Jumat, 3 Oktober 2025

Anak Perlu Tahu, Pentingnya Ajarkan Soal Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan

Bicara soal kesehatan seksual dan reproduksi perempuan masih sering dianggap tabu. Ini pentingnya pengetahuan soal kesehatan seksual pada anak.

Ilustrasi Parapuan Foto 2021-07-23 19:01:23 

Peran pemuda dan remaja untuk menyuarakan betapa pentingnya edukasi atau pendidikan kesehatan reproduksi ini bisa dilakukan dengan banyak hal.

Bahkan, seperti dikutip dari Kompas.com, studi terbaru mengungkapkan pentingnya memenuhi layanan kesehatan seksual dan reproduksi perempuan dan anak perempuan selama masa pandemi Covid-19 dan setelahnya.

Dalam studi bernama "Adding It Up", Guttmacher Institute mendokumentasikan kebutuhan kesehatan seksual dan reproduksi dari 1,6 miliar perempuan berusia reproduktif (15-49) di 132 negara pada tahun 2019.


Mereka menemukan bahwa sebanyak 218 juta perempuan memiliki kebutuhan akan kontrasepsi modern yang tidak terpenuhi.

Selain itu, terjadi 111 juta kehamilan tak diinginkan (KTD) setiap tahunnya di negara-negara berpendapatan rendah hingga menengah.

Lebih buruknya, ada jutaan perempuan yang tidak mendapatkan layanan kehamilan dan pasca melahirkan yang memadai, dengan 16 juta di antaranya tidak mendapatkan perawatan yang seharusnya untuk komplikasi obstetri serius.

Lebih dari 35 juta perempuan juga didapati pernah menjalani aborsi yang tidak aman.

Sedangkan 133 juta perempuan tidak mendapatkan perawatan untuk penyakit seksual menular yang mereka alami.

Padahal, jika seluruh kebutuhan layanan kesehatan seksual dan reproduksi ini dapat terpenuhi; maka kehamilan tak diinginkan (KTD), aborsi tidak aman dan angka kematian ibu (AKI) akan berkurang hingga dua per tiga.

Baca Juga: Susahnya Berburu Plasma Konvalesen, Ini Kisah Para Pencari Donor

Guttmacher Institute memaparkan:

1. Jika seluruh perempuan di negara berpendapatan rendah hingga menengah bisa menggunakan kontrasepsi modern dan mendapatkan layanan kesehatan yang memenuhi standar internasional; maka akan terjadi pengurangan KTD hingga 76 juta, pengurangan aborsi tidak aman hingga 26 juta dan pengurangan AKI hingga 186.000.

2. Pemenuhan kebutuhan layanan bagi ibu dan bayi baru lahir akan mengurangi angka kematian bayi hingga 1,7 juta setiap tahunnya.

3. Jika seluruh wanita di negara berpendapat rendah hingga menengah bisa mendapatkan perawatan penyakit seksual menular yang efektif dan tepat, maka 3,5 juta kasus infertilitas yang disebabkan oleh kencing nanah atau gonore dan klamidia setiap tahunnya akan bisa dihindari. 

(*)

 
Sumber: Parapuan
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved