Membaca Makna Makan Siang Gibran dan Dasco, Wujud Bantah Hubungan Prabowo-Jokowi Renggang?
Apakah unggahan Gibran makan siang bersama Dasco menjadi wujud hubungan Prabowo-Jokowi baik-baik saja? Berikut analisis pengamat.
Penulis:
Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor:
Pravitri Retno W
"Karena selama ini ada suatu keyakinan, kalau pemerintah atau Prabowo Subianto kekuasaan politik itu baik dengan Megawati dan PDIP, itu artinya dengan Solo baik-baik saja, dan begitu pula sebaliknya," kata Adi, dikutip dari program Kompas Petang di YouTube Kompas TV, Senin (11/8/2025).
Adi mengatakan Prabowo memiliki mazhab politik ingin berhubungan baik dengan seluruh masyarakat dan para tokoh politik, seperti Megawati dan Jokowi.
Sehingga, dia mengungkapkan publik tidak bisa membaca pandangan politik Prabowo secara kaku.
"Artinya Prabowo itu baik dengan SBY, Jokowi, dan Megawati Soekarnoputri," ujarnya.
Adi juga meminta publik tidak membentur-benturkan terkait perbedaan gaya kepemimpinan dengan hubungan antara Prabowo dan Jokowi.
Dia mencontohkan, terkait proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) yang digagas dan dibangun di era kepemimpinan Jokowi, seakan tidak lagi jor-joran dilanjutkan oleh Prabowo.
Menurutnya, Prabowo kini masih berfokus terhadap program-program yang memang langsung dirasakan oleh masyarakat seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) hingga Koperasi Desa Merah Putih.
"Pak Jokowi tidak melakukan itu secara prinsip dan menjadikan prinsip infrastruktur seperti IKN dijadikan instrumen untuk menyelesaikan permsalahan kebangsaan. Itulah yang kemudian dibentur-benturkan oleh publik."
"Bagi saya, Pak Prabowo itu memiliki style tersendiri, agak berbeda dengan pemimpin-pemimpin sebelumnya tapi itu jangan ditafsirkan sebagai sebuah hal yang sifatnya konflik atau pun berbeda secara mazhab," jelas Adi.

Senada dengan Adi, Direktur Eksekutif Charta Politika, Yunarto Wijaya, menilai pertemuan Gibran dan Dasco menjadi bantahan terkait isu hubungan Prabowo-Jokowi yang tidak baik-baik saja setelah pemberian amnesti terhadap Hasto.
Yunarto juga menambahkan postingan Gibran itu sekaligus membantah spekulasi bahwa Jokowi seakan sudah ditinggalkan Prabowo secara politik.
"Kalau kita mau berspekulasi dari sisi persepsi, mungkin saja Mas Gibran mewakili kekuatan politik Jokowi ingin menunjukkan bahwa terlepas adanya pemberian amnesti kepada Hasto, terlepas kemudian hubungan PDI Perjuangan dengan Prabowo dan hubungan Ibu Mega dengan Prabowo, tapi tidak serta merta kami (keluarga Jokowi) ditinggalkan," tuturnya.
Baca juga: Jokowi Ngaku Beri Perintah Impor Gula, Kuasa Hukum Tom Lembong: Bukti Proses Hukum Diskriminatif
Yunarto juga seakan sepakat dengan Adi terkait tidak serta merta ketika adanya hubungan Prabowo dan Jokowi tengah harmonis, maka diasumsikan hubungannya dengan Megawati merenggang. Hal itu, sambungnya, juga tidak berlaku sebaliknya.
"Saya menilai tidak bisa melihat itu secara hitam dan putih," katanya.
Di sisi lain, pandangan sedikit berbeda disampaikan oleh Direktur Eksekutif Lingkar Madani, Ray Rangkuti.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.