Selasa, 7 Oktober 2025

Kecam Perusakan Rumah Doa di Padang Sumatera Barat, Anggota DPR: Merusak Kebhinekaan

Selly berpendapat, peristiwa perusakan tersebut menciderai prinsip Kebhinekaan di Indonesia, salah satunya toleransi dan jaminan kebebasan beragama.

Tangkapan layar video Instagram @infosumbar
AKSI PERUSAKAN - Warga merusak sebuah rumah doa yang juga dijadikan tempat pendidikan bagi siswa Kristen milik jemaat Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) di Kelurahan Padang Sarai, Kecamatan Koto Tangah, Padang, Sumatera Barat, Minggu (27/7/2025) sore. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Kelompok Fraksi (Kapoksi) PDIP Komisi VIII DPR RI, Selly Andriany Gantina, mengecam aksi perusakan rumah doa yang juga dijadikan tempat pendidikan agama siswa Kristen milik jemaat Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) di Kelurahan Padang Sarai, Kecamatan Koto Tangah, Padang, Sumatera Barat.

Padang adalah ibu kota Provinsi Sumatera Barat dan merupakan kota terbesar di pesisir barat Pulau Sumatera.

Baca juga: Sosok Brigjen Solihin, Wakapolda Sumbar yang Ancam 9 Pelaku Perusakan Rumah Doa di Padang

Selly berpendapat, peristiwa perusakan tersebut menciderai prinsip Kebhinekaan di Indonesia, salah satunya toleransi dan jaminan kebebasan beragama.

Kebhinekaan adalah konsep yang mencerminkan keberagaman dalam masyarakat—baik dari segi suku, agama, budaya, bahasa, maupun adat istiadat. Di Indonesia, kebhinekaan menjadi fondasi penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

"Peristiwa yang menimpa GKSI di Padang benar-benar merusak prinsip Bhineka dan toleransi beragama," kata Selly kepada wartawan, Senin (28/7/2025).

Baca juga: Komnas PA Nilai Intervensi Stafsus KemenHAM di Kasus Retret Sukabumi Timbulkan Kekhawatiran

Peristiwa tersebut terjadi pada Minggu (27/7/2025) sore di Kelurahan Padang Sarai, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang

Dalam video yang beredar di media sosial, sejumlah orang terlihat melempari rumah doa dengan batu dan kayu hingga memecahkan kaca-kaca jendela.

Rumah doa adalah tempat ibadah yang digunakan oleh jemaat untuk berdoa, berkumpul, dan melakukan kegiatan keagamaan secara sederhana dan non-formal.

Perempuan dan anak-anak yang berada di dalam bangunan itu berhamburan keluar sambil menangis.

Kepolisian Daerah Sumatera Barat pun telah menangkap sembilan orang yang diduga terlibat dalam perusakan rumah doa tersebut.

Selly mendesak aparat keamanan agar segera bertindak tegas dalam menangani kasus ini. 

“Negara harus hadir secara tegas dalam menjamin keamanan tempat ibadah dan memberikan rasa keadilan bagi masyarakat, khususnya anak-anak yang turut menjadi korban dalam peristiwa ini,” tegas Legislator Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Barat VIII itu.

Dia juga meminta agar semua pihak, khususnya masyarakat, tokoh agama, dan pemangku kebijakan menahan diri dan tidak terprovokasi. 

Selly pun mendorong masyarakat bersama-sama menjaga ruang damai antarumat beragama dengan menjunjung sikap menghormati dan saling menjaga.

“Kejadian ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa harmoni sosial tidak terjadi begitu saja, melainkan perlu dibangun terus melalui dialog, edukasi, dan komitmen kolektif untuk menjaga ruang-ruang hidup bersama,” ucapnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved