Jumat, 3 Oktober 2025

Anak Perlu Tahu, Pentingnya Ajarkan Soal Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan

Bicara soal kesehatan seksual dan reproduksi perempuan masih sering dianggap tabu. Ini pentingnya pengetahuan soal kesehatan seksual pada anak.

Ilustrasi Parapuan Foto 2021-07-23 19:01:23 

Hal ini menyebabkan para remaja sangat rentan terhadap informasi yang kurang tepat mengenai masalah seksual reproduksi ataupun terjebak dalam pertanyaan maupun mitos yang tidak benar.

Dikutip dari Kompas.com, dalam hal kesehatan seksual dan reproduksi, ada beberapa hal yang sebaiknya diketahui anak:

- Ajarkan anak bagian tubuh mana yang privat dan tidak boleh diperlihatkan atau disentuh orang lain, selain ibu dan dokter dengan pendampingan ibu.

- Anak perlu tahu tentang pubertas sebelum mereka memasuki periode ini agar mereka tidak kaget dan takut dengan perubahan yang terjadi pada tubuhnya.

- Anak perempuan sebaiknya tahu kapan menstruasi dimulai, yaitu sekitar usia 10 tahun, dan anak laki-laki tahu perubahan yang terjadi di usia pubertas dimulai di usia 12 tahun.

Baca Juga: Sambut Hari Anak Nasional dengan 4 Cara Kreatif Ini, Bisa Dilakukan di Rumah

- Bila anak yang mulai pra remaja tidak ada tanda-tanda ingin bertanya, gunakan situasi sehari-sehari sebagai pemancing diskusi. Misalnya, tentang acara di televisi atau saat melihat iklan pembalut. Katakan pada anak bahwa mereka akan tumbuh besar dan mengalami perubahan yang dialami setiap orang.

- Bila anak bertanya tentang dari mana bayi berasal, jelaskan dengan jujur dan sederhana sesuai tingkat usia anak. Misalnya, bayi tumbuh di perut ibu dan saat mereka sudah siap mereka akan lahir. Jawaban ini kemungkinan cukup untuk anak usia prasekolah.


Mengutip Kompas.com, dr. Sandeep Nanwani MMSc dari United Nations Population Fund (UNFPA), dalam diskusi daring Webinar 1: Let's Talk About Sex dalam rangkain series #HarusDibahas oleh Reprodukasi, Jumat (20/11/2020), mengatakan, bahwa sebenarnya, banyak pemahaman yang keliru tentang pendidikan seksual dan kesehatan reproduksi, dan harusnya dipahami oleh semua orang tidak hanya kalangan medis saja.

Berdasarkan catatan BKKBN (2014) dan Survei Demografis dan Kesehatan (DHS Program -2017), 94 persen pria tidak tahu ke mana harus mencari informasi atau diskusi mengenai Kespro (kesehatan seksual dan reproduksi).

Baca Juga: Apa Itu Klamidia, Gangguan pada Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan

Berikutnya data terkait kesehatan seksual reproduksi menunjukkan 14,87 persen dilaporkan kebutuhan untuk mendapatkan kontrasepsi tidak terpenuhi, 12 persen kelahiran tidak diinginkan atau tidak pada waktunya, dan bahkan 53 persen masyarakat tidak mendapatkan informasi mengenai HIV/AIDS di bangku sekolah menengah.

Umumnya ada banyak hal yang menjadikan pembelajaran atau pemberian materi tentang Kespro ini dianggap menjadi hal yang tabu atau tidak layak diperbincangkan.

Masalah utama yang mendasari banyaknya polemik persepsi tentang Kespro ini adalah penyalahgunaan materi seksual dan reproduksi yang berujung pada seks bebas oleh remaja dan pemuda.

Namun, sebenarnya pemuda dan remaja memiliki peran yang sangat krusial dalam meluruskan pemahaman-pemahaman yang keliru seperti ini.

Halaman
123
Sumber: Parapuan
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved