Senin, 6 Oktober 2025

Diaspora hingga Middle Power: OXSI–Pijar Foundation Bahas Arah Kebijakan Luar Negeri Indonesia

OXSI bersama Pijar Foundation menggelar Community of Practice (CoP) Discussion Series on Foreign Policy and Geopolitics – Indonesia Perspective. 

Editor: Wahyu Aji
HandOut/IST
BAHAS PERAN INDONESIA - Suasana diskusi Community of Practice (CoP) Discussion Series on Foreign Policy and Geopolitics – Indonesia Perspective hasil kerja sama Oxford Society Indonesia (OXSI) dengan Pijar Foundation. Diskusi ini menghadirkan tokoh-tokoh terkemuka dari akademisi, kebijakan publik, dan jaringan internasional untuk membahas posisi dan peluang Indonesia di panggung global. 

Hasiolan EP/Tribunnews.com

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dalam menghadapi perubahan kekuatan global dan kompleksitas geopolitik yang kian dinamis, Oxford Society Indonesia (OXSI) bersama Pijar Foundation menggelar Community of Practice (CoP) Discussion Series on Foreign Policy and Geopolitics – Indonesia Perspective. 

Acara ini mempertemukan akademisi, pakar kebijakan publik, dan jaringan internasional untuk membahas posisi serta peluang strategis Indonesia di panggung dunia.

Kolaborasi ini sejalan dengan misi Pijar Foundation untuk mendorong dialog publik yang terbuka, inklusif, dan berorientasi masa depan, serta menghubungkan berbagai sektor dalam menjawab tantangan nasional maupun global.

Dua pembicara utama hadir, yakni Dr. Vishnu Juwono — alumnus Oxford, Ketua UI Greenmetric, dan Associate Professor Public Governance di Universitas Indonesia — serta Abid Abdurrahman Adonis, peneliti di Oxford Internet Institute sekaligus Presiden PPI Oxford 2022–2023.

Keduanya membedah isu seperti pergeseran kekuatan dunia, warisan kebijakan luar negeri pasca-Trump, hingga meningkatnya peran middle powers dalam tatanan global yang terfragmentasi.

Acara dibuka oleh Alfi Naufida (Presiden OXSI) dan Cazadira Fediva Tamzil (Direktur Eksekutif Pijar Foundation).

Alfi menegaskan peran diaspora dan alumni Oxford sebagai jembatan perspektif global dan prioritas lokal.

“Kami percaya diaspora Indonesia mampu memperkaya wacana kebijakan dan mendorong solusi atas tantangan nasional,” ujarnya.

Sementara itu, Cazadira memperkenalkan Pijar Foundation sebagai organisasi nirlaba yang bekerja menuju visi Indonesia Maju 2045 melalui tiga pilar: pengembangan talenta masa depan, inkubasi kewirausahaan inovatif, dan advokasi kebijakan publik.

Ia menyoroti kolaborasi lintas sektor, mulai dari kemitraan AI dengan perusahaan modal ventura hingga kerja sama teknologi dengan pemerintah Inggris lewat E-Tech Hub.

Diskusi menegaskan pentingnya strategi Indonesia dalam menyeimbangkan ketahanan domestik dengan diplomasi proaktif, memperkuat keamanan ekonomi dan teknologi, serta membangun koalisi strategis middle power demi mempertahankan multilateralisme.

Peran diaspora pun dinilai krusial untuk membuka kolaborasi internasional, terutama di tengah dampak kebijakan “America First”, ketegangan AS–Tiongkok, dan perubahan geopolitik lainnya.

Abid menggarisbawahi bahwa kebijakan luar negeri selalu berakar pada kondisi domestik, dan bahwa keamanan ekonomi serta teknologi kini menjadi prioritas utama, mirip dengan dinamika era Perang Dingin.

Ini menjadi kolaborasi kedua OXSI dan Pijar Foundation setelah Kartini Day Talk 2025: Networking Brunch yang merayakan kepemimpinan perempuan.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved