Senin, 29 September 2025

Lewat Kurikulum Unggulan, TBIG Bantu Perkuat Kompetensi Siswa dan Guru SMK

Pendidikan vokasi diperlukan untuk mempersolek kualitas generasi muda menuju generasi emas 2045. Termasuk yang difokuskan oleh TBIG.

Hasil Olah AI/gemini.com
Lulusan SMK SIAP KERJA - Ilustrasi tentang siswa SMK hasil olah AI Gemini, Minggu (6/7/2025). Pendidikan vokasi diperlukan untuk mempersolek kualitas generasi muda menuju generasi emas 2045. Termasuk yang difokuskan oleh TBIG. 

Selain aspek akademik, TBIG juga memperhatikan aspek kesejahteraan dan keselamatan dalam pelatihan.

Sistem kendali mutu dan standar keselamatan yang ketat diterapkan demi menciptakan lingkungan belajar yang aman dan kondusif, sekaligus mendukung peningkatan well being para peserta.

Dengan keterbukaan akses, pelatihan yang sesuai kebutuhan industri, dan pelibatan aktif para pendidik, program CSR TBIG melalui aspek pendidikan  ini diharapkan menjadi model kontribusi sektor swasta terhadap pendidikan vokasi yang berkelanjutan dan berdampak langsung terhadap kualitas SDM Indonesia.

Pendidikan Vokasi untuk Green Jobs

Menteri Ketenagakerjaan, Yassierli, menyoroti pentingnya kesiapan generasi muda dalam menjawab tantangan ketenagakerjaan masa depan, terutama dalam menghadapi pertumbuhan green jobs atau pekerjaan ramah lingkungan.

Pernyataan ini disampaikan dalam Kuliah Umum bertema “Ketenagakerjaan Berkelanjutan: Mewujudkan Green Jobs melalui Pendidikan Vokasi” yang digelar di Politeknik Ketenagakerjaan, Jakarta, pada Jumat (12/09/2025).

“Menuju visi Indonesia Emas 2045, di mana kita menargetkan Indonesia menjadi negara maju dan termasuk dalam lima besar ekonomi dunia, peran mahasiswa sangatlah krusial. Persiapan dari sekarang adalah kunci untuk menjawab tantangan tersebut,” ungkap Yassierli.

Ia menambahkan, di tahun 2045, sektor green jobs diprediksi akan mendominasi pasar kerja. Namun, belum banyak institusi pendidikan tinggi yang telah merancang kurikulum untuk menghasilkan tenaga kerja dengan keterampilan hijau yang dibutuhkan.

Padahal, menurutnya, green jobs mencakup pekerjaan yang mendukung pelestarian dan pemulihan lingkungan hidup, baik melalui keahlian khusus, penerapan teknologi ramah lingkungan, maupun hasil kerja yang bersifat berkelanjutan.

Yassierli juga mengimbau mahasiswa untuk terus mengembangkan kemampuan mereka melalui literasi dan pembelajaran berkelanjutan.

“Karena masa depan penuh ketidakpastian, belajar menjadi kunci utama. Tidak semua hal dapat diperoleh di ruang kelas, banyak hal yang juga perlu kalian gali secara mandiri. Semangat belajar sepanjang hayat harus ditanamkan sejak dini,” tegasnya.

Lebih jauh, ia menekankan bahwa pendidikan vokasi memegang peranan penting dalam membentuk sumber daya manusia yang kompetitif di era ekonomi hijau.

Dengan sinergi kebijakan, pelatihan yang tepat, serta ekosistem pendukung yang kuat, Indonesia diyakini mampu mempercepat transformasi tenaga kerja menuju sektor green jobs sekaligus mendorong pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan