Muktamar PPP
Sosok Mardiono, Diklaim Ketua Umum Baru PPP Hasil Muktamar X, Minta Maaf Gagal Masuk Parlemen
Hasil Muktamar X Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menetapkan Muhammad Mardiono sebagai Ketua Umum baru
Penulis:
Facundo Chrysnha Pradipha
"InsyaAllah ini menjadi awal kebangkitan PPP ke depan," tambah Amir.
Seusai diumumkan sebagai Ketua Umum, Mardiono menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh kader yang hadir dan mendukung jalannya muktamar.
"Di belakang saya ada para Ketua DPW, Ketua Cabang, Sekretaris Cabang, dan para muktamirin. Sekitar 80 persen menyetujui langkah cepat agar tidak terjadi keributan berkepanjangan," ujar Mardiono.
Ia mengakui adanya insiden saat muktamar berlangsung, namun menyebut hal itu sebagai pemicu kesepakatan untuk mempercepat proses pemilihan.
"Saya berterima kasih kepada para Ketua Wilayah, pengurus harian, serta panitia SC yang telah menyelenggarakan muktamar dengan baik. Meski sempat dicederai oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, muktamar tetap berjalan sesuai aturan," tegasnya.
Mardiono menambahkan bahwa Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PPP telah mengatur mekanisme percepatan muktamar dalam situasi tertentu, sehingga keputusan dapat diambil secara sah oleh para muktamirin.
Minta Maaf
Mardiono meminta maaf di hadapan para kader peserta Muktamar X di Ancol, Jakarta Utara.
Hal itu dikatakan Mardiono karena PPP gagal masuk ke parlemen pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
"Dalam kesempatan ini saya ingin menyampaikan pertama kepada seluruh kader PPP di seluruh Indonesia, juga kepada seluruh para ulama, kiai, dan habaib. Oleh karena itu, saya menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya," kata Mardiono, Sabtu (27/9/2025).

Baca juga: Kader PPP Baku Hantam di Area Muktamar Ancol, Saling Pukul Hingga Kursi Melayang
PPP gagal lolos ke DPR RI dalam Pemilu Legislatif 2024 karena tidak memenuhi ambang batas parlemen sebesar 4 persen.
PPP hanya meraih 3,87 persen suara sah nasional atau sekitar 5.878.777 suara, sehingga kehilangan seluruh kursi di Senayan.
Mardiono mengatakan bahwa hasil Pemilu 2024 adalah pukulan berat bagi PPP. Sebab, dalam Pemilu 2024, PPP tidak melampaui ambang batas parlemen.
"Hilangnya kursi PPP di parlemen bukan hanya kerugian bagi partai tetapi juga bagi umat Islam dan rakyat Indonesia yang selama ini menaruh harapan kepada PPP. Kita kehilangan seluruh format untuk ikut menentukan arah kebijakan nasional secara langsung di Senayan," sambungnya.
Selama Mardiono berpidato, kader peserta Muktamar X kerap berteriak sejumlah kata.
Ada yang berteriak kata "lanjutkan". Namun, ada juga yang berteriak "perubahan".
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.