Minggu, 5 Oktober 2025

Mendagri Tito Karnavian: Hilirisasi Pertanian Jadi Kunci Keluar dari Middle Income Trap

Mendagri Tito Karnavian tekankan hilirisasi pertanian, perkebunan, dan peternakan dalam Rakor Program Hilirisasi Komoditas Prioritas

Editor: Content Writer
Dok. Puspen Kemendagri
MENDAGRI TEKANKAN HILIRISASI - Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, tekankan pentingnya hilirisasi sektor pertanian, perkebunan, dan peternakan dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Percepatan Pelaksanaan Program Hilirisasi Komoditas Prioritas Perkebunan di Jakarta Selatan, Senin (22/9/2025), sebagai strategi meningkatkan nilai tambah dan daya saing Indonesia. 

TRIBUNNEWS.COM - Dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Percepatan Pelaksanaan Program Hilirisasi Komoditas Prioritas Perkebunan di Auditorium Gedung F Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta Selatan, Senin (22/9/2025), Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menegaskan pentingnya hilirisasi di sektor pertanian, perkebunan, dan peternakan sebagai strategi untuk mengeluarkan Indonesia dari middle income trap (jebakan pendapatan menengah).

Menurut Mendagri, Indonesia memiliki modal besar berupa iklim tropis dan kondisi geografis yang mendukung produksi pertanian sepanjang tahun. 

“Negara-negara di musim dingin, baik yang di utara, northern hemisphere (belahan bumi utara), maupun di selatan, southern hemisphere (belahan bumi selatan), mereka hanya bisa bercocok tanam enam bulan. Kita di negara tropis punya keuntungan bisa bercocok tanam 12 bulan. Apakah kita enggak sadar dengan itu?” imbuhnya.

Selain iklim, Indonesia juga kaya akan sumber daya air, ribuan sungai dan danau, gunung berapi, serta tanah subur. Potensi ini, menjadi modal penting yang membedakan Indonesia dengan banyak negara lain.

“Nah, jadi saya berpendapat bahwa inilah modal penting bagi kita untuk menumbuhkan industri di bidang pertanian dan perkebunan,” jelasnya.

Baca juga: Solo Raya Kembali Kondusif, Irjen Kemendagri Mahendra Tinjau Langsung Situasi Pasca-Aksi Unjuk Rasa

Mendagri menagaskan, industrialisasi merupakan syarat agar Indonesia bisa keluar dari jebakan pendapatan menengah. Namun, industrialisasi tidak selalu identik dengan industri manufaktur besar.

“Karena kita sekarang masuk negara middle income. Untuk keluar kita harus melakukan industrialisasi. Nah, tapi kadang-kadang di benak kita yang berpikir bahwa industrialisasi identik dengan pabrik yang buat mobil, motor, elektronik, chip, dan lain-lain. Nah, saya mengatakan yes or not. Agree and disagree,” tegasnya.

Ia mencontohkan Selandia Baru, yang membangun perekonomiannya bukan dari industri manufaktur, melainkan melalui pengembangan sektor pertanian, perkebunan, dan peternakan yang memberikan nilai tambah tinggi. Menurutnya, model ini bisa menjadi pelajaran penting bagi Indonesia untuk membangun kemandirian sekaligus meningkatkan daya saing di tingkat global.

Mendagri menekankan bahwa hilirisasi di sektor pertanian dan perkebunan sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto, yang menempatkan ketahanan pangan sebagai prioritas utama. Presiden, lanjutnya, tidak hanya menegaskan pentingnya swasembada pangan dalam dokumen kebijakan, tetapi juga menyiapkan langkah nyata, termasuk dukungan anggaran besar, untuk memastikan ketahanan pangan benar-benar terwujud.

Baca juga: Lewat MPPDN, Mendagri Tito Karnavian Tegaskan Dukungannya pada Perizinan Tenaga Medis dan Kesehatan

Pada kesempatan yang sama, Mendagri menyampaikan apresiasi kepada Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman beserta jajaran yang telah mempertemukan para pemangku kepentingan dalam Rakor. Ia menegaskan, momentum ini harus dimanfaatkan untuk memperkuat sektor pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan melalui langkah nyata, bukan hanya sekadar normatif.

Dalam pertemuan tersebut, Mendagri turut menyaksikan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) tentang Komitmen Kesanggupan Pemenuhan Data Calon Petani Calon Lokasi.

MoU ini ditandatangani oleh sejumlah gubernur, antara lain Gubernur Jambi Al Haris, Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah, Gubernur Riau Abdul Wahid, Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail, Gubernur Maluku Hendrik Lewerissa, Gubernur Sulawesi Tenggara Andi Sumangerukka, Gubernur Sulawesi Tengah Anwar Hafid, Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman, serta Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda.

“Dengan anggaran yang ada, kita ingin menjadikan hilirisasi, industrialisasi di bidang pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, dan lain-lain. Karena kita memiliki modal alami yang besar. Dan kemudian tinggal bagaimana kita meningkatkan sumber daya, kemampuan, kapasitas petani, dan lain-lain,” tandasnya.(*)

Baca juga: Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Jaga Kamtibmas dan Perkuat Strategi Pertumbuhan Ekonomi

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved