Senin, 29 September 2025

Pendaftar TNI Mencapai 107 Ribu Orang, KSAD Buka Jalur Aduan WA: Masuk Tak Perlu Ordal

107 ribu orang daftar TNI. KSAD buka jalur aduan WA agar publik bisa awasi seleksi dan lapor jika ada penyimpangan.

Tribunnews.com/Danang Triatmojo
PENGADUAN SELEKSI TNI - Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak diwawancarai wartawan di sela pameran alutsista "TNI Fair 2025" di silang Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (20/9/2025). Dalam kesempatan itu, Maruli menyampaikan rencana pembukaan kanal aduan berbasis WhatsApp untuk laporan penyimpangan seleksi prajurit TNI AD. 

Ringkasan Utama

Minat masyarakat untuk bergabung dengan TNI AD melonjak, tercatat lebih dari 107 ribu orang mendaftar tahun ini. KSAD Jenderal TNI Maruli Simanjuntak merespons dengan membuka kanal aduan berbasis WhatsApp agar publik bisa melaporkan penyimpangan dalam proses seleksi. Langkah ini diambil untuk memperkuat transparansi dan mencegah praktik nepotisme serta pungutan liar.
 
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Minat masyarakat untuk bergabung dengan TNI Angkatan Darat (AD) terus meningkat. Tahun ini, tercatat sebanyak 107.365 orang mendaftar sebagai calon prajurit Tamtama, dengan 38.835 di antaranya telah tervalidasi. TNI AD menargetkan merekrut 24.000 prajurit baru sebagai bagian dari pembentukan Batalyon Teritorial Pembangunan di 514 kabupaten/kota.

Di tengah lonjakan pendaftar, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak berencana membuka kanal aduan berbasis WhatsApp. Kanal ini ditujukan bagi masyarakat yang ingin melaporkan dugaan penyimpangan dalam proses seleksi prajurit.

“Jadi mudah-mudahan dengan ini ada dibuat nanti misalnya telepon pengaduan atau WA pengaduan. Mudah-mudahan bisa membuat seleksi kita lebih baik,” ujar Maruli saat menghadiri TNI Fair 2025 di silang Monas, Jakarta Pusat, Sabtu (20/9/2025).

Maruli menegaskan bahwa proses rekrutmen dilakukan secara gratis dan terbuka untuk semua kalangan.

Ia membantah anggapan bahwa masuk TNI harus melalui koneksi orang dalam atau membayar sejumlah uang.

“Kadang-kadang orang selalu berpikir bahwa kalau mau masuk harus ada yang dikenal, harus dibagaimanakan dan lain sebagainya. Padahal, sekarang kita sudah banyak perubahan. Siapa pun bisa daftar tanpa harus keluar biaya,” tegasnya.

Langkah ini juga diambil menyusul sejumlah kasus yang melibatkan oknum prajurit TNI AD, termasuk dugaan penganiayaan dan keterlibatan dalam pembunuhan kepala cabang bank.

Maruli menyebut TNI AD tidak menutup diri terhadap kritik dan laporan masyarakat.

“Kalau ada orang yang bisa melaporkan ke kami, kami justru lebih senang sekarang. Jadi kita tidak menganggap ada orang mengisukan,” katanya.

Baca juga: Reformasi Polri, Apa yang Diperbaiki? Aryanto Sutadi: Pengawasan Lemah, Harus Ada Pakta Integritas

Selain kanal aduan, TNI AD menyiapkan tim pemantau internal yang akan mengawasi setiap tahapan seleksi, mulai dari administrasi, kesehatan, jasmani, psikologi, hingga penelitian personel. Kanal ini diharapkan menjadi solusi bagi masyarakat yang selama ini kesulitan menyampaikan laporan.

“Kita juga menyadari tidak semua orang punya akses untuk berkomunikasi. Jadi ini bisa jadi solusi agar masyarakat bisa ikut mengawasi,” pungkas Maruli.

Rekrutmen TNI AD 2025 dibuka melalui jalur Tamtama dan Bintara, dengan pendaftaran online sejak 11 September.

Validasi dilakukan mulai 15 September, dan seleksi berlangsung di Ajendam/Ajenrem seluruh Indonesia.

Calon peserta wajib memenuhi sejumlah syarat, termasuk tinggi badan minimal 158 cm, memiliki BPJS aktif, dan menandatangani surat pernyataan bebas praktik KKN. Piagam prestasi tingkat nasional juga dapat dilampirkan sebagai nilai tambah.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan