Tak Kapok, Usai Bangkrut Pendiri 3AC Cari Dana Rp378 Miliar Membangun Bursa Kripto Baru
Krisis semakin parah setelah 3AC gagal memenuhi beberapa margin call hingga akhirnya bursa kripto ini melikuidasi pada beberapa aset seperti Bitcoin.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA – Dua pendiri Three Arrows Capital (3AC), Su Zhu dan Kyle Davies, tengah mencari pendanaan senilai 25 juta dolar AS atau Rp 378 miliar (satuan kurs Rp 15.146) untuk membangun bursa kripto baru.
Pengumuman ini disampaikan oleh Su Zhu tak lama setelah platform pertukaran mata uang kripto 3AC dilanda kebangkrutan akibat gagal bayar (default) atas utang senilai 653 dolar AS oleh broker kripto Voyager Digital serta 270 juta dolar AS ke bursa kripto Blockchain.com.
Krisis semakin parah setelah 3AC gagal memenuhi beberapa margin call hingga akhirnya bursa kripto ini melikuidasi pada beberapa aset seperti Bitcoin dan Ethereum.
Sayangnya hal tersebut tak cukup untuk membayar utangnya sesuai dengan waktu jatuh tempo. Hingga akhirnya perusahaan dana lindung kripto ini terpaksa ditutup beroperasinya pada akhir bulan tahun lalu.
Baca juga: Ketiban Apes, Usai Dilanda Kebangkrutan Rp6,3 Triliun Kripto Milik FTX Raib Dicuri
Tak kapok dengan kebangkrutan yang melanda 3AC, Su Zhu dan Kyle Davies kembali menggalang pendanaan untuk membangun proyek baru mereka terkait pertukaran kripto yang berfokus pada perdagangan klaim.
Dibantu oleh dua eksekutif Coinflex platform keuangan digital, Mark Lamb dan Sudhu Arumugam.
Zhu menjelaskan platform yang dinamai GTX, akan dikhususkan untuk melayani perdagangan lintas aset serta membantu membebaskan dana para pemilik aset kripto yang terjebak di bursa bangkrut.
Tak hanya memberikan manfaat bagi investor, mengutip dari Straits Times GTX juga akan menambahkan fasilitas bagi pada perusahaan bangkrut untuk dapat melakukan trading di platform itu sehingga mereka dapat meraup pundi – pundi cuan.
“Kami bertujuan untuk memverifikasi dan menandai klaim mereka dan mengizinkan klaim sebagai jaminan,” kata, Zhu saat di tanya terkait cara kerja platform GTX.
Berdasarkan informasi yang bocor di Twitter, nama perusahaan baru tersebut merujuk pada bursa kripto FTX milik Sam Bankman-Fried yang bangkrut pada tahun lalu.
Meski Zhu mengklaim bahwa marketplace buatannya tak akan menyusul kebangkrutan FTX dan dapat menguasai pasar hanya dalam 2 hingga 3 bulan dengan likuiditas pasar mencapai 2 miliar dolar AS setelah platform diluncurkan.
“Tim hukum kami akan merampingkan dan mengotomatisasi onboarding klaim ke GTX dan menjadikannya pasar dominan untuk FTX dan klaim perusahaan bangkrut lainnya,” ungkap presentasi Zhu saat perilisan GTX.
Namun, para investor sayangnya tak menyambut baik kehadiran GTX di industri cryptocurrency.
Sejumlah investor dan pedagang kripto, termasuk youtuber pendukung Bitcoin Scott Melker mengecam bahwa pitch deck itu dan mengatakan bahwa GTX merupakan penerus kebangkrutan FTX.
Kabar Transfer AC Milan: Bukan Serie A Lagi, Juve Cuma Susun Satu Jalan Keluar untuk Dusan Vlahovic |
![]() |
---|
Kontroversi Seputar Patung Emas Raksasa Bitcoin Donald Trump, Siapa di Baliknya? |
![]() |
---|
Komunitas Kripto Dorong Inovasi Sosial Demi Keberlanjutan Industri |
![]() |
---|
5 Aplikasi Crypto untuk Pemula Terbaik di Indonesia 2025 |
![]() |
---|
Bahlil Sebut Perusahaan Geothermal yang Melantai di Bursa, Harga Sahamnya Naik Berkali Lipat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.