Sabtu, 4 Oktober 2025

Kapan Hari Konferensi Meja Bundar Diperingati? Berikut Sejarah Singkatnya

Hari Konferensi Meja Bundar diperingati setiap satu tahun sekali pada tanggal berapa? ini jadwal dan sejarah singkatnya berikut ini.

Canva Tribunnews
KONFERENSI MEJA BUNDAR - Grafis hari peringatan konferensi meja bundar dibuat melalui Canva pada Kamis (21/8/2025), simak jadwal peringatan dan sejarah singkatnya berikut ini. 

Sebagai tindak lanjut KMB antara Indonesia dan Belanda, Republik Indonesia juga mendesak Belanda keluar dari Indonesia yang ditandai dengan upacara pengakuan kedaulatan terhadap Indonesia.

Penandatanganan naskah penyerahan berlangsung di dua kota yaitu Amsterdam dan Jakarta.

Hasil KMB

  • Belanda mengakui RIS sebagai negara yang merdeka dan berdaulat
  • Pengakuan kedaulatan dilakukan selambat-lambatnya tanggal 30 Desember 1949
  • Masalah Irian Barat akan diadakan perundingan lagi dalam 1 tahun setelah pengakuan kedaulatan RIS
  • Antara RIS dan Kerajaan Belanda akan diadakan hubungan Uni Indonesia-Belanda yang diketuai Belanda
  • RIS harus membayar semua utang Belanda sejak tahun 1942.

Baca juga: Sejarah dan Isi Konferensi Meja Bundar, Akhir Penjajahan Belanda di Indonesia

Latar Belakang Diadakan Konferensi Meja Bundar

Tanggal 23 Agustus 1949, Wakil Presiden Indonesia Mohammad Hatta menyambut perwakilan Australia di Komisi PBB untuk Indonesia Tom Critchley pada pembukaan Konferensi Meja Bundar Belanda-Indonesia di Den Haag, Belanda.

Setelah bernegosiasi selama beberapa bulan, Konferensi tersebut menghasilkan kesepakatan bahwa Belanda setuju untuk menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat.

Konferensi Meja Bundar dilatarbelakangi oleh Agresi Militer Belanda I dan II serta perjanjian-perjanjian yang tidak dapat menyelesaikan perang Indonesia dan Belanda.

Di antaranya yaitu Perjanjian Linggarjati pada tahun 1946, Perjanjian Renville pada tahun 1948 dan Perjanjian Roem-Royen pada tahun 1949.

1. Perjanjian Linggarjati

Perjanjian Linggarjati adalah perjanjian Belanda untuk mengakui kemerdekaan Indonesia.

Namun, Belanda hanya mengakui wilayah Jawa, Madura, dan Sumatra sebagai bagian dari Indonesia dalam Perjanjian Linggarjati yang dilakukan pada 10-15 November 1946 di Kuningan, Jawa Barat dan disahkan 25 Maret 1947.

Selain itu, Perjanjian Linggarjati berisi pembentukan Republik Indonesia Serikat dan Uni Indonesia Belanda dengan Ratu Belanda sebagai kepala Uni.

2. Perundingan Renville

Setelah perjanjian Linggarjati, Belanda melanggar perjanjian itu dengan melakukan Agresi Militer Belanda I pada 21 Juli 1947 di kota-kota di Jawa dan Sumatra.

Indonesia dengan dibantu PBB, kemudian membentuk Komisi Tiga Negara (KNT), terdiri dari Australia sebagai perwakilan Indonesia (Richard C. Kirby), Belgia sebagai perwakilan Belanda (Paul Van Zeeland), dan Amerika Serikat sebagai penengah (Prof. Dr. Frank Graham).

Kemudian, KNT berunding di atas kapal AS bernama USS Renville yang berada di Pelabuhan Tanjung Priok pada 17 Januari 1948.

Delegasi Indonesia diketuai Perdana Menteri Amir Syarifudin dan Belanda menempatkan seorang Indonesia bernama R. Abdulkadir Wijoyoatmojo sebagai ketuanya.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved