Muktamar PPP
Besok Muktamar PPP! Sesepuh Ingatkan: Hindari Politik Uang, Jangan Sampai Dualisme Terulang
PPP gagal masuk DPR. Muktamar X jadi titik balik. Siapa yang menang jangan hancurkan yang kalah. Semua harus dirangkul.
Penulis:
Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor:
Acos Abdul Qodir
Tokoh senior PPP menyerukan agar Muktamar ke-X berlangsung damai, bebas politik uang, dan menghasilkan kepemimpinan yang solid setelah gagal masuk parlemen pada Pemilu 2024.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sejumlah tokoh senior Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menyerukan agar Muktamar ke-X yang akan digelar pada 27–29 September 2025 di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, berlangsung kondusif, damai, dan bebas dari konflik internal.
Mereka menekankan pentingnya menjaga persatuan partai dan menghindari friksi yang dapat mencoreng citra PPP menjelang Pemilu 2029.
Muktamar ke-X ini menjadi forum tertinggi partai dan akan menentukan arah kepemimpinan PPP lima tahun ke depan.
Salah satu agenda utamanya adalah pemilihan Ketua Umum PPP periode 2025–2030. Dua nama yang disebut-sebut akan maju adalah Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum PPP M. Mardiono, yang merupakan petahana, dan mantan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, yang diklaim telah mendapat dukungan dari sejumlah DPW dan DPC di berbagai daerah.
Penyelenggaraan muktamar kali ini juga dilatarbelakangi oleh hasil buruk PPP pada Pemilu Legislatif 2024. Berdasarkan rekapitulasi nasional Komisi Pemilihan Umum (KPU), PPP gagal memenuhi ambang batas parlemen sebesar 4 persen dan tidak memperoleh kursi di DPR RI periode 2024–2029.
Kondisi ini menjadi pukulan politik yang signifikan bagi partai Islam tertua di Indonesia, yang sebelumnya selalu memiliki wakil di parlemen sejak era Orde Baru.
“Muktamar ke-X ini harus mencapai hasil maksimal demi kebesaran PPP pada 2029. Menjaga ukhuwah di antara peserta agar tidak muncul hal-hal yang merusak citra partai,” ujar politisi senior PPP, Ali Hardi Kiaidemak, Jumat (26/9/2025).
Ali Hardi menyampaikan enam pesan moral kepada peserta muktamar, termasuk pentingnya merangkul semua potensi kader dalam menyusun kepengurusan baru.
Ia menekankan agar prinsip ‘the right man on the right place’ diterapkan secara adil dan proporsional.
“Intinya menjaga agar PPP tetap solid dan besar menuju 2029,” tegasnya.
Baca juga: BREAKING NEWS: Eks Wakil Ketua Umum Nasdem Ahmad Ali Dilantik Jadi Ketua Harian PSI
Ia juga mengingatkan agar tidak ada lagi friksi antara kubu pemenang dan yang kalah setelah muktamar.
“Siapa yang menang jangan menghancurkan yang kalah, dan yang kalah jangan mendongkel yang menang. Semua harus dirangkul,” ujarnya.
Dalam pernyataan sikap hasil pertemuan para senior PPP pada 25 September 2025 di Jakarta, mereka menyerukan agar forum muktamar berlangsung aman, tertib, bebas dari politik uang, serta mengedepankan musyawarah mufakat.
Pernyataan tersebut ditandatangani oleh sejumlah tokoh senior PPP, di antaranya Ali Hardi Kiai Demak, Endin AJ Sofhihara, Lukman Hakiem, Imam Suhardjo, Syahrial Agamas, Achmad Farial, Irgan Chairul Mahfiz, Syaiful Tamliha, Rahman Yacob, Fernita, dan Ngudi Astuti.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.