Senin, 29 September 2025

Direktur Imparsial Ardi Manto akan Laporkan Dugaan Teror dan Intimidasi ke Polda Metro Jaya

Direktur Imparsial, Ardi Manto Adiputra, menjadi korban dugaan teror dan intimidasi. Untuk itu dirinya akan melapor ke Polda Metro Jaya.

Editor: Wahyu Aji
Tribunnews/Danang Triatmojo
INTIMIDASI - Direktur Imparsial Ardi Manto Adiputra di acara diskusi daring ‘Problematika Militerisasi di Kejaksaan dan Insiden Disposal Amunisi, Jumat (16/5/2025). Ardi menjadi korban dugaan teror dan intimidasi setelah mobil pribadinya mengalami pemecahan kaca dan pencurian dokumen 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Direktur Imparsial, Ardi Manto Adiputra, menjadi korban dugaan teror dan intimidasi setelah mobil pribadinya mengalami pemecahan kaca dan pencurian dokumen pada Senin (8/9/2025), sekitar pukul 21.00 WIB. 

Sebelumnya, akun WhatsApp Ardi juga sempat diretas.

Imparsial adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) di Indonesia yang fokus pada pengawasan dan penyelidikan pelanggaran hak asasi manusia (HAM). 

Sehubungan dengan insiden ini, Koalisi Reformasi Sektor Keamanan dijadwalkan akan mendampingi Ardi untuk melapor dugaan teror tersebut ke pihak kepolisian.

Pelaporan akan dilakukan di Polda Metro Jaya, hari ini Selasa (9/9/2025), pukul 19.00 WIB.

Ardi Manto Adiputra dikenal sebagai sosok tegas dan kritis, Ardi telah lama aktif menyoroti isu-isu pelanggaran HAM, keamanan sipil, dan reformasi sektor keamanan.

Berpengalaman lebih dari satu dekade di bidang advokasi dan penelitian, Ardi sering menjadi narasumber bagi media nasional maupun internasional terkait kasus-kasus pelanggaran hak sipil dan politik di Indonesia.

Fokus terhadap transparansi, keadilan, dan perlindungan hak masyarakat membuatnya menjadi figur yang dihormati di kalangan aktivis, akademisi, dan penggiat HAM.

Selain aktif di Imparsial, Ardi juga dikenal luas karena konsistensinya dalam mendorong reformasi kebijakan publik yang berpihak pada rakyat, termasuk pengawasan terhadap aparat keamanan dan penguatan sistem hukum.

Karakternya yang kritis namun diplomatis membuatnya menjadi jembatan penting antara masyarakat sipil dan pemerintah.

Pria bergelar Sarjana Hukum ini diketahui menempuh pendidikan tinggi di bidang hukum dan ilmu sosial, yang membekalinya dengan pemahaman mendalam tentang hak asasi manusia, kebijakan publik, dan tata kelola pemerintahan. 

Ardi melanjutkan pendidikan pascasarjana di bidang Hukum HAM dan Kebijakan Publik, yang memperkuat kompetensinya dalam advokasi dan pengawasan kebijakan publik.

Selain pendidikan formal, Ardi aktif mengikuti berbagai pelatihan internasional dan program sertifikasi terkait hak asasi manusia, reformasi sektor keamanan, serta perlindungan sipil, baik di dalam maupun luar negeri.

Baca juga: Imparsial Desak Pengelolaan Tabungan Wajib Perumahan Prajurit TNI AD Diaudit

Pengalaman akademis dan pelatihan ini membekalinya dengan perspektif global sekaligus praktik nyata dalam memajukan kepatuhan HAM dan transparansi pemerintahan di Indonesia.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan