusia terkutuk. Umpan neraka. Marahkah Tuhan kalau itu yang kulakukan, sangkamu? Akan dikutukinya aku kalau selama hidupku aku mengabdi kepada-Nya? Tak kupikirkan hari esokku, karena aku yakin Tuhan itu ada dan pengasih penyayang kepada umat-Nya yang tawakal. Aku bangun pagi-pagi. Aku bersuci. Aku pukul beduk membangunkan manusia dari tidurnya, supaya bersujud kepada-Nya. Aku sembahyang setiap waktu. Aku puji-puji Dia. Aku baca Kitab-Nya. Alhamdulillah kataku bila aku menerima karunia-Nya. Astagfirullah kataku bila aku terkejut. Masya-Allah, kataku bila aku kagum. Apalah salahnya pekerjaanku itu? Tapi kini aku dikatakan manusia terkutuk.”
Hasil Identifikasi Gagasan dan Pandangan :
Kutipan tersebut menunjukkan kesalahan persepsi orang terhadap agama yang dianutnya. Agama tidak mengajarkan orang harus beribadah terus tanpa berusaha untuk kehidupan di dunia. Kutipan ini merupakan gagasan pengarang untuk mengkritik orang-orang yang mengira agama itu hanya berkaitan dengan ibadah ritual. Padahal, berusaha untuk kehidupan dunia pun merupakan ibadah.
- No. 4 Kutipan :
Dan malaikat dengan sigapnya menjewer Haji Saleh ke neraka. Haji Saleh tidak mengerti kenapa ia dibawa ke neraka. Iatak mengerti yang dikehendaki Tuhan daripadanya dan ia percaya Tuhan tidak silap. Alangkah tercengangnya Haji Saleh, karena di neraka itu banyak teman-temannya di dunia terpanggang hangus, merintih kesakitan. Dan ia tambah tak mengerti lagi dengan keadaan dirinya, karena semua orang-orang yang dilihatnya di neraka itu tak kurang ibadatnya dari dia sendiri. Bahkan ada salah seorang yang telah sampai empat belas kali ke Mekah dan bergelar syekh pula.
Hasil Identifikasi Gagasan dan Pandangan :
Kutipan tersebut menunjukkan kesalahan persepsi orang terhadap agama yang dianutnya. Dikiranya agama hanya berurusan dengan ibadah ritual. Padahal, agama menyuruh kita untuk menjaga keseimbangan antara beribadah ritual dengan bekerja untuk mencari kehidupan agar tidak menyusahkan orang lain.
- No. 6 Kutipan :
Semua jadi pucat pasi tak berani berkata apa-apa lagi. Tahulah mereka sekarang apa jalan yang diredhai Allah di dunia. Tapi Haji Saleh ingin juga kepastian apakah yang dikerjakannya di dunia itu salah atau benar. Tapi ia tak berani bertanya kepada Tuhan. Ia bertanya saja pada malaikat yang mengiring mereka itu. “Salahkah menurut pendapatmu, kalau kami menyembah Tuhan di dunia?” tanya Haji Saleh. “Tidak. Kesalahan engkau, karena engkau terlalu mementingkan dirimu sendiri. Kau takut masuk neraka, karena itu kau taat bersembahyang. Tapi engkau melupakan kehidupan kaummu sendiri, melupakan kehidupan anak istrimu sendiri, sehingga mereka itu kucar-kacir selamanya. Inilah kesalahanmu yang terbesar, terlalu egoistis. Padahal engkau di dunia berkaum, bersaudara semuanya, tapi engkau tak memperdulikan mereka sedikit pun.”
Hasil Identifikasi Gagasan dan Pandangan :
Kutipan ini merupakan kritikan kepada bangsa Indonesia yang egois dan mementingkan diri sendiri. Padahal, manusia di dunia ini tidak dapat berdiri sendiri. Oleh karena itu, manusia perlu bekerja sama dan saling membantu.
- No. 7 Kutipan :
“Ya. Tadi subuh Kakek kedapatan mati di suraunya dalam keadaan yang mengerikan sekali. Ia menggoroh lehernya dengan pisau cukur.” “Astaga. Ajo Sidi punya gara-gara,” kataku seraya cepat-cepat meninggalkan istriku yang tercengang-cengang. Aku cari Ajo Sidi ke rumahnya. Tapi aku berjumpa sama istrinya saja. Lalu aku tanya dia. “Ia sudah pergi,” jawab istri Ajo Sidi. “Tidakkah ia tahu Kakek meninggal?” “Sudah. Dan ia meninggalkan pesan agar dibelikan kain kafan buat Kakek tujuh lapis.” “Dan sekarang?” tanyaku kehilangan akal sungguh mendengar segala peristiwa oleh perbuatan Ajo Sidi yang tidak sedikit pun bertanggung jawab, “dan sekarang ke mana dia?” “Kerja” “Kerja?” tanyaku mengulangi hampa. “Ya. Dia pergi kerja.”
Hasil Identifikasi Gagasan dan Pandangan :
Kutipan tersebut menunjukkan tafsiran dari sisi lain tentang agama. Selain memerintahkan untuk beribadah, agama juga mengharuskan umatnya untuk bekerja. Manusia tidak boleh menjadi beban orang lain. Manusia harus mampu menghidupi diri dan keluarganya dengan cara bekerja. Dalam kutipan ini, pengarang (A.A. Navis) menciptakan tokoh Ajo Sidi yang pergi bekerja.
*) Disclaimer:
- Artikel ini hanya ditujukan kepada orang tua untuk memandu proses belajar anak.
- Sebelum melihat kunci jawaban, siswa harus terlebih dahulu menjawabnya sendiri, setelah itu gunakan artikel ini untuk mengoreksi hasil pekerjaan siswa.
(Tribunnews.com/Namira)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.