Program Makan Bergizi Gratis
Ragam Alasan BGN soal Penyebab Keracunan MBG: Dulu Buntut Masak Terlalu Lama, Kini karena SPPG Baru
BGN memberikan beberapa alasan berbeda terkait masih masifnya insiden keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) di beberapa wilayah.
"Jadi ada kesan bahwa ini menjadi kebiasaan dan kemudian kami putuskan agar melakukan penyegaran dan sekarang setiap dua bulan penjamah makanan tersebut kami kumpulkan untuk diberi pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan juga keterampilannya," beber Dadan.
Kini Sebut Penyebab Keracunan Imbas SPPG yang Baru Beroperasi
Pada hari ini, Dadan kembali memberikan penjelasan terkait keracunan MBG yang masih terjadi di berbagai wilayah.
Menurutnya, peristiwa tersebut bisa terjadi karena adanya SPPG yang masih baru beroperasi.
Adapun pernyataan Dadan ini berkaca dari peristiwa keracunan massal yang terjadi di Kabupaten Lebong, Bengkulu pada 27 Agustus 2025 itu.
Sebagai informasi, keracunan massal tersebut dialami oleh 456 orang. Bahkan, korban keracunan tidak hanya siswa tetapi juga dialami oleh guru, dikutip dari Tribun Bengkulu.
Berkaca dari peristiwa ini, Dadan pun berharap agar SPPG yang baru beroperasi agar tidak langsung ditugaskan untuk menyediakan makanan untuk ribuan orang.
“Makanya kami kemudian sarankan untuk SPPG baru mulainya bertahap, karena ibu-ibu yang biasa masak untuk empat orang sampai sepuluh orang itu belum tentu bisa masak langsung untuk 1.000 sampai 3.000 orang,” kata Dadan di Jakarta, Kamis (18/9/2025).
Dadan juga mengungkap soal kasus keracunan MBG yang terjadi di Maluku Barat Daya.
Dikutip dari Tribun Ambon, keracunan MBG dialami oleh puluhan siswa di SMP Negeri 1 Pulau Babar, Negeri Tepa, Kecamatan Babar Barat, Maluku Barat Daya, pada Kamis (11/9/2025) lalu.
Baca juga: Pelajar SMA Keluhkan Menu MBG di Sukabumi Bau: Nasi Berlendir
Menurut keterangan orang tua salah satu siswa, Jos Untayan, anaknya diduga keracunan setelah memakan ikan yang berada di menu MBG.
“Anak-anak yang dirawat kurang lebih 40 siswa kalau tidak salah. Gejalanya beda-beda. Dicurigai karena ikan yang mereka makan,” katanya.
Terkait peristiwa yang terjadi di Maluku Barat Daya, Dadan mengatakan penyebabnya karena adanya pergantian pemasok bahan baku.
Padahal, dia menuturkan di wilayah tersebut tidak pernah terjadi insiden keracunan sejak MBG pertama kali dilakukan pada Januari 2025 lalu.
"Kemarin kejadian karena mendapat informasi baru ganti supplier. Jadi bahan baku yang biasa dipasok oleh supplier yang rutin, karena ingin meningkatkan kearifan lokal diganti oleh supplier lokal yang mungkin belum siap," jelasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.