Senin, 6 Oktober 2025

Penjelasan Kenapa Harus Menggunakan BBM Sesuai Rekomendasi Pabrikan

Isi BBM Sesuai dengan Rekomendasi Pabrikan Kendaraan Ternyata Penting, pabrikan otomotif sebenarnya telah merekomendasikan bahan bakar

Penulis: Arif Fajar Nasucha
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Petugas operator mengenakan masker dan pelindung wahah mengisi bahan bakar minyak (BBM) pada kendaraan bermotor di salah satu SPBU di Kota Bandung, Jumat (12/6/2020). Menghadapi normal baru, Pertamina telah menyiapkan sejumlah protokol kesehatan cegah Covid-19 tambahan di SPBU, untuk konsumen kendaraan roda dua saat melakukan pengisian bahan bakar wajib turun dari motor dan berdiri di samping motor, sehingga tetap dapat menjaga jarak aman dengan memposisikan diri berseberangan dengan operator SPBU. Sedangkan konsumen kendaraan roda empat dapat tetap berada di dalam kendaraan dan apabila diperlukan keluar dari kendaraan wajib menjaga jarak aman minimal 1 meter dari operator. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) 

Jika bahan bakar yang digunakan di bawah rekomendasi, itu akan merusak komponen sistem bahan bakar.

Selain itu, emisi yang dikeluarkan akan lebih banyak.

Sementara untuk kendaraan roda dua, dalam acara yang sama, Technical Service Division PT Astra Honda Motor Endro Sutarno mengatakan penggunaan BBM sesuai rekomendasi pabrikan itu penting.

"Dalam pemilihan bahan bakar, konsumen harus memperhatikan anjuran pabrikan," kata Endro.

Bahan bakar yang dianjurkan pabrikan, telah tertera di Buku Pedoman Pemilik.

Hal tersebut dapat membuat pemorma mesin tetap baik.

Selain itu, juga dapat membuat komponen mesin menjadi lebih awet.

Menurut Endro, motor juga akan lebih irit bahan bakar dan emisi gas buangan sesuai dengan regulasi pemerintah.

"Pabrikan motor sudah menghitung dan meriset oktan BBM yang mampu menghasilkan performa optimal untuk sepeda motornya," jelasnya.

Untuk Honda sendiri telah menggunakan System PGM-FI dan engine eSP yang menggunakan bahan bakar mudah didapat di semua daerah.

Endro juga menjelaskan akibat penggunaan oktan terlalu rendah pada kendaraan roda dua.

"Bahan bakar terbakar lebih dulu sebelum adanya ignition, mesin menjadi lebih panas."

"Mesin yang panas akan merusak piston dan membuat ruang bakar menjadi terkikis," jelasnya.

Sementara untuk penggunaan nilai oktan lebih tinggi juga memiliki dampak.

"Pertama, bahan bakar tidak dapat terbakar dengan sempurna."

"Kemudian akan timbul kerak-kerak karbon pada ruang bakar."

"Performa mesin juha menjadi kurang maksimal dan emsisi yang dihasilkan terlalu tinggi," jelasnya.

(Tribunnews.com/Fajar)

 
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved