Kemendiktisaintek Berupaya Membumikan Sains dan Teknologi hingga ke Warung Kopi
Yudi Darma, menekankan pentingnya mendekatkan hasil-hasil karya sains dan teknologi dari kampus kepada masyarakat.
Penulis:
Fahdi Fahlevi
Editor:
Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Pemanfaatan dan Diseminasi Sains dan Teknologi, di Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek), Prof Yudi Darma, menekankan pentingnya mendekatkan hasil-hasil karya sains dan teknologi dari kampus kepada masyarakat.
Menurutnya, sangat penting untuk membumikan sains bahkan hingga warung kopi.
"Jadi kami dari Direktorat Diseminasi dan Pemanfaatan Saintek dari Kemendikti Saintek itu punya satu misi yaitu mendekatkan hasil-hasil karya dari kampus, sains dan teknologi ke masyarakat. Jadi kita ingin membumikan saintek itu ke publik," ujar Yudi, Sabtu 20/9/2025).
Hal tersebut diungkapkan oleh Yudi saat membuka Talkshow KopiSains bertema " Quantum and Everyday Technology (From Pockets to Future)" di Jakarta.
Menurutnya, acara ini merupakan salah satu upaya strategis untuk membincangkan sains di keramaian dengan harapan melahirkan masyarakat yang semakin melek sains.
Tujuannya agar publik memiliki literasi saintek yang tinggi, yang pada akhirnya dapat memanfaatkan sains dan teknologi untuk meningkatkan kesejahteraan.
Pada tahun 2025 juga sekaligus menandai 100 tahun sains dan teknologi kuantum dipilih sebagai momen yang tepat untuk memperkenalkan bidang ini kepada masyarakat luas.
Yudi mengakui bahwa kuantum sering dianggap sebagai bidang yang kaku dan sulit untuk dipahami.
“Nah sementara mungkin publik mungkin bisa menduga kuantum itu kesannya kaku ya, jauh, susah gitu ya. Kami berupaya sekarang untuk mengenalkan tanpa mengurangi esensi atau nilai sainsnya namun dalam bahasa yang lebih mudah dan populer,” jelasnya.
KopiSains juga menargetkan generasi muda untuk menumbuhkan minat mereka pada bidang Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM).
Yudi berharap sains dapat lebih membumi, utamanya di kalangan anak muda.
Ia menyoroti kecenderungan penurunan minat generasi muda terhadap STEM dan pentingnya membalikkan tren tersebut.
"Jadi kita selalu mendorong agar STEM ini kuat dan masa depan itu, kalau kita lihat trennya, itu sudah mengarah ke yang spesifik dan sangat unik. Salah satunya kuantum. Jadi melihat perkembangan teknologi, jadi saintek kuantum ini disinyalir akan memegang peranan saat penting kedepannya,” jelas Yudi.
Hadir dalam KopiSains edisi perdana, Guru besar Fisika Teori IPB University, Prof. Dr. Husin Alatas, M.Si sebagai arasumber dan Dosen MIPA UI/Ketua Kelompok Riset Fisika Kuantum, Magnetik dan Ionik), Dr. Adam Badra Cahaya, B.Sc., M.Sc.
Husin Alatas menyebutkan Indonesia harus bersiap memasuki revolusi kuantum 2.0 agar tidak tertinggal. Indonesia mau tidak mau harus masuk dan menguasai teknologi, salah satunya kuantum.
"Tentunya dalam acara ini, kita akan berbicara bukan yang berat-berat, tetapi yang santai yang bisa kita cerna bersama, tetapi tanpa kehilangan esensi dari pentingnya bahwa menguasai teknologi kuantum ini, karena memang suatu keniscayaan bangsa kita itu mau enggak mau ke depannya harus masuk ke dalam teknologi," katanya.
Dosen MIPA UI/Ketua Kelompok Riset Fisika Kuantum, Magnetik dan Ionik, Dr. Adam Badra Cahaya, mengatakan, kehadirannya untuk menjembatani kompleksitas sains kuantum agar mudah dipahami oleh audiens muda.
Adam menekankan, momen 100 tahun sains kuantum yang diperingati tahun 2025 adalah kesempatan emas bagi Indonesia.
Dia menjelaskan, revolusi kuantum 1.0 yang melahirkan semikonduktor, fondasi semua gadget modern, terlewatkan oleh Indonesia.
Kini, di era revolusi kuantum 2.0, semua negara, termasuk Indonesia, berada di titik start yang sama.
“Ketika sekarang di kuantum revolusi 2.0 ini ya semua negara berada di start yang sama. Semua harus siap menghadapi ini, apakah Indonesia akan jadi penonton aja? Apakah hanya jadi konsumen saja? Saatnya kita jadi pemain disini, kita bisa berkiprah, kita bisa mengembangkan jadi peneliti,” katanya.
Adam juga membongkar mitos bahwa mempelajari kuantum harus diawali dengan rasa takut.
5 Prompt Gemini AI Photobox Bareng Pasangan yang Unik dan Keren |
![]() |
---|
Difasilitasi ITB, 200 Peserta dari Berbagai Negara Ikuti Konferensi Internasional AI di Bandung |
![]() |
---|
Menperin Agus Gumiwang Sebut Transformasi Digital Jadi Katalis Peningkatan Kinerja Industri Nasional |
![]() |
---|
RI Tempati Peringkat 43 Digital Competitiveness Dunia, Menperin Agus Gumiwang: Saya Tidak Puas |
![]() |
---|
Jangan Coba-coba Curang di SNBP 2026: Nilai Palsu, Kursi PTN Melayang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.