Ijazah Jokowi
Dokter Tifa Sebut Peluncuran Buku Jokowi’s White Paper Diwarnai Intimidasi, Seret Nama UGM
Dokter Tifa mengatakan, awalnya sudah mendapatkan izin menggunakan Ruang Nusantara UC UGM untuk soft opening buku Jokowi’s White Paper.
TRIBUNNEWS.COM - Dokter Tifauzia Tyassuma atau dokter Tifa mengatakan soft launching buku "Jokowi’s White Paper" diwarnai dengan intimidasi, karena batal digelar di Ruang Nusantara University Club (UC) Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.
Buku "Jokowi’s White Paper" yang berisi terkait dugaan ijazah palsu Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) itu merupakan karya dokter Tifa, Pakar Telematika Roy Suryo, dan Ahli digital forensik Rismon Sianipar.
Buku setebal lebih dari 700 halaman itu rencananya diluncurkan bertepatan dengan Hari Konstitusi, Senin (18/8/2025), sebagai “kado” bagi 80 tahun kemerdekaan Indonesia.
Namun, terjadi pembatalan sepihak dari pihak UC UGM terkait hal ini, sehingga dokter Tifa, Roy Suryo, Rismon, beserta tamu-tamu lainnya harus berpindah lokasi.
Padahal, acara itu sudah disiapkan jauh-jauh hari dan pembayaran uang muka gedung pun sudah dilakukan.
Dokter Tifa pun menjelaskan, awalnya sudah mendapatkan izin menggunakan Ruang Nusantara UC UGM untuk melangsungkan acara peluncuran buku tersebut.
Namun, tiba-tiba, dokter Tifa mengaku dikirimi pesan dan menyebutkan bahwa pihak kepolisian dan UGM menanyakan berbagai hal terkait acara yang akan digelar itu.
Dia pun merasa heran karena menurutnya, jika ada acara lain yang terselenggara tidak akan ditanya-tanya demikian.
"Saya melakukan komunikasi dengan pihak UC dan diterima dengan baik oleh manajemennya, kami diberikan kesempatan untuk bersilaturahmi dan berinteraksi dengan sesama alumni UGM dan sudah diberikan ruangan di ruang Nusantara," jelasnya saat soft launching, Senin (18/8/2025), dikutip dari YouTube Langkah Update.
"Tetapi tiba-tiba pada malam hari, saya mendapatkan WA, katanya siapa yang ingin mengadakan, jadi dari kepolisian dan dari pihak UGM itu menanyakan siapa yang menyelenggarakan dan sebagainya. Saya rasa kalau ada arisan atau apapun yang diselenggarakan di sini (Ruang Nusantara UC UGM) juga nggak bakal ditanya seperti itu," sambungnya.
Dokter Tifa pun mengklaim bahwa pembatalan tempat itu juga atas campur tangan dari kampus UGM sendiri.
Baca juga: Jokowis White Paper, Buku yang Ditulis Roy Suryo cs tentang Dugaan Kepalsuan Ijazah Jokowi Dirilis
Namun, dari pihak UGM sendiri menyatakan bahwa acara itu mengandung unsur politis karena melibatkan Jokowi dan pihak kampus tidak ingin terlibat dalam hal itu.
Kemudian, acara itu juga dinilai tidak sesuai kaidah yang berlaku di unit usaha UGM sebagai lembaga pendidikan.
Padahal, kata dokter Tifa, sebelumnya pada 26 Juli 2025 lalu, ketika Joko Widodo (Jokowi) menggelar reuni diperbolehkan, bahkan ada beberapa orang yang memakai baju warna biru bukan merupakan alumni UGM, tetapi tetap diperbolehkan mengikuti acara.
Acara reuni itu digelar di aula Fakultas Kehutanan dan dihadiri oleh puluhan alumni Angkatan 1980 yang menamakan diri sebagai Spirit 80 dan mereka kompak memakai seragam kaus berkerah warna biru laut dengan tulisan border ‘Reuni 45 Spirit 80: 1980-2025’ dengan logo UGM di dada.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.