Permintaan Gaikindo ke Pemerintah: Jangan Korbankan Lapangan Kerja Jika Dorong Transisi ICE ke EV
Gaikindo meminta pemerintah agar tidak mengorbankan aspek penciptaan lapangan kerja jika pemerintah ingin mendorong transisi ke EV.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) meminta pemerintah agar tidak mengorbankan aspek penciptaan lapangan kerja yang selama ini telah diciptakan oleh industri otomotif yang memproduksi kendaran konvensional jika pemerintah ingin mendorong transisi ke kendaraan listrik (EV).
Permintaan tersebut disampaikan Sekretaris Umum Gaikindo Kukuh Kumara di acara diskusi dengan media di Jakarta, baru-baru ini.
LKukuh mengingatkan, arah kebijakan terkait kendaraan listrik harus benar-benar dipertimbangkan agar tidak mengorbankan lapangan kerja yang telah menopang industri otomotif nasional selama puluhan tahun.
'Di samping persaingan-persaingan yang lain lagi cukup ketat. Selain itu, lagi-lagi kalau kita memang punya komitmen mengenai Paris Agreement, kita harus hati-hati."
"Apa hanya sebenarnya untuk memenuhi Paris Agreement, sehingga kita mengorbankan lapangan kerja yang sudah diberikan selama 50 tahun," ucapnya.
Menurutnya, komitmen Indonesia terhadap Paris Agreement memang penting, namun tidak bisa dijalankan secara tergesa-gesa dengan mengorbankan keberlangsungan industri.
Perlu Peta Jalan Jelas
Ia menekankan perlunya peta jalan yang jelas dan menyeluruh, sehingga upaya menuju Net Zero Emission (NZE) dapat ditempuh melalui berbagai jalur, bukan hanya melalui kendaraan listrik berbasis baterai.
Kukuh menambahkan, teknologi lain seperti hybrid juga terbukti mampu memberikan kontribusi signifikan dalam menekan emisi.
"Kita sebetulnya ada peta jalan yang sudah kita sepakat bahwa kita akan menuju net zero emission dengan berbagai cara," ungkapnya.
"Tidak satu-satunya melalui BEV, karena kita juga punya yang ICE, lalu ternyata hybrid punya kontribusi yang sungguh baik untuk penurunan emisi."
"Itu bisa dilakukan. Bahkan sebetulnya dengan hybrid kita juga bisa kombinasikan dengan renewable energinya juga penurunan emisi itu kalau kita kaitannya dengan penurunan emisi," kata Kukuh Kumara.
Ia menjelaskan, menjaga konsistensi industri otomotif nasional adalah hal yang lebih penting. Transformasi menuju kendaraan ramah lingkungan tidak seharusnya menimbulkan konsekuensi berat berupa hilangnya lapangan pekerjaan.
Terlebih, Indonesia bisa berjalan beriringan antara mendukung target lingkungan dan mempertahankan keberlangsungan industri.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Presiden Prabowo Soroti Stabilitas Ekonomi dan Komitmen Ciptakan Lapangan Kerja |
![]() |
---|
Chile Tertarik Impor Mobil Listrik dari Indonesia Lewat Perjanjian Dagang IC-CEPA |
![]() |
---|
Purna Jual Mobil Listrik Banyak Dikeluhkan Konsumen Thailand |
![]() |
---|
Program Kredit Industri Padat Karya Diyakini Bisa Ciptakan Lapangan Kerja Baru |
![]() |
---|
BYD Juga Kuasai Pasar Mobil Listrik di Malaysia, Jual 20.000 Unit EV |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.