Ignasius Jonan Sebut Saat Ini Kendaraan Hybrid Lebih Baik Dibanding Listrik, Ini Alasannya
Tantangan utama dalam adopsi kendaraan listrik di Indonesia terletak pada ketersediaan infrastruktur pengisian daya.
Penulis:
Lita Febriani
Editor:
Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Mantan Menteri ESDM dan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, menyampaikan pandangannya mengenai masa depan kendaraan ramah lingkungan di Indonesia dalam Gaikindo International Automotive Conference (GIAC).
GIAC ialah sebuah seminar internasional yang diselenggarakan oleh Gaikindo sebagai bagian dari rangkaian pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS).
Jonan menilai bahwa kendaraan Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV) merupakan solusi paling realistis untuk 25 tahun ke depan, dibandingkan dengan kendaraan listrik murni (EV).
Plug-in PHEV adalah jenis kendaraan yang menggabungkan mesin pembakaran internal (biasanya bensin) dengan motor listrik dan baterai yang dapat diisi ulang melalui sumber listrik eksternal.
Terlebih tantangan utama dalam adopsi kendaraan listrik di Indonesia terletak pada ketersediaan infrastruktur pengisian daya.
PHEV dirancang untuk memberikan efisiensi bahan bakar yang lebih tinggi dan mengurangi emisi, sambil tetap menawarkan fleksibilitas seperti mobil konvensional.
Baca juga: Rincian Merek dan Tipe Mobil yang Bisa Di-test Drive Pengunjung GIIAS 2025 Serta Persyaratannya
"Untuk membuat charging station sebanyak SPBU itu menjadi tantangan yang besar. Saat saya menjabat di tahun 2016 di Kementerian ESDM, saya berkesempatan melaporkan kepada bapak presiden, dari 7.500 kecamatan, ada 1.500 yang bahkan belum punya SPBU," ungkap Jonan dalam GIAC, ICE BSD, Tangerang, Banten, Selasa (29/7/2025).
Ignasius Jonan merupakan tokoh reformis yang dikenal luas di Indonesia karena kiprahnya dalam transformasi sektor transportasi dan energi.
Ia pernah menjabat Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) (2009–2014) dan menteri era Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Kondisi ini, menurut Jonan, menunjukkan betapa kompleksnya upaya membangun jaringan pengisian kendaraan listrik atau Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang merata di seluruh Indonesia.
"PLN sebagai operator listrik dan pengelola grid nasional belum siap mengelola smart grid untuk beban charging berjuta-juta mobil dalam waktu bersamaan," tambahnya.
Jonan juga menggarisbawahi bahwa jika mobil listrik dipakai secara massal dan mengisi daya bersamaan, kebutuhan energi akan melonjak drastis.
"Kalau 1-2 juta mobil listrik charging bersamaan, berapa gigawatt yang harus disediakan. Listriknya jadi up and down," ujarnya.
Di sisi lain, Jonan melihat tren global mulai bergeser ke arah teknologi hybrid. Di mulai dengan pabrikan raksasa EV China, BYD, yang mulai merambah segmen hybrid.
"Bahkan BYD, perusahaan kendaraan listrik terbesar dari Tiongkok, kini mulai condong ke arah mobil hybrid," kata Jonan.
Suzuki Akan Luncurkan Varian Baru New XL7 Hybrid Alpha Kuro 19 September |
![]() |
---|
Sosok Bripka Rohmat, Sopir Rantis yang Terjerat Kasus Tewasnya Driver Ojol Affan Kurniawan |
![]() |
---|
Lini Produksi Jaguar Land Rover Lumpuh Akibat Serangan Siber |
![]() |
---|
BREAKING NEWS Kompol Cosmas Resmi Dipecat dari Polri Terkait Kasus Rantis Lindas Ojek Online |
![]() |
---|
Pengunjung GIIAS Surabaya 2025 Berkurang, Hanya Didatangi 31.870 Orang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.