Manuver Politik Jokowi
PDIP Klaim Jokowi Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode Demi Kepentingan Anak Sendiri: Mulai Khawatir
Menurut PDIP, pernyataan Jokowi tersebut disampaikan bukan untuk kepentingan bangsa dan negara ini, melainkan demi kepentingan anaknya, yakni Gibran.
TRIBUNNEWS.COM - Ketua DPP PDIP, Andreas Hugo Pareira, menanggapi pernyataan Joko Widodo (Jokowi) yang mendukung Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka untuk dua periode.
Jokowi sebelumnya mengaku telah memberikan arahan kepada kelompok relawannya untuk mendukung pasangan Prabowo-Gibran selama dua periode.
"Sejak awal saya sampaikan kepada seluruh relawan untuk itu," kata Jokowi, di Solo, Jawa Tengah, Jumat (19/9/2025).
Menurut Hugo, pernyataan Jokowi tersebut disampaikan bukan untuk kepentingan bangsa dan negara ini, melainkan demi kepentingan anak eks Presiden ke-7 itu sendiri, yakni Gibran.
"Apa yang disampaikan Pak Jokowi itu bukan soal kepentingan bangsa dan negara, kepentingan menjaga pemerintahan ini, tapi kepentingan anaknya," kata Hugo, Senin (22/9/2025), dikutip dari YouTube Kompas TV.
Hugo pun mengatakan, saat ini Jokowi sedang dilanda kekhawatiran karena belakangan Gibran tengah menjadi sorotan publik, terlebih dia tidak hadir dalam pelantikan menteri baru di Kabinet Merah Putih setelah Prabowo melakukan reshuffle beberapa waktu lalu.
Selain itu, kini juga sedang masif dibicarakan terkait ijazah SMA Gibran yang digugat keabsahannya oleh seorang pengacara bernama Subhan Palal.
Subhan mengaku menggugat ijazah Gibran ini atas inisiatif sendiri tanpa ada dorongan pihak lain.
Dia menggugat keabsahan ijazah Gibran tersebut di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, dengan poin tuntutan terkait jabatan Gibran sebagai wapres yang dinilai tidak sah.
Dalam gugatannya itu, Subhan menunjuk dua pihak sebagai tergugat, yakni Gibran secara pribadi serta Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggara pemilu.
Lalu, jumlah tuntutan kerugian yang diajukan Subhan mencapai Rp125 triliun yang nantinya akan dibagi rata ke seluruh warga negara.
Baca juga: Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode, Relawan Jokowi: Jika Pecah, Politik Bisa Lepas Kontrol
"Kalau kita lihat dengan latar belakang ya, kita lihat dengan situasi saat ini yang dihadapi, ya soal ijazah (Gibran) lah, soal situasi yang tadi disampaikan ketidakhadiran (Gibran) ketika pelantikan (reshuffle)," papar Hugo.
Atas hal-hal tersebutlah, kata Hugo, Jokowi menjadi khawatir kemudian menyampaikan pernyataan mendukung Prabowo-Gibran untuk dua periode.
"Ini kan buat beliau (Jokowi) mengkhawatirkan gitu dengan situasi seperti ini gitu. Oleh karena itu ya lebih baik klaim lebih dulu gitu kan," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Relawan Pro Jokowi (Projo), Fredy Damanik, mengatakan bahwa alasan Jokowi mendukung Prabowo-Gibran dua periode karena masa pemerintahan selama lima tahun terlalu singkat untuk merealisasikan program-program pemerintahan.
"Waktu lima tahun terlalu singkat untuk mewujudkan program-program Prabowo-Gibran," ujar Fredy kepada Kompas.com, Minggu (21/9/2025).
Fredy juga menegaskan bahwa Jokowi selalu meminta kelompok relawan pendukungnya untuk mengawal dan menyukseskan program pemerintahan Prabowo-Gibran.
"Presiden Jokowi kerap kali menyatakan bahwa relawan harus mengawal, memastikan, dan mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran agar berhasil menjalankan program-programnya," ujar Fredy.
Pengamat Sebut Jokowi Terlihat Menyedihkan
Terkait pernyataan Jokowi tersebut, Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif lembaga konsultan politik Charta Politika, Yunarto Wijaya, mengaku kaget karena hal tersebut bisa dimaknai bahwa eks Presiden ke-7 RI itu juga menginginkan anaknya tetap berkuasa.
"Terus terang saya agak kaget, apalagi kalau kita dengarkan kalimatnya, itu bisa bermakna ganda. Yang disebutkan oleh Jokowi bukan mendukung pemerintahan Prabowo, tapi pemerintahan Prabowo Gibran dua periode," katanya, Jumat (19/9/2025), dikutip dari YouTube Kompas TV.
Bahkan, menurut Yunarto, Jokowi terlihat menyedihkan karena sebagai mantan orang nomor satu RI, seharusnya dia bisa menjadi sosok negarawan yang berintegritas dan berbicara mengenai isu-isu krusial, seperti SBY dan Megawati, yang sudah memiliki level lebih tinggi sebagai negarawan.
"Buat saya menyedihkan buat seorang mantan presiden, yang seharusnya sudah menjadi seorang statesman, negarawan, yang bicaranya kalau kita lihat Pak SBY itu diundang ke luar negeri, berbicara mengenai climate change, disrupsi AI, atau Ibu Mega misalnya, yang diundang di Vatikan berbicara tentang keberagaman," jelas Yunarto.
"Ini yang menurut saya sangat disayangkan dari seorang mantan presiden dua periode yang kita harapkan ada pada tahapan seorang negarawan, tapi malah masuk wilayah perbincangan mengenai elektoral, transaksi kekuasaan," imbuhnya.
Yunarto juga menekankan bahwa Jokowi sebagai mantan kepala negara seharusnya tidak bicara soal kekuasaan.
Menurutnya, Jokowi semestinya meminta kepada relawannya agar bisa lebih berintegritas lagi.
Terlebih, dukungan untuk Prabowo-Gibran dua periode ini disampaikan Jokowi saat banyak relawannya di Kabinet Merah Putih dicopot Prabowo, yakni Mantan Wakil Menteri Tenaga Kerja RI (Wamenaker) Immanuel Ebenezer (Noel) yang ditangkap KPK kasus dugaan pemerasan terhadap perusahaan terkait pengurusan sertifikasi K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) di Kementerian Ketenagakerjaan RI.
Kemudian Ketua Umum Pro Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi juga dicopot sebagai Menteri Koperasi RI dalam reshuffle (perombakan) kabinet pada Senin (8/9/2025) lalu.
Selanjutnya adalah Elite Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019, Abdul Kadir Karding, juga terkena reshuffle kabinet pada Senin dan dicopot dari jabatan Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI).
Lalu, Hasan Nasbi yang juga dikenal sebagai salah satu orang dekat Jokowi dicopot dari posisi Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) dalam reshuffle yang diadakan pada Rabu (17/9/2025).
"Ya, dengan ditangkapnya Noel dan dipecatnya Budi Arie sebagai dua perwakilan relawan yang menggunakan nama Jokowi, tadinya saya berharap, Jokowi memerintahkan kepada relawannya untuk menjaga integritas, untuk bekerja dengan baik, untuk bisa menyokong secara kapabilitas, bagaimana pemerintahan Prabowo Gibran bisa berlangsung dengan baik, bukan bicara tentang kekuasaan" kata Yunarto.
(Tribunnews.com/Rifqah/Rizki) (Kompas.com/Adhyasta)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.