Kurikulum Merdeka
Kunci Jawaban Pendidikan Agama Katolik Kelas 4 SD Halaman 59 Kurikulum Merdeka Bab 2: Dalami Cerita
Simak kunci jawaban Pendidikan Agama Katolik kelas 4 SD Kurikulum Merdeka halaman 59 pada bagian Ayo Kita Dalami.
TRIBUNNEWS.COM - Berikut kunci jawaban Pendidikan Agama Katolik kelas 4 SD Kurikulum Merdeka halaman 59.
Dalam buku Pendidikan Agama Katolik Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka halaman 59, terdapat 5 soal pada bagian Ayo Kita Dalami.
Pada Bab 2 Allah Membimbing Umat Israel Sub Bab Bangsa Israel Memasuki Tanah Terjanji ini, siswa mampu memahami kisah Bangsa Israel memasuki tanah terjanji sehingga mampu mewujudkan nilai kesetiaan dan perjuangan dalam hidup sehari-hari.
Sebelum mengerjakan 5 soal di bagian Ayo Kita Dalami, sebaiknya siswa memahami Bab 2 terlebih dahulu.
Baca juga: Kunci Jawaban Pendidikan Agama Katolik Kelas 4 Halaman 51 Kurikulum Merdeka Bab 2: 10 Perintah Allah
Kunci Jawaban Pendidikan Agama Katolik Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka Halaman 59
Ayo Membaca
Kisah Sukses Anak Rantau
Hidup tidak selalu mulus seperti jalan tol. Ada banyak lika-liku yangharus kita lewati.
Apa yang kemudian kita katakan tentang hidup ialah bahwa hidup itu panjang dan menampik transparansi.
Panjang sebab kita tidak tahu akan saat dan waktunya.
Maka sangat dibutuhkan keterbukaan pada pertolongan Tuhan.
Pertolongan Tuhan selalu indah pada waktunya.
Demikian yang diungkapkan Pak Yulius Api, seorang karyawan di salah satu perusahan swasta di Kota Pasuruan, Jawa Timur.
Pria kelahiran Ende Wolowaru ini bercerita panjang lebar ketika ditanyai tentang lika-liku hidupnya hingga hidup sukses di tanah Jawa.
Kisahnya ialah tentang perjuangan meraih mimpi. Bahkan mungkin tentang keberanian dan iman yang teguh.
Sebagai pemuda desa yang kesehariannya bekerja sebagai kondektur, ia memiliki keinginan untuk merantau di tanah Jawa.
Keinginan itu tidak terlepas ekonomi keluarga yang pas-pasan.
Pertualangannya pun dimulai. Pada tahun 1992, ia nekat merantau ke Jawa.
Yang terpenting baginya saat itu, ia bisa bekerja di kota.
Mimpinya perlahan menjadi kenyataan, ketika pada tahun itu, terjadi gelombang besar yang membuat kapal Meranti asal Surabaya terpaksa mampir di dermaga Ipi, Ende.
Dengan uang hasil kerjanya, Yulius menumpang di kapal itu dan menuju kota Surabaya.
Namun di luar dugaannya, kapal itu tidak langsung ke Surabaya.
Dia harus menunggu kapal yang sama di Kupang selama tiga minggu untuk sampai ke Surabaya karena kapal itu harus ke Larantuka untuk mengangkut sapi.
Ketika tiba di dermaga tanjung Perak, uangnya tersisa lima ribu rupiah.
Ada rasa cemas, tetapi keyakinan dalam dirinya lebih kuat, bahwa pertolongan Tuhan tidak pernah datang terlambat.
Setelah turun dari kapal, ia kebingungan karena ternyata dermaganya luas.
Saat itu, tiba-tiba ada orang Ambon memperkenalkan dirinya dan menunjukan tempat-tempat di mana Yulius harus turun dan lewat bus mana ia harus berangkat.
Yang ada di pikirannya saat itu ialah bekerja di Nusa dua, Pasuruan. Maka ia pun berangkat ke Pasuruan.
Ketika tiba di Gempol, Pasuruan, ia diterima bekerja di Pabrik Batako.
Selama setahun bekerja, ia menumpang tidur di pos security, karena uang gajiannya hanya cukup membiayai hidupnya.
Pertolongan datang lagi, ada warga sekitar yang baik hati dan memberi tumpangan kepada Pak Yulius yang disewa 5.000 per bulan.
Sebagai orang baru di sana, satu kerinduannya saat itu ialah bertemu dengan orang Flores.
Dan akhirnya ia bertemu dengan mereka di Gereja.
Pertemuan itu bukan merupakan sebuah kebetulan baginya. Ia melihat itu sebagai anugerah Tuhan.
Sebab melalui pertemuan itu pekerjaannya mulai berubah.
Orang Flores yang bekerja di sebuah perusahan sandal akhirnya meminta Pak Yulius bekerja sebagai security di sebuah perusahan.
Gajinya menjadi Rp 120.000 per bulan pada tahun 1997.
Berkat semangat kerja dan ketekunannya, 10 tahun kemudian ia diangkat bekerja di bagian mekanik oleh perusahaan tersebut.
Semuanya dijalankannya dengan penuh ketekunan sambil terus menjaga kepercayaan yang diberikan padanya.
Pengalaman yang tidak pernah dilupakan Yulius selama bekerja ialah kematian ayahnya.
Saat ayahnya meninggal ia tidak tahu. Saat itu, keluarganya tidak mengetahui keberadaannya.
Tiga tahun setelahnya, baru ia mengetahui kabar buruk itu, tetapi ia lantas menyerah.
Ia terus berkerja untuk bisa hidup sukses.
Sekarang ia bersyukur pada Tuhan, ia telah menikah dan dikaruniai dua orang anak.
Ketika ditanya soal harapan, ia ingin suatu saat kembali ke kampung halamannya di Wolowaru dan jika mati ia ingin mati di kampungnya.
Kampung halaman adalah yang terindah dalam hidup. Tempat yang tidak pernah bisa dilupakan.
Untuk semua yang meninggalkan kampung halaman karena merantau, jangan lupa kampung halaman.
Jika bisa kembali ke daerah, bangunlah daerah.
Harapannya untuk generasi muda yang berjuang di bangku pendidikan ialah agar tetap tekun belajar.
Hidup itu tidak mudah. Butuh perjuangan yang kadang-kadang membuat kita lelah dan letih.
Tetapi walau demikian, jangan lupa berdoa dan bersyukur pada Tuhan.
Apapun yang akan kita alami sekalipun sulit dalam pikiran kita, jika kita tidak melupakan Tuhan, kita pasti selamat.
Juga jangan pernah berhenti bermimpi.
Mimpi bisa membawa kita jauh dari yang kita inginkan, asalkan kita berjuang.
Ayo Kita Dalami
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!
1. Siapakah nama perantau yang dikisahkan pada cerita di atas?
Jawaban: Yulius Api.
2. Dari manakah dia berasal?
Jawaban: Wolowaru, Ende.
3. Pengalaman sedih apa yang ia alami selama di perantauan?
Jawaban: Yulius Api harus bertahan hidup di tanah rantau dengan uang pas-pasan. Selain itu, ia juga tak tahu saat ayahnya meninggal.
4. Apa yang menjadi kekuatan di dalam dirinya, sehingga ia bisa bertahan dan berhasil?
Jawaban: Keyakinan dalam diri Yulius Api yang kuat dan percaya bahwa pertolongan Tuhan tidak pernah datang terlambat.
5. Pelajaran apa yang bisa kita petik dari kisah di atas?
Jawaban: Tetap tekun belajar dan tidak lupa berdoa serta bersyukur kepada Tuhan.
Baca juga: Kunci Jawaban Pendidikan Agama Katolik Kelas 4 SD Halaman 42 Kurikulum Merdeka Bab 2: Kitab Suci
Disclaimer:
- Jawaban di atas hanya digunakan oleh orang tua untuk memandu proses belajar anak.
- Sebelum melihat kunci jawaban, siswa harus terlebih dahulu menjawabnya sendiri, setelah itu gunakan artikel ini untuk mengoreksi hasil pekerjaan siswa.
(Tribunnews.com/Katarina Retri)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.