Siapa Bapak Pramuka Indonesia? Bukan Robert Baden Powell, Ini Profil dan Info Menariknya
Hari Pramuka nasional diperingati hari ini, Kamis (14/8/2025), simak profil dari sosok bapak pramuka Indonesia, lengkap dengan info menariknya.
Dia juga berperan penting dalam mendapatkan status khusus bagi Yogyakarta sebagai daerah istimewa.
Pada 1946, ia menjabat sebagai menteri di kabinet yang dipimpin oleh Presiden Soekarno.
Tahun 1966, posisinya menjabat sebagai Menteri Utama bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri (Ekuin).
Tahun 1973, Hamengkubuwono IX diangkat sebagai wakil presiden.
Di akhir masa jabatannya pada tahun 1978, ia menolak untuk dipilih kembali dengan alasan kesehatan.
Tetapi, terdapat rumor yang menyatakan bahwa penolakannya disebabkan oleh ketidaksetujuannya terhadap gaya kepemimpinan Presiden Soeharto yang represif, seperti yang terlihat pada Peristiwa Malari, serta korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
Ketika 1 Oktober 1988, Hamengkubuwono IX meninggal dunia di George Washington University Medical Centre, Amerika Serikat, dan dimakamkan di pemakaman para sultan Mataram di Imogiri.
Baca juga: 4 Teks Doa Renungan dan Ulang Janji pada Peringatan Hari Pramuka ke-64 Tahun 2025
Kenapa Disebut sebagai Bapak Pramuka Indonesia?
Sultan Hamengkubuwono IX sejak muda aktif dalam organisasi pendidikan kepanduan.
Menjelang tahun 1960-an, ia telah menjadi Pandu Agung (Pemimpin Kepanduan).
Presiden Soekarno juga sering berkonsultasi dengannya tentang penyatuan organisasi kepanduan dan pendirian gerakan pramuka.
9 Maret 1961, dibentuklah Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka yang terdiri dari Hamengkubuwono IX, Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, dan Achmadi.
Kemudian mereka menyusun Anggaran Dasar Gerakan Pramuka dan melahirkan Keputusan Presiden RI No. 238 Tahun 1961.
Berbagai organisasi kepanduan di Indonesia akhirnya bergabung menjadi satu dalam organisasi pramuka yang resmi berdiri pada 14 Agustus 1961.
Pramuka diambil dari kata "Poromuko", yang berarti prajurit terdepan dalam peperangan, dan merupakan singkatan dari "Praja Muda Karana", yang berarti jiwa muda yang suka berkarya.
Hamengkubuwono IX ditunjuk sebagai Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) dan Wakil Ketua I Majelis Pembimbing Nasional (Mapinas), dengan Ketua Mapinas adalah Presiden RI.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.