Petani Masuki Era Pertanian Presisi, Buku Panduan dan Drone Jadi Senjata Baru di Sawah
Inovasi di lapangan seperti buku panduan maupun penggunaan drone menjadi kunci agar Indonesia mampu memenuhi kebutuhan beras
Penulis:
Eko Sutriyanto
Editor:
Erik S
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Di tengah meningkatnya kebutuhan beras nasional, modernisasi pertanian menjadi kebutuhan mendesak.
Pertanian presisi kini mulai diperkenalkan sebagai pendekatan baru yang memanfaatkan teknologi dan data untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya seperti air, pupuk, dan pestisida demi meningkatkan hasil panen, efisiensi, sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan.
Dengan jumlah penduduk yang telah melampaui 280 juta jiwa, produksi beras Indonesia yang berada di kisaran 34 juta ton per tahun dinilai belum cukup mengimbangi laju konsumsi.
Baca juga: Ada Beras Murah Dijual di Kementerian Pertanian, Harganya Rp 60 Ribu Kemasan 5 Kg
Untuk menjawab tantangan itu, berbagai inovasi mulai diterapkan di tingkat akar rumput.
Petani tidak lagi hanya mengandalkan tradisi turun-temurun, tetapi mulai mendapat akses pada pengetahuan praktis dan teknologi digital yang dapat membantu meningkatkan produktivitas secara lebih efisien.
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, yang diwakili oleh Widiastuti SE MSi, Deputi Bidang Koordinasi Usaha Pangan dan Pertanian, menegaskan bahwa transformasi pertanian tidak boleh berhenti pada wacana.
“Teknologi harus hadir untuk memudahkan petani, bukan sebaliknya. Jika petani kita bisa menguasai praktik modern, maka ketahanan pangan akan lebih kokoh,” ujarnya saat peluncuran buku panduan Raih Hasil Optimal Budidaya Padi dan peresmian Drone Learning Center di Research and Development (R&D) Center Syngenta, Cikampek, Jawa Barat, belum lama ini.
Menurut Widiastuti, inovasi di lapangan seperti buku panduan maupun penggunaan drone menjadi kunci agar Indonesia tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan beras, tetapi juga mewujudkan kedaulatan pangan.
Panduan Budidaya Padi
Salah satu terobosan yang diluncurkan adalah buku panduan budidaya padi. Panduan ini menyajikan tahapan lengkap mulai dari persiapan lahan, pengaturan air, pemilihan benih, pemupukan, perlindungan tanaman, hingga panen.
Lebih dari sekadar teknis bertani, buku ini juga memperkenalkan praktik berkelanjutan seperti pemanfaatan jerami, pembuatan kompos, hingga penerapan teknologi digital di sawah.
Baca juga: Pentingnya Validasi Data Pertanian Demi Tercapainya Target Luas Tambah Tanam untuk Swasembada Pangan
“Bagi petani, buku ini bisa menjadi rujukan cepat ketika menghadapi persoalan lapangan. Sementara bagi penyuluh, panduan ini memudahkan komunikasi agar praktik yang diterapkan lebih seragam dan efektif,” jelas Eryanto, Presiden Direktur Syngenta Indonesia.
Drone di Sawah
Selain panduan tertulis, petani juga diperkenalkan dengan Drone Learning Center, sebuah fasilitas pelatihan penggunaan drone untuk pertanian.
Teknologi ini memungkinkan aplikasi pupuk maupun perlindungan tanaman dilakukan dengan lebih cepat, tepat, dan ramah lingkungan. Jika biasanya penyemprotan membutuhkan waktu berjam-jam, drone dapat menyelesaikannya hanya dalam hitungan menit.
Drone Rusia Masuki Polandia, Prancis Langsung Kerahkan 3 Jet Tempur Rafale |
![]() |
---|
Pakar: Drone-Drone Moskow di Atas Polandia, Rusia Lagi Tes Pertahanan NATO |
![]() |
---|
Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.296, NATO Geger usai Drone Rusia Meluncur ke Polandia |
![]() |
---|
Belanda Turun Gunung! Jet Tempur F-35 Dikerahkan Bantu NATO Tembak Drone Rusia di Langit Polandia |
![]() |
---|
Polandia Aktifkan Pasal Pertahanan NATO, Kerahkan Jet Tempur Tembak Jatuh Drone Rusia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.