Demonstrasi di Berbagai Wilayah RI
UI hingga UII, Pernyataan Sejumlah Kampus soal Gelombang Demonstrasi
Menanggapi terjadinya gelombang demonstrasi besar-besaran, sejumlah kampus di Indonesia telah mengeluarkan pernyataan sikap.
Penulis:
Muhamad Deni Setiawan
Editor:
Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Sejak akhir bulan Agustus 2025 terjadi gelombang demonstrasi terjadi di Indonesia.
Aksi massa yang tersebar di berbagai daerah itu memiliki tuntutan yang beragam, akan tetapi bersumber dari akar permasalahan yang sama, yakni ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintahan.
Menanggapi terjadinya gelombang demonstrasi besar-besaran ini, sejumlah kampus di Indonesia telah mengeluarkan pernyataan sikap, di antaranya Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Islam Indonesia (UII).
Sejumlah poin disampaikan, seperti terkait tewasnya pengemudi ojek online (ojol) Affan Kurniawan (21) akibat dilindas oleh kendaraan taktis (rantis) yang dikendarai oleh Brimob pada Kamis malam, 28 Agustus 2025.
Saat itu, Affan Kurniawan sedang mengantar pesanan makanan ke Bendungan Hilir.
Ia terjebak kemacetan di Pejompongan, Jakarta Pusat, akibat demonstrasi yang ricuh di sekitar Gedung DPR RI.
Saat mencoba menyeberang di tengah kerumunan, Affan terpeleset dan jatuh.
Rantis Brimob melaju cepat untuk membubarkan massa dan menabrak serta melindas Affan.
Rantis sempat berhenti sejenak, lalu kembali melaju. Affan dilarikan ke RSCM, tetapi nyawanya tak tertolong.
Selain Affan Kurniawan, ada enam korban lain yang tewas dalam gelombang demonstrasi ini.
Mereka adalah Akbar Basri alias Abay, Sarina Wati, Syaiful Akbar, Budi Haryadi, Rheza Sendy Pratama, dan Rusdamdiansyah.
Baca juga: Sosok Rheza Sendy Pratama, Mahasiswa Amikom Yogyakarta Meninggal saat Demo
Pernyataan UII
UII membuat pernyataan sikap dengan tajuk Kita Semua adalah Affan Kurniawan. UII menyampaikan duka mendalam atas kepergian korban. Berikut pernyataan lengkapnya.
Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Keluarga besar Universitas Islam Indonesia (UII) menyampaikan duka mendalam atas wafatnya Affan Kurniawan, seorang anak bangsa yang menjadi tulang punggung keluarga yang kehilangan nyawanya akibat tindakan aparat keamanan. Kepergiannya mencerminkan potret getir rakyat kecil di tengah situasi ekonomi yang kian menghimpit, serta represivitas negara dalam merespons suara kritis warganya. Kita semua berpotensi menjadi Affan Kurniawan. Di kota lain, beberapa nyawa juga sudah melayang.
Karenanya, tragedi ini bukan hanya tentang Affan. Ia adalah tentang kita semua—tentang rakyat yang suaranya diabaikan, tentang kebijakan negara yang semakin menghimpit rakyat, tentang suara kritis yang dibungkam. Di sisi lain, elite bergelimang kuasa untuk diri sendiri dan kroninya, menjarah kekayaan negara, dengan mengabaikan kepentingan jangka panjang bangsa.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.