Senin, 6 Oktober 2025
Tujuan Terkait

Hidupkan Literasi melalui Sandiwara Sastra, Kemendikbudristek Rilis Drama Audio Misteri Nusantara

Sastra menempati posisi penting dalam pemajuan kebudayaan dan pembentukan karakter bangsa.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
Tribunnews.com/ Eko Sutriyanto
Kemendikbudristek bekerja sama dengan Titimangsa dan KawanKawan Media merilis 10 episode drama audio sebagai Sandiwara Sastra Musim Kedua bertema Misteri Nusantara di Jakarta, Senin (30/10/2023). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kemendikbudristek bekerja sama dengan Titimangsa dan KawanKawan Media merilis 10 episode drama audio sebagai Sandiwara Sastra Musim Kedua bertema Misteri Nusantara.

Direktur Perfilman, Musik, dan Media Kemendikbudristek, Ahmad Mahendra, mengatakan saat ini, sastra menempati posisi penting dalam pemajuan kebudayaan dan pembentukan karakter bangsa.

"Kami memiliki misi pemajuan kebudayaan dan pembentukan karakter salah satunya melalui peningkatan literasi dan program sandiwara sastra adalah bagian dari misi tersebut," ujar Mahendra pada konferensi pers peluncuran Sandiwara Sastra Musim Kedua di Jakarta, Senin (30/10/2023).

Dikatakannya, sandiwara Sastra bukan hanya menjadi sebuah karya seni dan inovasi namun sebuah upaya untuk mengangkat literasi. Melalui tokoh-tokoh dalam karya sastra, masyarakat dapat mengenal lebih dekat sifat kemanusiaan.

Mahendra menambahkan, Sandiwara Sastra Musim Kedua ini diharapkan dapat memberikan warna pada ruang media baru serta lebih mendekatkan sastra kepada masyarakat.

“Di samping itu, upaya ini juga sebagai gerakan untuk menambah kecintaan sastra di kalangan generasi muda,” ucap Mahendra.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim mengapresiasi peluncuran Sandiwara Sastra Musim Kedua.

Menurutnya, konten-konten di dalam siniar ini dapat digunakan oleh orang tua dan juga guru dalam menceritakan kembali cerita-cerita rakyat Nusantara.

“Saya sangat mengapresiasi semua tim yang tidak hanya terus membuat karya baru, tetapi juga mencari cara-cara baru dalam berkarya. Dengan mengalihwahanakan sastra ke dalam audio, Sandiwara Sastra tidak hanya kreatif, tetapi juga memiliki unsur edukatif yang bisa digunakan oleh orang tua atau guru untuk memperkenalkan cerita-cerita rakyat Nusantara kepada anak-anak dan murid-murid kita,” ucap Nadiem.

Berangkat dari Cerita Rakyat

Disutradarai oleh Joned Suryatmoko dan Heliana Sinaga, Sandiwara Sastra Musim Kedua merupakan alih wahana karya sastra Indonesia ke dalam media audio yang berangkat dari cerita rakyat (folklore), urban legend, maupun cerita pendek di wilayah Nusantara.

Sepuluh episode cerita tersebut ditulis oleh sastrawan kenamaan Indonesia dari Papua hingga Aceh, yaitu Aprila R. Wayar, Kurnia Effendi, Putu Wijaya, Mario F. Lawi, Faisal Oddang dan Feby Indirani, Risa Saraswati, Ilya Sigma dan Priesnanda Dwisatria, Hasan Aspahani dan Ali Sadli Salim, Guntur Alam, serta Azhari Aiyub.

Joned Suryatmoko menyampaikan penyutradaraan pada setiap episode juga berbeda-beda mempertimbangkan nilai lokalitas yang disampaikan para penulis.

“Sudut pandang yang beragam ini semoga memberi para pendengar pengalaman baru atas cerita misteri di Nusantara. Sebagai misteri pada setiap episode di musim ini juga menawarkan paradoks. Mereka terlihat berkabut dan samar. Tapi begitu masuk ke dalam ceritanya, kita justru melihat nilai-nilai baru yang selama ini terlihat gelap dari karakter manusia jejadian, hantu, gedung tua, hingga kesaktian turun-temurun,” ungkapnya.

Halaman
12

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved