Konflik Iran Vs Israel
Serangan Amerika ke Fasilitas Nuklir Iran Picu Pelemahan Harga Bitcoin ke Level Terendah
Sejak kabar kemungkinan serangan Amerika muncul minggu lalu, pelaku pasar sudah mulai mengurangi eksposurnya terhadap aset kripto.
Editor:
Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Harga Bitcoin kembali mengalami pelemahan dan sempat jatuh di bawah level 99.000 dolar AS, di tengah meningkatnya eskalasi geopolitik menyusul serangan udara Amerika Serikat ke fasilitas nuklir utama Iran.
Koreksi ini menandai level terendah Bitcoin sejak 9 Mei 2025 dan memicu gelombang penurunan lebih luas di pasar aset digital global.
Ethereum, mata uang kripto terbesar kedua, juga mencatat penurunan signifikan hingga lebih dari 10 persen sebelum akhirnya pulih sebagian.
Sementara itu, altcoin seperti Solana, XRP, dan Dogecoin mengalami penurunan. Solana turun lebih dari 7%, XRP turun lebih dari 8%, dan Dogecoin turun lebih dari 9%.
Baca juga: Trump: Fasilitas Nuklir Iran Rusak Parah di Dalamnya, Bukan Hanya di Luar
Menurut data dari CoinGlass, lebih dari 1 miliar dolar AS posisi kripto terlikuidasi dalam 24 jam terakhir, sebagian besar berasal dari posisi long yang terlalu berisiko.
Hal ini dinilai menunjukan bahwa pasar dalam kondisi rapuh ketika gejolak geopolitik muncul.
Menyikapi kondisi tersebut, Vice President Indodax, Antony Kusuma mengatakan, pelemahan harga Bitcoin kali ini bukan semata disebabkan oleh faktor teknikal, melainkan karena sentimen risiko makro yang semakin kuat.
"Pasar kripto saat ini sangat sensitif terhadap berita geopolitik yang menimbulkan ketidakpastian. Respons pasar terhadap serangan AS ke Iran menunjukan bahwa Bitcoin, meski kerap dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, tetap dipandang sebagai aset berisiko oleh sebagian investor,” jelas Antony, Senin (23/6/2025).
Ia menambahkan, sejak kabar kemungkinan serangan ini muncul minggu lalu, pelaku pasar sudah mulai mengurangi eksposurnya terhadap aset kripto.
Hal itu tercermin dari menurunnya arus masuk ke ETF spot Bitcoin secara signifikan menjelang akhir pekan.
Data menunjukkan arus masuk ke ETF spot Bitcoin dari Senin hingga Rabu pekan lalu mencapai lebih dari 1 miliar dolar AS. Namun, pada Kamis tidak ada pergerakan net, dan pada Jumat hanya tercatat 6,4 juta dolar AS.
Kelesuan ini mencerminkan sikap wait and see pelaku institusi terhadap keputusan strategis pemerintahan AS.
“Fenomena ini perlu menjadi catatan penting bagi investor retail. Mereka perlu memahami bahwa volatilitas tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari investasi di kripto. Namun, koreksi tajam seperti ini tidak selalu berarti ancaman. Justru, bagi investor berpengalaman, ini bisa menjadi kesempatan untuk masuk pada valuasi yang lebih menarik,” tutur Antony.
Selain itu, JPMorgan memperkirakan harga minyak bisa melonjak hingga 130 dolar AS per barel jika Iran menutup jalur Selat Hormuz yang merupakan rute ekspor minyak utama. Kenaikan harga minyak dapat mendorong inflasi AS mendekati 5% kembali, yang akan mengubah arah kebijakan suku bunga The Fed.
Kekhawatiran ini menyebabkan investor menarik dana dari aset berisiko tinggi seperti kripto dan memindahkannya ke instrumen yang dianggap lebih aman. Akibatnya, pasar kripto mengalami tekanan jual.
Konflik Iran Vs Israel
Iran Pamer Kekuatan Besar Tembak Rudal ke di Teluk Oman, Bikin Israel Was-was |
---|
Iran Pamer, Sebut Rudal yang Hantam Israel Hanya Rudal Lawas: Yang Baru Lebih Dahsyat |
---|
Perang 12 Hari Lawan Israel Sisakan Kekacauan di Seluruh Iran: Transportasi Lumpuh, Sinyal Kacau |
---|
Israel dan Iran Jauh dari Kata Damai, Perang Bayangan Sengit Intelijen hingga Serangan Siber |
---|
Mossad Israel Sukses Rekrut 'Orang Dalam' Nuklir Iran, Teheran Eksekusi Gantung Rouzbeh Vadi |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.