Jumat, 3 Oktober 2025

Demo di Jakarta

Mahfud MD Buka Suara Soal Insiden Rantis Brimob Lindas Driver Ojol: Mereka Panik dan Terjepit

Mantan Menkopolhukam Mahfud MD menilai personel Brimob yang menabrak dan melindas driver ojol menggunakan rantis dalam kondisi panik.

Penulis: David AdiAdi
Editor: Tiara Shelavie
KOMPAS.com/Fristin Intan Sulistyowati
BRIMOB TABRAK OJOL - Mantan Menkopolhukam, Mahfud MD menilai personel Brimob yang menabrak dan melindas driver ojek online pada Kamis (28/8/2025) malam sedang dalam kondisi panik dan terjepit. 

TRIBUNNEWS.COM – Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan era Presiden ke-7 Joko Widodo, Mohammad Mahfud Mahmodin buka suara perihal insiden kendaraan taktis (rantis) Brimob menabrak driver ojek online.

Melalui sebuah postingan di akun Instagram pribadinya @mohmahfudmd, pria yang akrab disapa Mahfud MD itu menilai bahwa saat itu personel Brimob sedang dalam kondisi panik dan terjepit setelah mengamankan aksi demo buruh di depan Gedung DPR/MPR pada Kamis (28/8/2025).

“Personel Barakuda mungkin dalam situasi panik dan terjepit,” tulis Mahfud MD.

“Jika tidak tegas disalahkan oleh atasan, tetapi jika terlalu tegas berhadapan dengan massa,” sambungnya.

Selain itu, Mahfud MD juga beranggapan bahwa para pendemo tidak dapat disalahkan dan ditindak secara represif.

Hal itu karena demonstran sedang menyampaikan aspirasi dalam penegakan keadilan.

“Mereka yang sedang berdemo dan marah-marah juga tak bisa disalahkan begitu saja,” kata mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu.

Sementara itu, Mahfud MD justru menyalahkan sikap para pejabat yang korup dan serakahnomics.

“Yang salah adalah pejabat-pejabat korup yang memainkan politik dan ekonomi yang serakahnomics,” jelasnya.

Serakahnomics mengacu pada istilah yang diciptakan Presiden Prabowo untuk menggambarkan suatu pola ekonomi yang sangat mengutamakan keuntungan pribadi tanpa memperhatikan kepentingan sosial dan kesejahteraan masyarakat.

Istilah ini bukan sebuah mazhab ekonomi seperti liberal atau sosialis, melainkan sebuah tindakan keserakahan yang dilakukan oleh sejumlah oknum untuk mengambil keuntungan berlebihan dalam praktik bisnis, seperti di sektor pangan.

Baca juga: Eks Jenderal Polisi Sesalkan Brimob Lindas Ojol hingga Tewas: Rantis Bukan untuk Dorong Massa

Kronologi Rantis Brimob Lindas Driver Ojol

Seorang driver ojek online (ojol) bernama Affan Kurniawan menjadi korban tabrakan yang dilakukan oleh Personel Satuan Brimob.

Affan Kurniawan dilaporkan meninggal dunia setelah sempat dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada Kamis (28/8/2025).

Menurut keterangan saksi mata, Abdul (29), korban saat itu sedang mengantarkan pesanan makanan ke kawasan Bendungan Hilir.

Akibat kemacetan pasca-kericuhan, ia terhenti di sekitar Pejompongan dan kemudian tertabrak oleh kendaraan taktis (rantis) Brimob.

Abdul menggambarkan kendaraan tersebut melaju tak terkendali.

"Dia benar-benar nyoba nabrakin para pendemo, kanan kiri ugal-ugalan. Siapa saja di depannya dihajar," kata Abdul saat dihubungi TribunJakarta.com, Kamis malam.

Peristiwa ini memicu amarah massa yang kemudian berusaha mengejar dan melempari kendaraan Brimob.

Kapolda Metro Jaya Minta Maaf

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Asep Edi Suheri menyampaikan permintaan maaf atas insiden kendaraan taktis (rantis) Brimob Polda Metro Jaya yang menabrak seorang pengemudi ojek online berinisial AK (21) di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat, Kamis (28/8/2025) malam.

Irjen Asep menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga korban.

Ia menegaskan bahwa Polda Metro Jaya akan memproses tuntas peristiwa tersebut.

“Hari ini kami sangat berduka sekali kehilangan saudara kita. Saya atas nama pimpinan Polda Metro maupun kesatuan menyampaikan permohonan maaf yang mendalam dan duka cita sedalam-dalamnya kepada keluarga almarhum,” ujar Irjen Asep di Jakarta, Jumat (29/8/2025) dini hari.

Menurut Asep, dirinya sudah menemui langsung ayah korban untuk menyampaikan belasungkawa. 

“Alhamdulillah keluarga sudah menerima kami, meski tentu duka ini tidak mudah. Saya bisa merasakan apa yang dirasakan keluarga dan almarhum,” katanya.

Kapolda Metro Jaya menegaskan, pihaknya akan menindak tegas anggota yang melakukan kesalahan dalam insiden tersebut. 

Proses pemeriksaan akan dilakukan Divisi Propam Polri.

Baca juga: Tampang Oknum Brimob Terduga Penabrak Driver Ojol Affan Kurniawan, Belum Ditetapkan Tersangka

7 Personel Brimob Diperiksa

Mabes Polri telah memeriksa tujuh orang terduga pelaku yang menabrak driver ojol Affan Kurniawan.

Kadiv Propam Mabes Polri Irjen Abdul Karim mengatakan gelar perkara awal telah dilakukan bersama Divisi Hukum dan Sumber Daya Manusia (SDM) Polri.

“Adapun dari gelar awal ini kami sudah sepakati dan kami juga sudah sampaikan ke Kompolnas dan Komnas HAM bahwa terhadap tujuh orang ini dipastikan terduga pelanggar telah terbukti melanggar kode etik kepolisian,” ujarnya.

Abdul menegaskan, para oknum itu akan menjalani penempatan khusus di Direktorat Propam Polri selama 20 hari, mulai 29 Agustus sampai 17 September 2025.

Jika dinilai kurang, sanksi tersebut bisa diperpanjang.

“Selanjutnya untuk identifikasi yang sudah kita dapatkan yaitu ditemukan dua orang yang duduk di depan termasuk pengemudi dan lima orang lainnya duduk di belakang. Adapun pengemudi yaitu Bripka R, sedangkan yang duduk di sebelahnya Kompol C,” ujarnya.

Sementara itu, lima anggota lain yang duduk di belakang adalah Aipda R, Briptu D, Bripda M, Baraka J, dan Baraka Y.

Ia menambahkan, pemeriksaan masih berlanjut dengan meminta klarifikasi dari saksi-saksi yang mengetahui kejadian.

“Kami mohon kepada seluruh masyarakat untuk memberikan kepercayaan kepada kami dalam rangka penegakan kode etik di lingkungan Polri ini,” ucapnya.

Pengakuan Oknum Brimob

Dalam pemeriksaan, seorang anggota Brimob terduga pelaku penabrak Affan Kurniawan mengaku tak sadar telah melindas korban.

Menurut pengakuan terduga pelaku, saat itu kondisi Rantis yang mereka tumpangi dilempar batu, bambu, hingga petasan.

"Pas melindas nyangkanya itu batu apa gimana?" tanya penyidik.

"Iya karena kita dilempari batu bambu sama massa bom molotov petasan," jawab seorang anggota Brimob.

Kemudian, penyidik Propam kembali bertanya apakah mereka tidak bisa melihat dari dalam kendaraan jika ada korban di posisi bawah mobil.

Lalu, oknum Brimob itu membenarkan kesulitan untuk melihat dari dalam kendaraan jika ada orang di bawah kendaraan taktis tersebut.

"Jadi tidak tahu tuh batu atau apa ya? kalau orang itu terjatuh dalam kondisi normal nggak dilemparin bisa nggak sih liat ke posisi bawah gitu?" tanya penyidik.

"Kalau kejadian normal tidak bisa lihat bawah karena sudut pandangnya tinggi. Kalau di depan keliatan dia," jawab seorang oknum Brimob.

Lebih lanjut, oknum Brimob itu mengklaim bahwa kondisi dalam kendaraan saat itu penuh gas air mata.

"Jadi kalau ada case gitu bapak tidak bisa melihat berarti agak samar gitu ya? Tidak terlihat apalagi kondisinya malam?" tanya penyidik.

"Malam, terus asap gas air matanya itu tebal di dalam. Pas sebelum atas ditutup itu kan asap masuk, nah di situlah mata kita itu pandangan kita udah itulah," jawab oknum Brimob tersebut.

Dalam video yang beredar, terungkap detik-detik kejadian Affan Kurniawan tertabrak Rantis Brimob Polri di Pejompongan, Jakarta Pusat.

Berdasarkan video yang beredar kendaraan tersebut tampak melaju kencang ke arah kerumunan massa sambil menyalakan sirine.

Sejumlah orang yang berada di jalurnya berhamburan untuk menyelamatkan diri.

Namun, seorang driver ojol yang diketahui bernama Affan Kurniawan tidak sempat menghindar dan akhirnya tertabrak.

(Tribunnews.com/David Adi/Reynas Abdila/Igman Ibrahim) (TribunJakarta.com/Rr Dewi Kartika)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved