Program Makan Bergizi Gratis
KPAI Sebut Kasus Keracunan MBG Bisa Menimbulkan Dampak Psikologis Bagi Anak
KPAI menyoroti maraknya kasus keracunan diduga akibat menyantap makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Peristiwa tersebut bisa memicu trauma.
Penulis:
Abdi Ryanda Shakti
Editor:
Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyoroti maraknya kasus keracunan diduga akibat menyantap makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Peristiwa tersebut dinilai bisa berdampak terhadap kesehatan dan psikologi anak-anak.
Ketua KPAI Margaret Aliyatul Maimunah mengatakan secara psikologis, anak-anak akan merasa ketakutan dan menolak menyantap makanan program pemerintah tersebut.
"Dampak psikologis, anak merasa takut dan khawatir, anak juga merasa trauma, hingga menjadi nggak mau makan lagi," kata Margaret kepada Tribunnews.com, Sabtu (27/9/2025).
Menurutnya, peristiwa yang terjadi belakangan ini harus segera ditangani serius.
Baca juga: Profil M Qodari, KSP yang Sebut 8.000 Lebih Dapur MBG Tak Miliki Sertifikat Higienis
Program MBG, kata dia, pada dasarnya adalah langkah positif pemerintah untuk memastikan anak-anak tumbuh sehat dan semangat belajar.
Namun, dalam perspektif anak, kata Margaret, setiap peserta didik berhak mendapatkan makanan yang aman, sehat, dan bergizi.
Bukan sebaliknya, menimbulkan sakit atau rasa takut untuk kembali mengonsumsinya.
Baca juga: Kasus Keracunan MBG Disebut di Luar Nalar, Kepala BGN: 3.900 Mitra Bakal Dihapus dari Sistem
"KPAI menilai penting dan mendesak dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap mekanisme penyediaan, pengolahan, hingga distribusi makanan," ucapnya.
"Evaluasi ini bukan untuk menghentikan program, tetapi untuk memperkuat jaminan bahwa makanan yang diberikan benar-benar aman, higienis, sesuai standar gizi, dan disukai anak," sambungnya.
Lebih lanjut, Margaret mengatakan KPAI menekankan agar suara dan pengalaman anak didengar dalam proses evaluasi.
"Anak-anak perlu merasa tenang dan percaya bahwa makanan yang mereka terima dari program MBG akan mendukung kesehatan dan tumbuh kembangnya, bukan sebaliknya. Dengan pengawasan ketat, partisipasi masyarakat, dan perbaikan tata kelola, program MBG diharapkan tetap berjalan sebagai upaya negara memenuhi hak anak atas gizi yang layak dan kehidupan yang sehat," tuturnya.
Badan Gizi Nasional (SPG) membeberkan update data kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG).
Pada periode Januari-25 September 2025 ada 70 kasus keracunan MBG dengan total korban sebanyak 5.914 orang.
Dengan adanya puluhan kasus keracunan ini, Wakil Kepala BGN Nanik S Deyang mengatakan atas nama BGN meminta maaf.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.