Senin, 29 September 2025

Data Terbaru Keracunan MBG, BGN dan Istana Beri Angka Berbeda, Kasus di Cipongkor Belum Termasuk

BGN dan Istana memberikan angka berbeda soal kasus keracunan MBG di berbagai wilayah Indonesia.

Tribunnews.com
SIDAK MBG - Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati atau Titiek Soeharto, menghadiri sidak program makan bergizi gratis di SMKN 1 Batam, Kepulauan Riau, Rabu (10/9/2025). Ia tampak mendampingi Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka dan istrinya, Selvi Ananda. BGN dan Istana memberikan angka berbeda soal kasus keracunan MBG di berbagai wilayah Indonesia. 

TRIBUNNEWS.com - Berikut ini data terbaru kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) per 22 September 2025.

Dalam konferens pers yang berlangsung pada Senin (22/9/2025), di Kantor Badan Gizi Nasional (BGN), Kepala BGN, Dadan HIndayana, memaparkan data terbaru keracunan MBG di berbagai wilayah Indonesia.

Ia mengatakan, hingga 22 September 2024, BGN mencatat ada 4.711 kasus keracunan yang kebanyakan terjadi di kalangan anak-anak sekolah.

Jumlah itu merupakan total dari tiga wilayah, yaitu Sumatra, Pulau Jawa, dan Indonesia Timur, dengan rincian sebagai berikut:

  • Wilayah I: 1.281 orang
  • Wilayah II: 2.606 orang
  • Wilayah III: 824 orang

"Total catatan kami itu ada sekitar 4.711 porsi makan yang menimbulkan gangguan kesehatan," ungkap Dadan, Senin, dikutip dari YouTube Badan Gizi Nasional Republik Indonesia.

"Kejadian ini terjadi pada anak-anak sekolah, untuk ibu hamil, usia anak balita, alhamdulillah sejauh ini selalu aman dan tidak ada kejadian," imbuhnya.

Baca juga: 5 Populer Regional: 301 Siswa Keracunan MBG di KBB - Profil Kades Cimanggis Gelar Khitanan Mewah 

Menurut Dadan, salah satu faktor terjadinya keracunan MBG adalah pada mekanisme Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

Sebagai pencegahan, Dadan menyebut bagi SPPG baru, akan membuat MBG dalam jumlah kecil, hingga nantinya secara bertahap akan ditambah.

Sementara, bagi SPPG lama, Dadan mengingatkan agar tidak terburu-buru mengganti supplier.

"Kami sesalkan, kami perketat mekanismenya, misalnya SPPG baru kita minta agar mulai dengan jumlah kecil," urainya.

"Untuk SPPG lama, agar mengganti supplier juga hati-hati. Karena penggantian supplier juga bisa berdampak besar. Sama supplier lama aman, sama supplier baru ternyata tidak," lanjut Dadan.

Sementara itu, Istana Presiden justru memberikan angka berbeda dalam hal data keracunan MBG.

Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Muhammad Qodari, mengungkapkan kasus keracunan MBG tercatat di atas 5.000 kasus.

Angka itu diperoleh dari BGN, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), maupun Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dengan catatan waktu yang berbeda.

Data dari BGN Per 17 September 2025, kata Qodari, terjadi 5.080 kasus keracunan.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan