Penjualan Otomotif Lesu, Isuzu Yakin Pasar Segera Membaik
Pasar otomotif Indonesia sedang lesu di 2025 ini, ditandai dengan data penjualan di semester I 2025 yang belum menggembirakan.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pasar otomotif Indonesia sedang lesu di 2025 ini, ditandai dengan data penjualan di semester I 2025 yang belum menggembirakan.
Mengutip data Gaikindo, penjualan ritel otomotif sepanjang semester 1 (Januari-Juni) 2025 hanya sebesar 390.467 unit, turun 9,7 persen dari periode yang sama tahun 2024 sebesar 432.453 unit.
Gaikindo menyatakan, penyebab utama lesunya penjualan mobil karena daya beli masyarakat makin lemah dan pertumbuhan ekonomi belum membaik.
Menteri Keuangan Sri Mulyani merevisi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 menjadi di kisaran 4,7 hingga 5 persen. Pemerintah sebelumnya di APBN 2025 menargetkan pertumbuhan ekonomi 5,2 persen.
“Kita perlu waspada terhadap risiko global sehingga outlook lima persen dimaksimalkan tetap bisa dicapai,” ujar Sri Mulyani awal Juli lalu.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I 2025 sebesar 4,87 persen secara tahunan (yoy). Angka itu menunjukkan adanya perlambatan dibandingkan triwulan I 2024 yang tumbuh 5,11 persen.
Meskipun demikian, PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI), salah satu pemain di industri kendaraan niaga Tanah Air, tetap yakin ada ruang untuk tumbuh meskipun kondisi perekonomian nasional dan pasar otomotif masih lesu.
Isuzu optimistis bisa terus memberi kontribusi positif bagi industri otomotif nasional dari ekspor pikap Isuzu Traga ke berbagai negara.
Selama kuartal I 2025, market share Isuzu sempat tertekan karena pasar otomotif turun. Namun dalam dua bulan berikutnya terlihat tren positif untuk penjualan Isuzu. Market share Isuzu (di segmen kendaraan komersial) sudah 29 persen.
“Kami yakin dengan tren positif ini bisa mencapai 30 persen di akhir tahun, sama seperti tahun lalu,” kata Business Strategy Division Head PT IAMI Rian Erlangga dalam jumpa pers pembukaan booth Isuzu di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 di ICE BSD, Tangerang, Banten, Rabu, 23 Juli 2025.
Lesunya pasar otomotif nasional terlihat dari kinerja sektor manufaktur lewat indeks Manajer Pembelian Manufaktur (Purchasing Managers' Index/PMI) yang merosot.
Baca juga: Mitsubishi Fuso Buka Bengkel 24 Jam untuk Antisipasi Lonjakan Bisnis Logistik
PMI Manufaktur Indonesia yang dirilis S&P Global turun menjadi 46,9 pada Juni 2025 dari 47,4 pada bulan sebelumnya. Angka ini menunjukkan, aktivitas sektor manufaktur Indonesia masih mengalami kontraksi.
PMI Manufaktur Indonesia masih berada di bawah ambang batas 50 yang menandakan kontraksi, sementara angka di atas 50 menandakan ekspansi. “Ini penurunan tertajam sejak Agustus 2021,” sebut catatan Trading Economics.
Elf NMR dengan LED Display Interaktif Curi Perhatian Pengunjung GIIAS 2025 |
![]() |
---|
Isuzu dan Bapenda Banten-Jabar Sosialisasi Keringanan Pajak Kendaraan di GIIAS 2025 |
![]() |
---|
Isuzu Pajang Truk Giga FVM Refrigerator untuk Kebutuhan Industri Cold Chain di GIIAS 2025 |
![]() |
---|
Kabin Lebih Panjang, Minitrans Bersasis Isuzu Elf NQR B Bisa Angkut 29 Penumpang |
![]() |
---|
Sukses di Segmen Pariwisata, Isuzu Perluas Pasar Sasis Bus NQR untuk Armada Minitrans Transjakarta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.