Muktamar PPP
Sekretaris SC Muktamar X Jelaskan Kronologis Terpilihnya Agus Suparmanto Sebagai Ketua Umum PPP
Sekretaris SC Muktamar X PPP, Rusam Yaqob menjelaskan kronologis terpilihnya secara aklamasi Agus Suparmanto sebagai ketua Umum PPP.
Penulis:
Rahmat Fajar Nugraha
Editor:
Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris SC Muktamar X Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Rusam Yaqob menyebut Ketua Majelis Pertimbangan PPP, Muhammad Romahurmuziy atau Rommy, sebagai sosok mastermind pelaksanaan Muktamar X PPP.
Diketahui pada pelaksanaan Muktamar X PPP di Mercure Ancol, Jakarta, pada Minggu (28/9/2025) dini hari, Agus Suparmanto terpilih menjadi Ketua Umum PPP periode 2025–2030.
Baca juga: Saling Klaim Ketua Umum PPP Mardiono vs Agus Suparmanto, Pengamat: Tidak Ada yang Diuntungkan
Terpilihnya Agus di tengah konflik internal dan klaim kepemimpinan ganda.
"Yang kami hormati Ketua Majelis Pertimbangan Gus Rommy yang sekaligus sebagai mastermind kita dalam muktamar 10 ini," kata Rusam dalam pidatonya acara tasyakuran, Ketum PPP baru Agus Suparmanto di Discovery Hotel Ancol, Jakarta Utara, Minggu sore kemarin.
Dalam pidatonya Rusam menyinggung ada pihak yang menyebut aklamasi terpilihnya Agus Suparmanto tidak konstitusional.
"Inilah yang harus kita jawab pada sore hari ini. Berkenaan dengan beredarnya pemberitaan yang berbeda dengan hasil resmi Muktamar X, maka kami menyampaikan kronologi pelaksanaan Muktamar X yang sesungguhnya hingga terpilihnya Bapak Agus Suparmanto sebagai ketua umum," ungkapnya.
Rusman menceritakan, jalannya sidang paripurna pertama dipimpin Amir Uskara, salah satu panitia SC.
Namun, banyak interupsi dari peserta muktamirin yang meminta pimpinan sidang dipilih langsung oleh peserta.
"Namun Pak Amir sama sekali tidak menghiraukan dan tidak memberikan kesempatan bagi peserta mengungkapkan pendapatnya. Muktamirin menyampaikan keberatan karena status beliau adalah ketua tim pemenangan salah satu caketum," ujarnya.
Baca juga: Agus Suparmanto Klaim Sah Sebagai Ketum PPP, Ajak Kader Akhiri Drama Muktamar
Situasi semakin memanas ketika Amir disebut menyampaikan pernyataan yang mencederai tata tertib sidang.
"Pak Amir mengatakan: meski kalian DPW dan DPC, tetapi saya yang menentukan karena saya yang memegang palu. Pernyataan tersebut mengundang perselisihan yang memicu kericuhan," tutur Rusman.
Kericuhan membuat pimpinan sidang meninggalkan ruangan, sehingga terjadi kekosongan kepemimpinan.
Melihat kondisi tersebut, para muktamirin mendesak sidang dilanjutkan oleh panitia SC yang masih hadir dan pengurus harian DPP PPP.
Sejumlah nama kemudian didaulat memimpin jalannya sidang, antara lain Qoyum Abdul Jabar, Komarudin Tahir, Rusman Yakub sendiri, Qonita Lutfia, Khairunnisa, Ainul Yakin, Dahlia Umar, dan Mustafa Nuur.
"Dengan mempertimbangkan pendapat para muktamirin, maka sidang dilanjutkan secara adil dan konstitusional," ujar Rusman.
Sidang paripurna berikutnya membahas laporan pertanggungjawaban (LPJ) DPP PPP 2020–2025.
Menurut Rusman, semua DPW yang diwakili empat zona menyatakan menolak LPJ Plt Ketua Umum Mardiono.
"Dalam pandangan umum, ketua DPP seluruh Indonesia juga menyampaikan dukungan terhadap Agus Suparmanto sebagai ketua umum Muktamar PPP 2025," ujarnya.
Aklamasi untuk Agus Suparmanto
Setelah pembahasan AD/ART dan tata tertib pemilihan, sidang paripurna keenam dibuka untuk pendaftaran calon ketua umum. Dari proses verifikasi, hanya ada satu nama yang lolos: Agus Suparmanto.
"Pimpinan sidang menyampaikan kepada muktamirin terkait pandangan DPW dan DPC. Akhirnya, muktamirin menyepakati secara aklamasi memilih Agus Suparmanto sebagai Ketua Umum PPP 2025–2030," ucap Rusman.
Sementara itu ditemui setelah acara di Discovery Hotel Ancol, Rommy kepada awak media menyebut Mardiono yang secara sepihak mengklaim sebagai Ketua Umum terpilih dalam Muktamar X PPP.
"Tentu kami mengajak kepada seluruh pihak termasuk Pak Mardiono termasuk rekan-rekan yang menyatakan diri melalui sebuah kamar di lantai 10 Hotel Mercure telah terpilih secara aklamasi," kata Rommy kepada awak media.
Dia mengatakan itu bukan muktamar melainkan mau ngamar.
"Jadi saya pertegas lagi. Ini bukan muktamar tapi mau ngamar. Tentulah tidak mungkin sebuah muktamar PPP yang pesertanya ribuan berkumpul di kamar hotel," jelasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.