Demokrat Sebut Momen Gibran Tak Salami AHY Hanya Framing
Momen Gibran tak salami AHY picu spekulasi tentang disharmoni politik di kabinet, Demokrat sebut itu hanya fraiming.
Penulis:
Fersianus Waku
Editor:
Theresia Felisiani
AHY tampak memandangi Gibran, yang langsung menyalami Jaksa Agung ST Burhanuddin, bukan para menteri yang berdiri di barisan depan.
Pengamat politik menyebut gestur ini bisa menjadi simbol ketegangan atau rivalitas politik, terutama menjelang Pilpres 20295.

Analisis Pengamat
Yusak Farchan: Menilai Gibran tidak mampu membaur dengan semua kelompok politik. Ia menyebut rivalitas antara “geng Solo” (Gibran) dan “geng Pacitan” (AHY) makin terasa.
Adi Prayitno: Menyebut insiden ini bisa jadi gimik politik atau komoditas viral. Ia menyoroti bahwa budaya salaman sangat penting dalam konteks politik Indonesia4.
Dedi Kurnia Syah: Menilai gestur Gibran menunjukkan ketidaksiapan mental dalam memimpin dan kurangnya relasi kuat dengan tokoh-tokoh yang berseberangan dengan Jokowi.
Isu yang Mengiringi
Dugaan keterlibatan Partai Demokrat dalam isu ijazah palsu Jokowi, yang sempat menyeret nama Susilo Bambang Yudhoyono.
Spekulasi bahwa AHY lebih diandalkan oleh Presiden Prabowo dalam kegiatan kenegaraan dibanding Gibran.
Potensi persaingan antara Gibran dan AHY dalam Pilpres 2029, yang membuat setiap gestur politik menjadi sorotan tajam.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.