Senin, 29 September 2025

Tersisa Kurang dari 200 Ekor, Badak Nusantara Terancam Punah

Raja Antoni menerangkan bahwa pelestarian badak bukan hanya soal menyelamatkan satwa, tapi juga tentang menjaga ekosistem

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Eko Sutriyanto
Istimewa
POPULASI BADAK - Satu individu baru anak Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) terekam kamera di wilayah Semenanjung Ujung Kulon. Kementerian Kehutanan menyampaikan hanya dua spesies badak yang tersisa di Nusantara yakni Badak Sumatera dan Badak Jawa yang jumlahnya kurang dari 200 ekor 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kehutanan (Kemenhut) menyampaikan hanya dua spesies badak yang tersisa di Nusantara.

Mereka adalah Badak Sumatera dan Badak Jawa dan kedua spesies ini sama - sama berstatus sangat kritis. 

Hal ini disampaikan Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni dalam peringatan Hari Badak Sedunia ke-15 bertema 'Badak Lestari Bumi Berseri' di Kantor Kemenhut RI, Jakarta, Senin (22/9/2025).

"Peringatan kali ini menjadi sangat penting dan kusial, karena fakta pahitnya jumlah badak di alam kita semakin terbatas," kata Menhut dalam sambutannya.

Data terkini, populasi Badak Jawa diperkirakan hanya berjumlah 87-100 individu dan terbatas di Taman Nasional Ujung Kulon. 

Sedangkan populasi Badak Sumatera diperkirakan tersisa kurang dari 100 individu yang hidup dalam kantong - kantong kecil di Sumatera dan Kalimantan.

Baca juga: Menginspirasi! 5 Destinasi Wisata di Indonesia Ini Terapkan Konsep Sustainable Tourism

Diantaranya, Taman Nasional Gunung Leuser, Way Kambas, dan Bukit Barisan Selatan.

Raja Antoni menerangkan bahwa pelestarian badak bukan hanya soal menyelamatkan satwa, tapi juga tentang menjaga ekosistem, keragaman genetik dan menjaga martabat bangsa. 

"Selama badak masih hidup dan berkembang biak, selama itu pula dunia tahu bahwa Indonesia adalah bangsa yang mampu menjaga titipan alamnya," kata Raja Antoni.

Adapun langkah konservasi terus dilakukan Kemenhut. 

Mulai dari pengembakbiakan semi in-situ di Taman Nasional Way Kambas, pengembangan teknologi reproduksi dan biobank, pemanfaatan teknologi konservasi seperti kamera jebak, drone, analisis DNA lingkungan, hingga pengerahan anjing K-9, sampai penguatan patroli, penegakan hukum, dan edukasi masyarakat. 

Selain itu operasi penyelamatan dan translokasi badak juga digalakkan, termasuk penyelamayan badak 'Pari' di Suaka Kelian Kalimantan Timur dan rencana operasionalisssi Suaka Badak Sumatera di Aceh Timur. 

"Kita semua harus menjadi agen perubahan yang membawa harapan bagi masa depan biodiversitas Indonesia," kata Raja Antoni. 

Dalam kesempatan itu, sebagai simbol dukungan global, International Rhino Foundation (IRF) turut menyerahkan sebuah patung Badak Jawa berbahan perunggu seberat 1,73 ton. 

Patung ini merupakan hasil karya seniman dunia Gillie dan Marc asal Amerika Serikat (AS), kepada Pemerintah Indonesia melalui Kemenhut.

Penurunan Populasi Badak Dipicu Perburuan hingga Krisis Habitat
Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan