Sabtu, 4 Oktober 2025

Prada Lucky Namo Meninggal

Daftar Kasus Junior Dianiaya Senior di TNI 3 Tahun Terakhir, Terbaru Tewasnya Prada Lucky

Kasus senior aniaya junior di TNI hampir terjadi tiap tahun dalam tiga tahun terakhir. Bahkan, peristiwa semacam itu terjadi di tiap matra.

|
Tribun Jambi
PENGANIAYAAN DI TNI - Ilustrasi TNI. Kasus senior aniaya junior di TNI hampir terjadi tiap tahun dalam tiga tahun terakhir. Bahkan, peristiwa semacam itu terjadi di tiap matra. 

Menurut pengakuan keluarga, Prada Indra dilaporkan tewas karena dehidrasi berat karena main futsal.

Lalu, dugaan menguat, ketika jenazahnya tiba di rumah duka di Tangerang, Banten, peti dalam kondisi tergembok. Hanya saja, perwakilan TNI AU yang mengantar jenazah Prada Indra, Mayor Rianto, tidak diberi kuncinya,

Akhirnya, keluarga pun membuka peti jenazah menggunakan palu. Pada momen itulah, terlihat kondisi tubuh Prada Indra dipenuhi luka.

Kakak Prada Indra, Rika Wijaya, menuturkan, tak hanya luka lebam tetapi adapula luka yang diduga akibat sayatan. Tak cuma itu, darah juga keluar dari kepala Prada Indra hingga menembus ke kain kafan.

"Kami buka kain kafannya mulai dari bagian kepala. Nah mulai dari bagian kepala yang kami lihat adalah darah," terang Rika pada 23 November 2022 lalu.

Akhirnya, diketahui Prada Indra merupakan korban penganiayaan oleh empat seniornya dengan dalih pendisiplinan.

Adapun keempat pelaku tersebut adalah Prada SL, Prada MS, Pratu DD dan Pratu BG.

Keempat pelaku pun dijerat dengan Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan dan 351 KUHP ayat 3 tentang Penganiayaan yang Menyebabkan Meninggal.

Mereka juga dikenai Pasal 131 KUHP M ayat 3 terkait penganiayaan atasan kepada bawahan.

Kasus di TNI AD: Terjadi di Semarang, Senior Pukul Dada dan Leher Junior hingga Tewas

Pada 30 November 2023, kasus penganiayaan dialami oleh seorang prajurit berinisial Prada MZR oleh enam anggota Batalyon Zeni Tempur 4/Tanpa Kawandya, Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Keenam pelaku adalah Pratu D, Pratu W, Pratu N, Pratu Y, Pratu M, dan Pratu B.

Kapendam IV/Diponegoro, Kolonel Inf Richard Harison, mengatakan penganiayaan berawal ketika para pelaku menegur korban setelah apel malam.

"Itu khan senior-yunior. Waktu itu juniornya ada teguran dari seniornya. Akhirnya dikumpulkan dan ditindak, hingga terjadi pemukulan," tuturnya dikutip dari Tribun Jateng.

Harison mengungkapkan saat itu Prada MZR tidak sendiri, tetapi ada empat orang lainnya yang turut dikumpulkan oleh seniornya.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved