Minggu, 5 Oktober 2025

Kapan Festival Kue Bulan 2025? Simak Asal-usul dan Makna dari Mooncake Festival

Mengacu pada perhitungan kalender lunar Tiongkok (Imlek), Festival Kue Bulan 2025 atau Mooncake Festival akan jatuh pada Senin, 6 Oktober 2025.

Freepik
ILUSTRASI KUE BULAN - Ilustrasi Kue Bulan diambil dari Freepik pada Kamis (2/10/2025). Festival Kue Bulan ini dirayakan setiap tahun pada tanggal 15 bulan ke 8 berdasarkan perhitungan kalender lunar Tiongkok (Imlek). Mengacu pada perhitungan kalender lunar, Festival Kue Bulan 2025 akan jatuh pada Senin, 6 Oktober 2025. 

TRIBUNNEWS.COM - Festival Kue Bulan, atau yang dikenal secara internasional sebagai Mooncake Festival, merupakan salah satu perayaan paling penting dalam kebudayaan Tionghoa.

Festival ini dirayakan setiap tahun pada tanggal 15 bulan ke 8 berdasarkan perhitungan kalender lunar Tiongkok (Imlek).

Momen ini diyakini sebagai waktu ketika bulan paling dekat dengan Bumi, berdampingan dengan batas langit dan bersinar kemerahan, melambangkan bersatunya antara pria (matahari) dan perempuan (bulan), seperti Yin dan Yang dalam tradisi Tiongkok.

Festival Kue Bulan ini identik dengan suasana hangat penuh sukacita, saat keluarga dan kerabat berkumpul, menikmati keindahan bulan sambil berbagi kue bulan (mooncake) sebagai simbol persatuan dan kebersamaan.

Mengacu pada perhitungan kalender lunar, Festival Kue Bulan 2025 akan jatuh pada Senin, 6 Oktober 2025.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, perayaan biasanya dimulai sejak malam sebelumnya.

Masyarakat akan berkumpul bersama, menyantap kue bulan, menyalakan lampion, dan menikmati waktu bersama orang-orang tercinta di bawah cahaya bulan purnama.

Asal-usul Festival Kue Bulan

Melansir laman Tionghoa, tradisi Kue Bulan pertama kali muncul pada masa Dinasti Xia dan Dinasti Shang.

Ini adalah tradisi ritual masyarakat Tiongkok Kuno yang bersifat ritual, namun perayaan tradisi tersebut baru populer ketika masa Dinasti Tang.

Tradisi ini berasal dari latar belakang pertanian Tiongkok, dimana petani memohon pada Dewa Bumi agar diberi musim yang baik.

Baca juga: Tiap Tahun Kue Bulan Jadi Tradisi Masyarakat Tionghoa Sambut Festival Musim Gugur

Di akhir masa panen yang bertepatan sekitar pertengahan bulan ke 8 (Imlek), para petani akan mengadakan ritual pemujaan terhadap Dewa yang telah memberikan hasil panen yang berlimpah sebagai rasa syukur dan ucapan terima kasih kepada Dewa.

Selain itu, ada legenda lainnya mengenai asal usul Festival Pertengahan Musim Gugur ini yaitu tentang legenda seorang pemanah bernama Hou Yi.

Konon zaman dahulu di atas langit ada 10 matahari, hal ini tentu saja membuat bumi menjadi kering, dan rakyat hidup menderita.

Hou Yi lalu pergi memanah 9 buah matahari sehingga tersisa hanya 1 buah matahari.

Semenjak itulah, Hou Yi dikenal sebagai pahlawan.

Suatu hari Hou Yi pergi ke pegunungan Kun Lun dan bertemu dengan Ratu Xi Wang Mu yang memberikannya obat mujarab yang bisa membuatnya naik ke langit dan menjadi Dewa.

Hou Yi menyerahkan obat tersebut pada istrinya, Chang’E.

Kemudian Peng Meng, seorang anak buah Hou Yi yang mengetahui akan hal ini lalu berencana untuk mencuri ramuan tersebut.

Suatu hari, saat Hou Yi sedang pergi, Peng Meng menyusup ke kamar Chang’E dan memaksanya untuk menyerahkan obat tersebut.

Sadar bahwa dirinya tidak mampu melawan Peng Meng, Chang’E lalu mengambil obat tersebut dan memakannya sambil melarikan diri.

Tiba-tiba ia merasakan tubuhnya menjadi ringan dan mulai terbang ke atas.

Selagi mengkhawatirkan suaminya, ia mendapatkan dirinya telah mendarat di bulan, benda langit terdekat dengan bumi.

Baca juga: Mengenal Kue Khas Imlek, Mooncake atau Kue Bulan, Berikut Sejarah dan Tradisinya

Saat Hou Yi pulang, ia sangat sedih setelah mengetahui apa yang telah terjadi.

Ia kemudian membangun sebuah altar di kebun milik Chang’E untuk mengenang sang istri.

Di sana ia meletakkan makanan kesukaan Chang’E dan buah-buahan segar sebagai persembahan kepada sang istri di bulan.

Inilah awal masyarakat Tiongkok kuno mulai memberikan persembahan kepada dewi bulan, persembahan berupa kue bulan, anggur dan buah semangka.

Makna Festival Kue Bulan

Festival ini memiliki tiga makna konsep mendasar yang saling terkait erat, sebagai berikut:

  • Berkumpul: Seperti keluarga dan sahabat berkumpul bersama, atau memanen hasil bumi untuk festival. Konon bulan paling terang dan bulat pada hari tersebut yang berarti reuni keluarga. Oleh sebab itu, hal ini adalah alasan utama festival tersebut dianggap penting.
  • Mengucap syukur: Mengucap syukur atas panen, atau atas perkumpulan yang harmonis melalui berbagai kegiatan seperti memberikan kue bulan satu kepada yang lain.
  • Berdoa (memohon kepuasan batiniah atau jasmaniah): Berdoa untuk hal-hal seperti bayi, pasangan, kecantikan, umur panjang, atau hari depan yang baik.

(Tribunnews.com/Latifah)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved